Kembangkan Usaha Kuliner Tradisional

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:52 WIB
Kembangkan Usaha Kuliner...
Kembangkan Usaha Kuliner Tradisional
A A A
Tren usaha di bidang kuliner akhir-akhir ini kerap menjadi pilihan mereka yang ingin ber-entrepreneurship.

Besarnya pasar dan kesempatan membuat saingan dalam mendirikan usaha ini juga banyak, sehingga dibutuhkan ide dan motivasi berbeda agar produk makanan yang dijual menjadi dambaan pelanggan. Hal itulah yang dilakukan Samurai.

Roy, sapaan akrabnya, mencoba menjual makanan tradisional Indonesia, yaitu pecel, tetapi dengan kemasan yang modern. Ia memberi nama Wenmit Pecel Bento pada usahanya itu. Apa alasan Roy berani mengusung usaha ini dan apa saja kendala yang dilalui? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDO dengan pria berusia 44 tahun ini.

Bagaimana awal perjalanan karier Anda sebelum menjadi seorang entrepreneur ?

Lulus kuliah tahun 1996 saya melamar pekerjaan di sebuah bank swasta di Jakarta dan kemudian bekerja di bagian collection department sekitar tiga tahun. Keluar dari bank, saya bekerja di perusahaan milik keluarga sampai tahun 2000. Hingga kemudian dipercaya mendirikan dan mengelola sebuah unit usaha leasing di Surabaya.

Tahun 2006 perusahaan leasing yang saya dirikan saya tutup karena kena krisis dan akhirnya saya ikut sebuah pelatihan entrepreneur university . Selesai pelatihan saya merintis usaha investasi, garmen, dan kuliner sambil aktif di berbagai komunitas entrepreneur yang ada di Surabaya sehingga terpilih menjadi ketua Surabaya EntrepreneurCommunity tahun 2008-2010.

Bagaimana ide awal mendirikan Wenmit Pecel Bento?

Sekitar tahun 2010-2011 saya diajak beberapa kawan untuk membuat sebuah bisnis kuliner yang intinya adalah berbahan dasar makanan tradisional tapi berkonsep modern dan tidak kampungan sehingga bisa dijual mahal. Karena tinggal di Jawa Timur dan mempunyai teman dengan latar belakang keahlian membuat olahan makanan dari kacang, maka produk yang kami ambil untuk dibisniskan adalah bumbu pecel. Kami melihat pecel itu makanan yang ada di mana pun dan disukai semua kalangan, tetapi disajikan begitu saja, sehingga harganya sangat murah. Kami kemudian bersepakat mengolah pecel tradisional menjadi pecel modern.

Kenapa dinamakan Wenmit Pecel Bento?

Alasannya karena makanan yang kami usung adalah makanan tradisional Jawa Timur, yaitu pecel. Bisnis ini muncul karena pertemuan beberapa orang, dalam bahasa Inggris bisa disebut dengan ‘when meet’ yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah ‘ketika bertemu’. Sebab, kami orang Jawa Timur, maka ketika dilafalkan kata yang keluar menjadi ‘wenmit’ .

Sejak kapan bisnis itu berjalan dan sejauh apa perkembangannya kini?

Bisnis ini berjalan sekitar 2010, dimulai dengan outlet pertama di Kota Lamongan. Lalu ekspansi ke Makassar, Aceh, Sragen, Surabaya, dan Tanjung Pinang di Kepulauan Riau. Konsep jualannya menggunakan gerobak, sehingga bisa mobile dengan mudah ke mana pun. Ada sejumlah karyawan yang bergabung dalam bisnis ini dan omzet yang didapatkan sangat menggembirakan sesuai dengan target yang kami canangkan setiap bulan. Sehingga, secara grafik progress-nya naik terus. Kami juga menjual bumbu pecel dalam kemasan dan melayani catering untuk perkantoran, serta permintaan pembuatan tumpeng untuk event.

Apa saja kendala yang dilalui ketika merintis usaha ini?

Banyak sekali kendala, terutama di bidang marketing dan di bidang sumber daya manusia. Masalah khas yang dialami oleh semua pengusaha, di mana kalau mau maju harus bisa jualan. Namun, ketika penjualan stabil tiba-tiba karyawan mengundurkan diri karena keinginan berbisnis sendiri atau bergabung dengan perusahaan lain.

Apa manfaat yang Anda rasakan dengan menjalankan bisnis pecel?

Berdasarkan apa yang saya hadapi dan saya selesaikan, sebagai akibatnya saya mendapatkan ilmu lebih. Jadi bukan hanya bicara teori, tetapi saya jadi tahu dan paham apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Ada masalah dan ada solusi. Masalah saya sendiri yang saya selesaikan sehingga menjadi sebuah teori motivasi.

Adakah peristiwa yang menjadi titik terendah dalam hidup Anda?

Saya pernah mengalami rumah saya dilelang bank, sehingga tidak punya rumah. Kemudian mobil saya disita karena menunggak pembayaran. Hanya punya uang Rp1 juta di kantong, padahal harus mencari rumah untuk disewa kalau masih ingin punya tempat berteduh sementara. Namun, di sisi lain, saat bersamaan ibu saya datang berkunjung dan mobil rental yang saya sewa, kaca depannya pecah karena terkena tendangan anak saya ketika kami sedang bercanda. Kesulitan datang bersamaan.

Apa rencana ke depan yang ingin Anda capai dalam hidup?

Rencana yang ingin saya capai adalah saya ingin bisa memotivasi saudara-saudara saya orang Indonesia yang ada di Papua, Aceh, dan Maluku. Saya ingin membuka restoran sebagai penampakan besar dari Wenmit Pecel Bento. Selain itu, saya ingin membuka panti asuhan untuk anak yatim dan piatu.

Saat ini apa kesibukan seharihari Anda?

Kesibukan saya adalah jalan-jalan ke berbagai kota di Indonesia. Kemudian, saat berada di rumah saya, yakni di Surabaya, saya sibuk bermain dengan kedua jagoan saya. Selain itu, saya sangat sibuk memainkan gadget saya, karena harus melayani sharing dari kawan-kawan di seluruh Indonesia untuk mengurusi bisnis dan investasi tentunya.

Apa upaya yang Anda lakukan untuk terus mengembangkan bisnis?

Saya terus belajar, terus memperbaiki sistem, mencerdaskan karyawan, menjadikan karyawan sebagai keluarga bukan hanya sebagai tim. Kemudian, mencari partner yang bisa satu visi dan satu misi.

Kini apa yang menjadi tujuan hidup Anda?

Tujuan hidup saya sederhana saja, hanya ingin selalu bisa menikmati hidup setiap saat. Jadi prinsip hidup saya adalah menikmati hidup setiap saat.

Siapa yang menjadi tokoh inspiratif Anda?

Secara tidak langsung, apa yang saya kerjakan dan apa yang saya capai selama ini adalah karena faktor didikan dari bapak saya. Kami memang tidak terlalu akur satu sama lain. Tetapi, tanpa saya sadari apa yang menjadi pribadi almarhum bapak saya, malah saya jadikan pedoman hidup saya.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)