Besar karena Promosi WOM
A
A
A
CATFIZ 2.0, aplikasi internet messenger terbaru buatan anak-anak Surabaya, siap dirilis. Inilah bukti bahwa mereka terus berkembang dengan pengguna yang terus konstan bertumbuh.
Aplikasi yang awalnya dibuat untuk kalangan sendiri ini berhasil menggaet jutaan user. Tidak hanya di Indonesia. Negara-negara seperti Arab Saudi, Oman, India, Kuwait, Amerika Serikat, Venezuela, dan Yordania pun juga jatuh cinta pada produk ini. Selama dua tahun berjalan, Catfiz mengklaim sedang bertumbuh pesat dan menjadi satu-satunya aplikasi messenger di Indonesia yang berhasil menggaet 4 juta pelanggan—dengan 1,2 juta pengguna aktif dalam kurun waktu tersebut.
Hal ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, mengingat strategi pemasaran yang digunakan tidak memakan budget yang besar. Menurut Muhammad Arfan, Co-Founder Catfiz, strategi pemasaran mereka menitikberatkan pada word of mouth (WOM). WOM yang bermakna “mulut ke mulut” ini, dinilai lebih efisien dibandingkan harus jor-joran iklan di media televisi.
“Kami awalnya buat untuk kalangan sendiri saja karena grup di messengerlain yang sudah ada, enggak bisa nampung banyak member. Lalu, kami punya rekanan yang berada di Timur Tengah misalnya untuk memakai Catfiz. Alhasil, mereka banyak yang download dan menggunakan produk kami sebagai media dakwah,” ujar Arfan.
Fitur yang dimiliki aplikasi ini, di antaranya, dapat menampung hingga 1.000 kontak dalam satu grup, comment on status yang memungkinkan user dapat berkomentar di status user lainnya, file sharingyang mampu mengirim data hingga 50 MB, cloud serviceyang memfasilitasi penyimpanan data dan meneruskan dari dan ke cloud service, interact with other message untuk me-repost, like/unlike, serta menjadikan chatsebagai quote.
Pada Catfiz 2.0akan terdapat beberapa pengembangan penting. Salah satunya adalah Catfiz Pay, sistem pembayaran melalui akun virtual. Fitur ini diproyeksikan untuk membuat user yang belum memiliki rekening di bank, dapat melakukan pembayaran melalui rekening virtual.
Selain itu, tampilan versi ini akan dibuat lebih interaktif. Meski sudah banyak investor yang tertarik, Catfiz masih berdiri kokoh di kaki sendiri dan belum berminat untuk beriklan besar-besaran seperti para kompetitornya. Menurut pria lulusan informatika ITS Surabaya ini, Catfizini masih dalam tahap pertumbuhan menuju kematangan.
“Nanti jika sudah matang, mungkin akan iklan seperti yang lain. Kami akan terus mengembangkan Catfizini agar dapat menjadi produk lokal yang unggul,” tuturnya.
Nila Aisyarah
Aplikasi yang awalnya dibuat untuk kalangan sendiri ini berhasil menggaet jutaan user. Tidak hanya di Indonesia. Negara-negara seperti Arab Saudi, Oman, India, Kuwait, Amerika Serikat, Venezuela, dan Yordania pun juga jatuh cinta pada produk ini. Selama dua tahun berjalan, Catfiz mengklaim sedang bertumbuh pesat dan menjadi satu-satunya aplikasi messenger di Indonesia yang berhasil menggaet 4 juta pelanggan—dengan 1,2 juta pengguna aktif dalam kurun waktu tersebut.
Hal ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, mengingat strategi pemasaran yang digunakan tidak memakan budget yang besar. Menurut Muhammad Arfan, Co-Founder Catfiz, strategi pemasaran mereka menitikberatkan pada word of mouth (WOM). WOM yang bermakna “mulut ke mulut” ini, dinilai lebih efisien dibandingkan harus jor-joran iklan di media televisi.
“Kami awalnya buat untuk kalangan sendiri saja karena grup di messengerlain yang sudah ada, enggak bisa nampung banyak member. Lalu, kami punya rekanan yang berada di Timur Tengah misalnya untuk memakai Catfiz. Alhasil, mereka banyak yang download dan menggunakan produk kami sebagai media dakwah,” ujar Arfan.
Fitur yang dimiliki aplikasi ini, di antaranya, dapat menampung hingga 1.000 kontak dalam satu grup, comment on status yang memungkinkan user dapat berkomentar di status user lainnya, file sharingyang mampu mengirim data hingga 50 MB, cloud serviceyang memfasilitasi penyimpanan data dan meneruskan dari dan ke cloud service, interact with other message untuk me-repost, like/unlike, serta menjadikan chatsebagai quote.
Pada Catfiz 2.0akan terdapat beberapa pengembangan penting. Salah satunya adalah Catfiz Pay, sistem pembayaran melalui akun virtual. Fitur ini diproyeksikan untuk membuat user yang belum memiliki rekening di bank, dapat melakukan pembayaran melalui rekening virtual.
Selain itu, tampilan versi ini akan dibuat lebih interaktif. Meski sudah banyak investor yang tertarik, Catfiz masih berdiri kokoh di kaki sendiri dan belum berminat untuk beriklan besar-besaran seperti para kompetitornya. Menurut pria lulusan informatika ITS Surabaya ini, Catfizini masih dalam tahap pertumbuhan menuju kematangan.
“Nanti jika sudah matang, mungkin akan iklan seperti yang lain. Kami akan terus mengembangkan Catfizini agar dapat menjadi produk lokal yang unggul,” tuturnya.
Nila Aisyarah
(ftr)