Tantangan Industri Automotif Terus Berlanjut

Senin, 05 Januari 2015 - 14:55 WIB
Tantangan Industri Automotif Terus Berlanjut
Tantangan Industri Automotif Terus Berlanjut
A A A
Memasuki tahun 2015, akibat perlambatan ekonomi yang terjadi seluruh industri menghadapi tantangan berat termasuk sektor automotif. Penjualan mobil baru tahun ini diperkirakan stagnan.

Tahun 2015 jadi ujian bagi produsen dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil untuk bisa menjual produknya.

Dipastikan pertumbuhan industri yang stagnan akan membuat persaingan penjualan mobil baru akan semakin sengit. Produk-produk baru yang bisa diterima pasar akan menjadi solusi untuk memenangkan pasar. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan mengatakan, industri automotif pada tahun 2014 menghadapi banyak tantangan.

Dikarenakan adanya faktor kenaikan tingkat suku bunga dan pembatasan kredit bagi masyarakat yang hendak membeli kendaraan. Hasilnya, penjualan mobil baru pada tahun lalu diperkirakan hanya di kisaran 1,2 juta unit. Padahal pada 2013, penjualan mobil baru mencapai 1,22 juta unit Menurut Johnny, tantangan tersebut diperkirakan terus berlanjut pada tahun ini.

Pasalnya, faktor-faktor yang terjadi pada tahun lalu masih akan dirasakan tahun ini, sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi penjualan kendaraan roda empat. Itulah sebabnya, penjualan kendaraan baru diperkirakan stagnan. “Kalaupun mengalami kenaikan, hanya sekitar 5% saja,” tegasnya.

Johnny menjelaskan, kendaraan jenis multi-purpose vehicle (MPV) diyakini masih akan mendominasi penjualan mobil pada tahun ini, yakni sekitar 50%. Kendati masih mendominasi pasar namun secara persentase, penjualan jenis MPV mengalami penurunan. Hal ini disebabkan bertambahnya minat masyarakat membeli mobil berjenis low cost green car (LCGC). Ini tidak terlepas dari mulai bergesernya jumlah keluarga inti di masyarakat.

Jika dulu jumlah keluarga inti, bisa mencapai tujuh orang. Namun sekarang, hanya tiga hingga empat orang. Untuk mendorong penjualan, produsen ataupun ATPM harus terus mengeluarkan mobil dengan tipe baru. Sehingga akan semakin banyak merek mobil yang beredar di pasar. Sekaligus menarik minat masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor. Masyarakat juga akan diuntungkan dengan banyaknya pilihan yang tersedia di pasar.

Pengamat automotif Suhari Sargo mengungkapkan, munculnya pabrikan baru dengan berbagai merek, membuat persaingan industri automotif di Indonesia semakin sengit. Namun, Suhari memprediksi angka penjualan kendaraan tahun 2015 tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2014 yaitu 1,2 juta unit mobil.

“Pengaruh pertumbuhan industri automotif berasal dari kebijakan pemerintah. Kementerian Perindustrian harus memberikan aturan yang tegas soal pengelolaan industri automotif,” jelasnya pada KORAN SINDO kemarin. Selain itu, lanjut dia, faktor utama yang memengaruhi industri automotif adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut Suhari, inflasi memengaruhi daya beli masyarakat. Apalagi saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah sehingga membuat harga komponen kendaraan yang masih diimpor melonjak drastis. “Ini akan berpengaruh pada kenaikan biaya produksi,” katanya. ?

(Hermansah/Dina angelina)
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7862 seconds (0.1#10.140)