Favorit Operator Telekomunikasi

Senin, 29 Desember 2014 - 13:22 WIB
Favorit Operator Telekomunikasi
Favorit Operator Telekomunikasi
A A A
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Agustus 2012 lalu, PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) masuk dalam empat besar perusahaan menara telekomunikasi di Indonesia yang go public.

Dengan statusnya tersebut, IBST semakin mengukuhkan kiprahnya sebagai penyedia menara telekomunikasi di Indonesia. Saat ini IBST menyediakan jasa untuk beberapa operator telekomunikasi, seperti Smart Telecom, Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Telkom Flexi, NTS, HCPT, Bakrie Telecom, melalui penyewaan tower yang tersebar di seluruh Indonesia. Pendapatan utama perseroan berasal sewa rooftop dan menara.

Lebih dari separuh portofolio perseroan berada di lokasi-lokasi strategis yang atraktif sehingga IBST dalam waktu yang singkat telah menjadi perusahaan pilihan utama para operator telekomunikasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pasif mereka dalam rangka ekspansi jaringan. IBST juga selalu berinovasi untuk memberikan solusi yang cepat, tepat dan lengkap.

Perusahaan mengaku seiring ekonomi yang bertumbuh pesat, konsumsi data yang melonjak tajam, juga pemanfaatan teknologi generasi baru seperti 4G LTE telah mendorong permintaan atas menara-menara telekomunikasi, baik yang berjenis macrosite maupun microsite. Saat ini, teknologi-teknologi baru menggunakan frekuensi yang lebih tinggi sehingga jarak antarmenara harus semakin rapat, artinya jumlah menara yang dibutuhkan akan meningkat hingga dua sampai tiga kali lipat dibandingkan jaringan generasi terdahulu.

Dengan menawarkan solusi-solusi yang inovatif seperti BTS Hotel, penyewaan infrastruktur aktif maupun pasif, pemanfaatan jaringan serat optik, dan membangun lebih banyak microsite, IBST optimistis mampu mengantisipasi kebutuhan industri ke depan. Menurut laporan keuangan tahunan perusahaan, pada kuartal ketiga tahun ini, pendapatan perseroan naik menjadi Rp356,86 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp333,93 miliar.

Peningkatan juga terjadi di laba kotor perusahaan naik menjadi Rp282,34 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya Rp271,22 miliar. Sementara itu, laba bersih perusahaan menunjukkan penurunan sebesar 3,8% menjadi Rp188,22 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp195,64 miliar. Penurunan ini disebut-sebut akibat kenaikan beban pokok perseroandari Rp62,72 miliar menjadi Rp74,52 miliar.

Tak hanya itu, beban usaha naik jadi Rp55,95 miliar dari beban usaha tahun sebelumnya yang Rp41,77 miliar. Beban lain-lain bersih naik jadi Rp19,26 miliar dari beban lain-lain tahun sebelumnya Rp9,30 miliar.

Susi Susanti
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6506 seconds (0.1#10.140)