McConnell Tunda RUU Nuklir Iran

Sabtu, 07 Maret 2015 - 09:46 WIB
McConnell Tunda RUU Nuklir Iran
McConnell Tunda RUU Nuklir Iran
A A A
WASHINGTON - Pemimpin Mayoritas Senat Partai Republik Mitch McConnell menunda rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perjanjian Nuklir Iran.

McConnell memilih menunggu Presiden Barack Obama menyerahkan perjanjian nuklir itu terlebih dahulu kepada Kongres. Namun, rencana ini dikeluhkan Partai Demokrat yang bersikeras mendorong Amerika Serikat (AS) segera melakukan negosiasi halus dengan Iran. Negosiasi internasional dengan Iran ini dijadwalkan selesai pada 31 Maret mendatang.

Namun, rencana penundaan pengesahan RUU Iran berpotensi memaksa senat mengundur tenggat akhir negosiasi. McConnell bahkan berencana mengubah topik diskusi senat dari pembicaraan sanksi nuklir Iran menjadi perdagangan manusia. Senat sudah mengajukan waktu 60 hari kepada kongres untuk meninjau dan berpotensi menolak kesepakatan sanksi nuklir terhadap Iran.

“Saya sangat menghargai komitmen pemimpin mayoritas dalam mengulas UU Perjanjian Nuklir Iran dengan memungkinkan suara untuk mengumpulkan lebih banyak bukti yang bisa menghasilkan veto,” Kata Ketua Komite Hubungan Luar Negeri AS Bob Corker dilansir Huffingtonpost. Addison Mitchell “Mitch” McConnell Jr yang lahir pada 20 Februari 1942 adalah senator senior AS dari Kentucky. Politikus Partai Republik ini menjadi pemimpin mayoritas senat sejak 3 Januari 2015.

Sejak muda, McConnell sudah aktif berpolitik, salah satunya dengan menjadi ketua Dewan Mahasiswa Sekolah Seni dan Sains Universitas Louisville. Karier politiknya dimulai dengan menjadi asisten senator Marlow Masak dan asisten deputi Jaksa Agung di bawah Presiden Gerald R. Ford pada 1970-an. McConnell dikenal sebagai politikus yang kerap berubah haluan.

Dia bisa mengikuti pemikiran partai dan negaranya menjadi lebih konservatif, namun juga kerap berubah pikiran, misalnya ketika ia menolak kenaikan upah minimum kerja yang sebelumnya justru dia dorong. Menurut The New York Time, McConnell berbeda dari politisi lain yang sangat ingin disukai. McConnell justru menikmati reputasinya sebagai “penjahat” yang kerap bertolak belakang dengan keinginan senat.

Pria berusia 73 tahun ini juga kerap membuat berbagai keputusan fenomenal, salah satunya mempromosikan pengobatan lebih bagi pengungsi muslim di Myanmar, Kamboja, dan Makedonia. McConnell adalah satu-satunya pemimpin partai di Kongres AS yang menentang resolusi serangan militer terhadap Suriah pada akhir 2013.

Rini agustina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8236 seconds (0.1#10.140)