Angin Puting Beliung Sapu Ponorogo
A
A
A
PONOROGO - Ratusan rumah warga dua kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, rusak, diterjang angin puting beliung, Selasa (24/2) petang. Tiga rumah di antaranya rata dengan tanah.
Angin kencang berputar mulai menerjang wilayah lereng Bukit Masjid dan Bukit Rajekwesi itu sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Terdapat enam desa di dua kecamatan yang diterjang bencana ini yaitu Desa Karang Patihan, Bulak, Sumber Rejo, Ngendut, dan Pandak di Kecamatan Balong, serta di Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman.
Kondisi terparah dialami Desa Ngendut dan Desa Pandak. Di Desa Pandak, dua rumah yang rata dengan tanah adalah milik Soinah dan Misno. Satu rumah lain yang juga hancur adalah milik warga Desa Ngendut. Rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan masih dalam proses pendataan pihak terkait. Kerusakan ini rata-rata akibat tertimpa pohon besar di sebagian rumah dan rontoknya genting akibat tertiup angin.
“Semua masih dalam pendataan. Sangat banyak kerusakan yang terjadi. Ya rumah, kebun, bahkan infrastruktur seperti tiang listrik dan kabel-kabelnya. Listrik belum dinyalakan karena berbahaya menyusul banyak kabel yang berada di tanah. Kerugian belum bisa dihitung, yang jelas tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” ungkap Camat Balong Joko Waskito di lokasi bencana kemarin.
Kepala Desa Pandak Yaimun menambahkan, sejauh ini dia menaksir kerugian akibat bencana yang terjadi mencapai sekitarRp500juta. Perhitunganini didasarkan pada kerusakan rumah warganya baik yang hancur total ataupun yang hanya rontok gentingnya. Dasar perhitungan lain adalah tumbangnya ribuan batang pohon jenis trembesi dan jati milik rakyat yang berada di kebun-kebun warga.
“Untuk rumah jelas mencapai puluhan juta rupiah. Yang pohon jati, pasti ratusan juta. Kebanyakan pohon sudah mencapai ukuran dan umur layak jual. Belum lagi tanaman perkebunan yang lain, jelas membuat wargamerugi,” ungkapnya. Bupati Ponorogo Amin yang kemarin meninjau langsung lokasi bencana menyatakan pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk warga yang tertimpa bencana.
Baik berupa sembako, peralatan lain seperti tikar, selimut, serta peralatan dapur. Bantuan tersebut telah diserahkan kepada warga yang rumahnya hancur rata dengan tanah kemarin. Untuk penanganan, Pemkab Ponorogo mendahulukan pembukaan jalan yang tertutup pohon-pohon yang tumbang.
“Kami memprioritaskan kepada para warga dibantu anggota TNI dan Polri untuk menormalisasi akses. Pohon-pohon yang melintang di jalan agar dipotong dulu sehingga mobilitas warga tidak terhalang. Itu karena jumlah pohon yang tumbang sangat banyak. Kami masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana ini,” kata Amin.
45 Rumah Rusak di Kepahiang
Sementara itu, puting beliung juga menerjang Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Selasa (24/2). Sebanyak 45 rumah rusak akibat bencana itu yakni di Desa Sidorejo, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. “Beberapa warga mengalami luka-luka dan lima rumah rata dengan tanah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Husni Mahyudin kemarin.
Dia mengatakan, bencana alam itu terjadi pada siang hari saat sebagian besar penduduk desa berada di kebun mereka. Saat ini, kata Husni, sebagian warga yang rumahnya rusak akibat dihantam puting beliung mengungsi di tenda-tenda yang didirikan pemerintah daerah. “Ada tiga tenda besar yang sudah berdiri untuk korban bencana, sebagian mengungsi ke rumah keluarga mereka yang rumahnya selamat,” kata Husni.
Bantuan dari BPBD kabupaten dan provinsi sudah diserahkan ke lokasi bencana. Dapur umum dan kebutuhan dasar warga juga sudah disediakan, bekerja sama dengan aparat TNI dan kepolisian setempat. Bantuan yang sudah disalurkan dari Dinas Sosial dan BPBD tersebut antara lain logistik berupa makanan siap saji, terpal, selimut, tikar, dan pakaian sekolah.
“Kami upayakan penanganan cepat dan hari ini (kemarin) gubernur juga datang ke lokasi untuk melihat langsung kebutuhan warga. Tapi, yang jelas, kebutuhan utama adalah bahan bangunan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak dihantam puting beliung, terutama seng,” kata Husni. Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah sudah menyerahkan bantuan pribadi sebanyak 50 kodi seng. Bantuan itu diserahkan langsung kepada kepala keluarga yang menjadi korban bencana tersebut, masing-masing satu kodi seng.
Husni menegaskan, bencana puting beliung itu baru pertama kali terjadi di wilayah itu. Bencana puting beliung itu juga tidak dapat diprediksi kemunculannya sehingga warga diimbau tetap waspada.
Dili eyato/ ant
Angin kencang berputar mulai menerjang wilayah lereng Bukit Masjid dan Bukit Rajekwesi itu sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Terdapat enam desa di dua kecamatan yang diterjang bencana ini yaitu Desa Karang Patihan, Bulak, Sumber Rejo, Ngendut, dan Pandak di Kecamatan Balong, serta di Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman.
Kondisi terparah dialami Desa Ngendut dan Desa Pandak. Di Desa Pandak, dua rumah yang rata dengan tanah adalah milik Soinah dan Misno. Satu rumah lain yang juga hancur adalah milik warga Desa Ngendut. Rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan masih dalam proses pendataan pihak terkait. Kerusakan ini rata-rata akibat tertimpa pohon besar di sebagian rumah dan rontoknya genting akibat tertiup angin.
“Semua masih dalam pendataan. Sangat banyak kerusakan yang terjadi. Ya rumah, kebun, bahkan infrastruktur seperti tiang listrik dan kabel-kabelnya. Listrik belum dinyalakan karena berbahaya menyusul banyak kabel yang berada di tanah. Kerugian belum bisa dihitung, yang jelas tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” ungkap Camat Balong Joko Waskito di lokasi bencana kemarin.
Kepala Desa Pandak Yaimun menambahkan, sejauh ini dia menaksir kerugian akibat bencana yang terjadi mencapai sekitarRp500juta. Perhitunganini didasarkan pada kerusakan rumah warganya baik yang hancur total ataupun yang hanya rontok gentingnya. Dasar perhitungan lain adalah tumbangnya ribuan batang pohon jenis trembesi dan jati milik rakyat yang berada di kebun-kebun warga.
“Untuk rumah jelas mencapai puluhan juta rupiah. Yang pohon jati, pasti ratusan juta. Kebanyakan pohon sudah mencapai ukuran dan umur layak jual. Belum lagi tanaman perkebunan yang lain, jelas membuat wargamerugi,” ungkapnya. Bupati Ponorogo Amin yang kemarin meninjau langsung lokasi bencana menyatakan pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk warga yang tertimpa bencana.
Baik berupa sembako, peralatan lain seperti tikar, selimut, serta peralatan dapur. Bantuan tersebut telah diserahkan kepada warga yang rumahnya hancur rata dengan tanah kemarin. Untuk penanganan, Pemkab Ponorogo mendahulukan pembukaan jalan yang tertutup pohon-pohon yang tumbang.
“Kami memprioritaskan kepada para warga dibantu anggota TNI dan Polri untuk menormalisasi akses. Pohon-pohon yang melintang di jalan agar dipotong dulu sehingga mobilitas warga tidak terhalang. Itu karena jumlah pohon yang tumbang sangat banyak. Kami masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana ini,” kata Amin.
45 Rumah Rusak di Kepahiang
Sementara itu, puting beliung juga menerjang Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Selasa (24/2). Sebanyak 45 rumah rusak akibat bencana itu yakni di Desa Sidorejo, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. “Beberapa warga mengalami luka-luka dan lima rumah rata dengan tanah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Husni Mahyudin kemarin.
Dia mengatakan, bencana alam itu terjadi pada siang hari saat sebagian besar penduduk desa berada di kebun mereka. Saat ini, kata Husni, sebagian warga yang rumahnya rusak akibat dihantam puting beliung mengungsi di tenda-tenda yang didirikan pemerintah daerah. “Ada tiga tenda besar yang sudah berdiri untuk korban bencana, sebagian mengungsi ke rumah keluarga mereka yang rumahnya selamat,” kata Husni.
Bantuan dari BPBD kabupaten dan provinsi sudah diserahkan ke lokasi bencana. Dapur umum dan kebutuhan dasar warga juga sudah disediakan, bekerja sama dengan aparat TNI dan kepolisian setempat. Bantuan yang sudah disalurkan dari Dinas Sosial dan BPBD tersebut antara lain logistik berupa makanan siap saji, terpal, selimut, tikar, dan pakaian sekolah.
“Kami upayakan penanganan cepat dan hari ini (kemarin) gubernur juga datang ke lokasi untuk melihat langsung kebutuhan warga. Tapi, yang jelas, kebutuhan utama adalah bahan bangunan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak dihantam puting beliung, terutama seng,” kata Husni. Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah sudah menyerahkan bantuan pribadi sebanyak 50 kodi seng. Bantuan itu diserahkan langsung kepada kepala keluarga yang menjadi korban bencana tersebut, masing-masing satu kodi seng.
Husni menegaskan, bencana puting beliung itu baru pertama kali terjadi di wilayah itu. Bencana puting beliung itu juga tidak dapat diprediksi kemunculannya sehingga warga diimbau tetap waspada.
Dili eyato/ ant
(ars)