Yordania Eksekusi Dua Gerilyawan ISIS

Kamis, 05 Februari 2015 - 12:54 WIB
Yordania Eksekusi Dua Gerilyawan ISIS
Yordania Eksekusi Dua Gerilyawan ISIS
A A A
AMMAN - Pemerintah Yordania kemarin mengeksekusi mati dua gerilyawan sebagai balasan atas pembunuhan sadis yang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap tawanan pilot Yordania, Moaz al-Kasasbeh.

Salah satu gerilyawan yang dieksekusi mati adalah Sajida al- Rishawi yang ditangkap setelah gagal melakukan misi bom bunuh diri dan Ziad al-Karboli, anggota al-Qaeda. Keduanya dihukum mati saat matahari terbit. “Sajida al-Rishawi dan anggota al-Qaeda asal Irak, Ziad al- Karboli, digantung pada pukul 04.00 pagi,” kata juru bicara Pemerintah Yordania, dikutip AFP.

Sumber pasukan keamanan mengungkapkan, eksekusi itu dilaksanakan di penjara Swaqa di selatan Amman. Eksekusi itu dilaksanakan hanya dalam hitungan jam setelah ISIS mengunggah video yang menunjukkan pilot Maaz al-Kasasbeh dibakar hidup-hidup. Pemerintah dan militer Yordania bersumpah akan membalas pembunuhan pilot angkatan udara Moaz al-Kasasbeh.

“Balasan Yordania juga akan menggemparkan dunia,” kata Momani. Juru bicara angkatan bersenjata Yordania, Mamdouh al-Ameri, mengatakan, al-Kasasbeh telah gugur sebagai syahid pada Selasa (3/2). “Darahnya tidak akan tumpah sia-sia. Pembalasan dan hukuman kami akan sebesar kehilangan yang telah menimpa Yordania,” kata al-Ameri. Pilot berusia 26 tahun itu ditangkap setelah pesawatnya jatuh di Suriah pada Desember dalam misi memerangi ISIS. Sebelumnya para pejabat mengupayakan pertukaran seorang gerilyawan dengan pilot yang akan dieksekusi.

Yordania mengupayakan pembebasannya sebagai bagian dari pertukaran tawanan dengan dibebaskannya pelaku bom bunuh diri Sajida al-Rishawi. Rishawi, yang berkebangsaan Irak, dijatuhi hukuman mati atas aksinya dalam serangan di ibu kota Amman yang menewaskan 60 orang pada 2005. Sementara itu, ayah pilot al- Kasasbeh, Safi al-Kasassbeh, meminta balas dendam yang cepat dan keras atas pembunuhan putranya. Eksekusi dua gerilyawan ISIS, menurut dia, belum cukup.

“Saya meminta balas dendam yang lebih besar dibandingkan eksekusi para narapidana. Saya meminta ISIS diberangus,” kata Safi kepada Al Jazeera. Safi memandang, pembunuhan putranya merupakan eksekusi terorganisasi dengan cara barbar dan melanggar hukum internasional. Yordania, salah satu aliansi penting Washington di Timur Tengah, merupakan satu dari beberapa negara Arab yang bergabung dalam koalisi perang melawan ISIS. Raja Yordania Abdullah II menggambarkan al- Kasasbeh sebagai pahlawan.

“Kita juga berjanji akan berperang melawan ISIS,” katanya saat berkunjung ke Washington kemarin. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe juga menyatakan kemarahannya ketika mendengar bahwa pilot Yordania dibakar sampai mati secara mengerikan. Abe menyatakan solidaritas dengan masyarakat Yordania dan bersumpah tidak tunduk terhadap terorisme.

Presiden AS Barack Obama juga mengecam pembunuhan pilot Yordania itu. “Itu bentuk kebiadaban dan tindakan pengecut ISIS,” ucap Obama. Arab Saudi, anggota koalisi AS di Timur Tengah, mengutuk ideologi tanpa petunjuk di balik pembunuhan al-Kasasbeh. Riyadh juga menuding ISIS berusaha merusak nilai-nilai Islam.

“Arab Saudi menyarankan komunitas internasional untuk mengintensifkan perang melawan terorisme dalam segala bentuk,” demikian laporan Saudi Press Agency, kantor berita Arab Saudi. ISIS kerap merilis video eksekusi sandera sebagai bentuk teror kepada negara-negara yang mengibarkan perlawanan terhadap mereka.

Sebelumnya mereka mengeksekusi mati dua jurnalis AS, seorang pekerja kemanusiaan AS, dan dua pekerja kemanusiaan Inggris. Dalam video eksekusi mati al- Kasasbeh terlihat lebih sadis dan kejam karena dia dibakar hidup-hidup. Video berdurasi 22 menit, wajah al-Kasasbeh terlihat memar dan ekspresi penuh ketegangan berada di dalam kerangkeng.

Seorang pria yang diduga anggota ISIS datang membawa obor dan menghidupkan sumbu panjang yang membuat kerangkeng tersebut terbakar. Moaz al-Kasasbeh dibakar hidup- hidup hingga kemudian mengembuskan napas terakhir. Selanjutnya mobil traktor yang membawa puing reruntuhan bangunan mendekati kerangkeng dan menjatuhkan pecahan batu tersebut di atas jasad al-Kasasbeh.

Menurut Shiraz Maher, peneliti dari Pusat Internasional untuk Kajian Radikalisasi di Kings College, London, video pilot Yordania merupakan eksekusi yang paling kecam. “Eksekusi itu berbeda dari para pekerja kemanusiaan sebelumnya. Itu merupakan tindakan yang agresif,” kata Maher.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6213 seconds (0.1#10.140)