Ribuan Orang Tentang Gerakan Anti-Islam
A
A
A
BERLIN - Lebih dari 17.000 demonstran antirasis berunjuk rasa di beberapa kota di Jerman pada Senin malam (19/1) waktu setempat. Mereka menentang gerakan anti-Islam (Pegida/ Patriotic Europeans Against the Islamisation of the Occident ).
Di Munich, mobilisasi anti- Pegida mampu mengumpulkan 10.000 orang. Adapun ribuan demonstran lain berunjuk rasa di Kota Wuerzburg dan Nuremberg. Protes juga digelar di Berlin dan Duesseldorf serta sekitar 6.000 orang menggelar aksi di Magdeburg. Mereka menyerukan agar masyarakat Jerman menjunjung tinggi keterbukaan dan toleransi.
Demonstrasi anti-Pegida itu terjadi di tengah gagalnya aksi demonstrasi pro-Pegida menyusul ancaman teror. Intelijen Jerman mengungkapkan adanya rencana kelompok teror yang ingin berbaur dengan demonstran dan akan melakukan pengeboman serta pembunuhan terhadap tokoh gerakan Pegida Lutz Bachmann.
Di Dresden, kota kelahiran Pegida, polisi melarang semua bentuk aktivitas demonstrasi pada Senin lalu. Publik mengenal Pegida sebagai kelompok yang menyuarakan kebencian dan menentang pencari suaka. Namun mereka menentang segala bentuk cap bahwa mereka adalah kelompok rasis. “Kita bukan kelompok rasis,” ucap salah satu pendiri Pegida, Kathrin Oertel. Pada pekan lalu, Pegida mampu mencatat rekor aksi unjuk rasa yang dihadiri 25.000 orang.
Demonstrasi itu sebagai respons terhadap serangan teror yang melanda Paris pada beberapa waktu lalu. Namun, di saat bersamaan, 100.000 warga Jerman juga berunjuk rasa menentang demonstrasi Pegida. Kanserlir Jerman Angela Merkel mengungkapkan pemerintah akan menawarkan pasukan keamanan federal kepada organisasi itu. “Sebagai kanselir Jerman, saya menjamin di mana pun warga Jerman berhak turun ke jalanan karena itu merupakan hak paling dasar,” kata Merkel.
Pernyataan Merkel itu berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Dia pernah mengutuk Pegida yang dianggap menebarkan kebencian dengan kata-kata rasis. Namun Merkel dan politisi lainnya justru malu dengan kecaman itu. Menteri Kehakiman Heiko Maas mengungkapkan demonstrasi Pegida merupakan aksi yang memalukan bagi Jerman. “Mayoritas warga Jerman menolak mereka (Pegida),” tutur Maas seperti dikutip Reuters.
Andika hendra m
Di Munich, mobilisasi anti- Pegida mampu mengumpulkan 10.000 orang. Adapun ribuan demonstran lain berunjuk rasa di Kota Wuerzburg dan Nuremberg. Protes juga digelar di Berlin dan Duesseldorf serta sekitar 6.000 orang menggelar aksi di Magdeburg. Mereka menyerukan agar masyarakat Jerman menjunjung tinggi keterbukaan dan toleransi.
Demonstrasi anti-Pegida itu terjadi di tengah gagalnya aksi demonstrasi pro-Pegida menyusul ancaman teror. Intelijen Jerman mengungkapkan adanya rencana kelompok teror yang ingin berbaur dengan demonstran dan akan melakukan pengeboman serta pembunuhan terhadap tokoh gerakan Pegida Lutz Bachmann.
Di Dresden, kota kelahiran Pegida, polisi melarang semua bentuk aktivitas demonstrasi pada Senin lalu. Publik mengenal Pegida sebagai kelompok yang menyuarakan kebencian dan menentang pencari suaka. Namun mereka menentang segala bentuk cap bahwa mereka adalah kelompok rasis. “Kita bukan kelompok rasis,” ucap salah satu pendiri Pegida, Kathrin Oertel. Pada pekan lalu, Pegida mampu mencatat rekor aksi unjuk rasa yang dihadiri 25.000 orang.
Demonstrasi itu sebagai respons terhadap serangan teror yang melanda Paris pada beberapa waktu lalu. Namun, di saat bersamaan, 100.000 warga Jerman juga berunjuk rasa menentang demonstrasi Pegida. Kanserlir Jerman Angela Merkel mengungkapkan pemerintah akan menawarkan pasukan keamanan federal kepada organisasi itu. “Sebagai kanselir Jerman, saya menjamin di mana pun warga Jerman berhak turun ke jalanan karena itu merupakan hak paling dasar,” kata Merkel.
Pernyataan Merkel itu berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Dia pernah mengutuk Pegida yang dianggap menebarkan kebencian dengan kata-kata rasis. Namun Merkel dan politisi lainnya justru malu dengan kecaman itu. Menteri Kehakiman Heiko Maas mengungkapkan demonstrasi Pegida merupakan aksi yang memalukan bagi Jerman. “Mayoritas warga Jerman menolak mereka (Pegida),” tutur Maas seperti dikutip Reuters.
Andika hendra m
(bbg)