Hollande: Prancis Tidak Pernah Kalah
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis Francois Hollande kemarin mengungkapkan Prancis tidak akan pernah kalah dalam menghadapi serangan.
Penegasan itu disampaikan Hollande dalam upacara penghormatan kepada tiga petugas polisi yang tewas dalam serangan teror pada pekan lalu. Upacara yang digelar di kantor polisi di Paris itu juga dihadiri keluarga korban dan ratusan polisi. Hollande juga memuji ketiga polisi yang tewas.
“Mereka meninggal sehingga kita dapat hidup bebas,” ungkapnya. Baik kolega maupun keluarga korban meneteskan air mata ketika bertemu dengan Hollande. “Seluruh Prancis berbagi penderitaan dengan mereka,” ujarnya. Mengenai ancaman teror ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), Hollande mengungkapkan mereka masih ada di dalam dan di luar Prancis. Kemudian, Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves le Drian kemarin menegaskan bahwa ISIS harus dilenyapkan.
“Respons (terhadap ISIS) berlangsung di dalam dan di luar Prancis. ISIS merupakan tentara teroris yang berasal dari gerilyawan dari mana pun. Itu merupakan tentara internasional yang harus dilenyapkan dan kenapa kita tetap menjadi bagian dari koalisi (melawan ISIS),” ungkap Le Drian. Penegasan itu sebagai bentuk sikap Prancis setelah serangan teror yang menewaskan 17 orang di Paris pada pekan lalu.
Bersama dengan Amerika Serikat (AS), Prancis mengirimkan sejumlah pesawat dan tentaranya dalam memerangi ISIS yang telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.
Selain itu, Prancis menempatkan 3.500 pasukan khusus dalam operasi perburuan gerilyawan Al-Qaeda di wilayah Sahel-Sahara, Afrika. Prancis pun telah mengintervensi Mali untuk menggulingkan gerilyawan pada Januari 2013 lalu.
Andika hendra m
Penegasan itu disampaikan Hollande dalam upacara penghormatan kepada tiga petugas polisi yang tewas dalam serangan teror pada pekan lalu. Upacara yang digelar di kantor polisi di Paris itu juga dihadiri keluarga korban dan ratusan polisi. Hollande juga memuji ketiga polisi yang tewas.
“Mereka meninggal sehingga kita dapat hidup bebas,” ungkapnya. Baik kolega maupun keluarga korban meneteskan air mata ketika bertemu dengan Hollande. “Seluruh Prancis berbagi penderitaan dengan mereka,” ujarnya. Mengenai ancaman teror ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), Hollande mengungkapkan mereka masih ada di dalam dan di luar Prancis. Kemudian, Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves le Drian kemarin menegaskan bahwa ISIS harus dilenyapkan.
“Respons (terhadap ISIS) berlangsung di dalam dan di luar Prancis. ISIS merupakan tentara teroris yang berasal dari gerilyawan dari mana pun. Itu merupakan tentara internasional yang harus dilenyapkan dan kenapa kita tetap menjadi bagian dari koalisi (melawan ISIS),” ungkap Le Drian. Penegasan itu sebagai bentuk sikap Prancis setelah serangan teror yang menewaskan 17 orang di Paris pada pekan lalu.
Bersama dengan Amerika Serikat (AS), Prancis mengirimkan sejumlah pesawat dan tentaranya dalam memerangi ISIS yang telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.
Selain itu, Prancis menempatkan 3.500 pasukan khusus dalam operasi perburuan gerilyawan Al-Qaeda di wilayah Sahel-Sahara, Afrika. Prancis pun telah mengintervensi Mali untuk menggulingkan gerilyawan pada Januari 2013 lalu.
Andika hendra m
(ars)