Malaysia Diduga Coba Hapus Pengaruh Anwar

Senin, 23 Februari 2015 - 11:11 WIB
Malaysia Diduga Coba...
Malaysia Diduga Coba Hapus Pengaruh Anwar
A A A
Keberadaan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim di dalam sel tahanan bukan berarti akan sepenuhnya menutup peranannya dalam perpolitikan Malaysia.

Beberapa tokoh dunia masih bisa menjadi dalang politik andal, kendati harus bermain di balik sela-sela dinding besi. Fisik boleh dikurung, namun tidak demikian dengan semangat dan ambisi.

Anwar bisa saja menjadi seperti Nelson Mandela yang menjadi pahlawan Afrika Selatan setelah dipenjara selama 27 tahun pada 1962. Karena itu, disinyalir ada pihak-pihak berkepentingan di Malaysia yang mencoba untuk mengubur karier politik Anwar. Bukan hanya dengan penjara, tapi juga melalui pencemaran nama baik. Para pendukung Anwar Ibrahim masih khawatir pemenjaraan Anwar selama lima tahun masih belum cukup.

Bisa saja ada tindakan yang lebih ekstrem untuk memastikan semuanya benar-benar ”beres”. Seperti kasus pembunuhan Altantuya Shaariibuu, warga Mongolia yang ditembak kepalanya di Shah Alam, Malaysia pada Oktober 2006 silam. Saat itu, untuk memastikan kematiannya, dia ditembak lagi di bagian kepala sebelum diledakkan dengan bom C4. Kasus pembunuhan Altantuya menjadi heboh dalam perpolitikan Malaysia karena diduga melibatkan orang dekat Perdana Menteri Najib Abdul Razak.

Anwar diseret ke meja hijau atas tuduhan sodomi terhadap anak buahnya sendiri. Hakim Mahkamah Agung Malaysia akhirnya menjatuhkan vonis lima tahun penjara terhadap Anwar pada Februari 2015. Meski demikian, pengaruh Anwar masih belum bisa dihapus. Semangatnya telah terwariskan kepada keluarga dan pendukungnya. Untuk memastikan karier politik Anwar rusak, citra Anwar dinilai telah diinjakinjak dengan kembali menggunakan kasus hukum.

Belum lama ini, dia kembali dituduh menyuap Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Anifah Aman senilai USD28 juta (sekitar Rp359,9 miliar). Serangkaian tuduhan itu merusak nama baik Anwar, meskipun kasus kedua belum diputus pengadilan. Jika kembali terbukti bersalah, karier Anwar akan berada di tepi jurang, bahkan mungkin akan hangus mengingat kasus sodomi sudah memperburuk citranya di mata beberapa rakyat Malaysia.

Motif pelanggaran hukum kerap dipakai untuk menjerat lawan politik. Ini merupakan salah satu cara klasik yang sering digunakan beberapa politisi di beberapa negara di dunia. Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra misalnya, juga didakwa atas kasus skema subsidi beras pada pekan lalu. Penggunaan hukum untuk mengakhiri karier lawan politik memang efektif.

Mereka tidak hanya bisa membanting, tapi juga melumpuhkan lawan politik sampai ke akar-akarnya. Entah atas dasar dorongan pihak tertentu atau inisiatif sendiri, Mahkamah Agung Malaysia telah menutup pintu kasus Anwar, apalagi setelah bandingnya ditolak. Mark Towell, pengamat dari QC Australia, mengatakan bahwa keputusan Pengadilan Tinggi Malaysia belum matang dan dianggap tidak meyakinkan.

”Rincian analisis fakta-faktanya lemah,” katanya, dikutip Smh. Pada saat bersamaan, kartunis Zunar ditangkap setelah mengkritik vonis yang dijatuhkan terhadap Anwar. Pembungkaman kritik Zunar melalui hukum menjadi bukti baru. Kritik Zunar telah membuka mata para pengamat internasional yang semakin ragu dengan arah pemerintahan Malaysia.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6195 seconds (0.1#10.140)