Membangkitkan Ruh Corporate Citizenships

Senin, 29 Desember 2014 - 12:03 WIB
Membangkitkan Ruh Corporate...
Membangkitkan Ruh Corporate Citizenships
A A A
Menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang tinggal hitungan bulan, wacana pentingnya kontribusi perusahaan kepada bangsa dan tanah air kini semakin marak diperbincangkan.

Betapa tidak, era perdagangan bebas diyakini akan memunculkan sebuah ”nasionalisme” baru, yakni kecintaan pada produk-produk dalam negeri. Selain sebagai ungkapan kebanggaan, nasionalisme ini juga merupakan misi untuk menjadikan produk lokal sebagai kebutuhan utama masyarakat regional ASEAN. Saat produk menjadi primadona di pasar regional, di situlah citra perusahaan lokal beranjak naik.

Jika demikian, apa yang harus dilakukan oleh perusahaanperusahaan lokal? Kuncinya satu, kembali pada roh corporate citizenships. Konsep yang berkembang di era 2000-an ini mengingatkan kita kembali pada esensi berdirinya sebuah perusahaan.

”Untuk apa perusahaan Anda didirikan?” Selain berorientasi meraih profit, jawaban ”luhur” atas pertanyaan tersebut adalah bahwa perusahaan didirikan untuk kesejahteraan bangsa dan kemajuan negara. Inilah yang mengembalikan kita pada nilai-nilai kewarganegaraan perusahaan. Konsep corporate citizenships memosisikan perusahaan sebagai ”warga negara” lengkap dengan hak dan kewajibannya.

Beberapa komponen yang menjadi kewajiban di antaranya penerapan good corporate governance, pengelolaan human capitalyang mendukung pengembangan intelektualitas dan kapabilitas organisasi, serta tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun yang menjadi hak di antaranya kebebasan untuk mengembangkan kemampuan organisasi agar dapat bertumbuh sesuai arahan visi organisasi.

Selanjutnya perimbangan antara hak dan kewajiban itulah yang kini menjadi PR besar segenap pemain domestik. Meski terkesan sederhana, menghidupkan roh tersebut dalam turbulensi bisnis dan ekonomi dunia saat ini merupakan hal yang kompleks. Tidak sedikit perusahaan yang gagal menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Namun, bukan berarti hanya sedikit yang sukses. Fakta tersebut sekaligus menepis kekhawatiran kita akan daya saing perusahaan lokal yang hingga kini masih dipersepsikan ”lemah”.

Dalam penelusuran untuk memetakan 50 Perusahaan Berpengaruh tahun ini, tampak nyata bahwa para pemain lokal telah selangkah lebih maju di bidang transparansi, kejujuran, dan akuntabilitas publik. Penghargaan kepada harkat dan martabat konsumen telah diberikan melalui semangat ”memanusiakan manusia” di setiap selipan strategi pengembangan produk.

Bahkan melalui cara pandang ini produk tak lagi dipandang sebagai ”objek” transaksi ekonomi, namun lebih sebagai ”hadiah” terbaik dari perusahaan yang akan diberikan kepada konsumennya. Tengoklah betapa perusahaan di Indonesia kini menempatkan aktivitas penelitian dan pengembangan sebagai titik kunci dalam proses bisnisnya.

Cukup banyak hasil-hasil inovasi karya anak bangsa yang menjadi produk unggulan global. Sebut saja mobil-mobil ramah lingkungan besutan Astra Internasional, olahan minyak sawit hasil produksi Astra Agro Lestari, atau layanan jasa perbankan yang berorientasi kepada nasabah seperti yang dibangun oleh Bank Mandiri dan Bank Central Asia yang kini diakui menjadi inspirator dunia dalam menggagas kualitas hidup yang lebih baik.

Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia layak disebut the sleeping giant. Sesaat setelah ia terbangun dari tidurnya maka dengan kekuatan penduduk hingga dua ratus lima puluh juta jiwa lebih maka Indonesia berpotensi menghantarkan Asia Tenggara menjadi pemain ekonomi dunia masa depan. Selain corporate governance, prinsip humanis juga sangat kental mewarnai perusahaan di Indonesia.

Kini banyak bermunculan perusahaanperusahaan yang memandang karyawan sebagai mitra untuk bertumbuh. Ketika kemampuan dan keahlian karyawan berkembang dengan pesat, di situlah keyakinan bahwa perusahaan akan bertumbuh dengan cepat terjadi. Alhasil perhatian perusahaan pada pengembangan talenta semua anggota organisasi kini semakin tinggi. Di sanasini bermunculan program berbasis ”corporate university”.

Karyawan tak lagi diminta untuk bekerja dalam rutin, namun juga wajib bertanggung jawab dalam pengembangan kemampuan baik secara formal maupun nonformal. Realitas ini jualah yang menempatkan Indonesia sebagai tujuan favorit kaum profesional muda untuk berkarier di level Asia Tenggara. Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang di atas 7% per tahun, kebutuhan pemain domestik akan dukungan sumber daya manusia yang kuat akan meningkat tajam.

Di situlah pasar tenaga kerja kita akan semakin hangat diperebutkan oleh ekspatriat dari beberapa negara. Jika tak segera digarap oleh pasar domestik, mobilitas kaum ekspatriat akan semakin tinggi.

Satu hal unik yang membedakan antara praktik nilai-nilai humanis yang dijalankan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia dengan negara-negara tetangga adalah bahwa konsep corporate universitydibangun dengan memperhatikan pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan alam sekitar.

Tengoklah bagaimana para pemain besar di industri pengolahan hasil alam seperti Valley International menjalankan misi untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat sekitar tidak hanya terfokus pada karyawan. Melalui pendirian sekolah di daerahdaerah terpencil, perusahaan telah memperbesar pengaruhnya kepada perubahan paradigma untuk kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan.

Hal ini diyakini dapat mempertegas peran perusahaan di era otonomi daerah. Semakin masif pola ini terduplikasi, potensi daya pembaharuan bangsa akan semakin besar. Impian menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor tujuh di dunia per 2030 pun bisa menjadi sebuah kenyataan. Untuk itu, potret keberhasilan perusahaan domestik perlu terus dikampanyekan.

Selain bertujuan menciptakan benchmarkingdi dalam negeri, upaya tersebut diharapkan dapat mengilhami pemain-pemain lokal lain untuk terus berkarya dalam konteks kewarganegaraannya demi Indonesia jaya.

Dalam semangat itulah KORAN SINDO secara cermat dan konsisten selama dua tahun berturut-turut mempersembahkan penghargaan 50 Perusahaan Berpengaruh di Nusantara.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0372 seconds (0.1#10.140)