Ratu Elizabeth Puji Relawan Ebola
A
A
A
LONDON - Ratu Elizabeth II memuji keberanian para staf medis dan relawan yang terjun menangani wabah ebola di wilayah Afrika. Pujian itu dilontarkan Ratu Inggris tersebut dalam pesan Natal tadi malam.
Ratu mengaku sangat tersentuh atas perjuangan para petugas medis yang bekerja di kawasan berbahaya. Tradisi menyampaikan pesan Natal memberi banyak kesempatan bagi Ratu Elizabeth untuk menuangkan pemikirannya. Kali ini ratu berusia 88 tahun ini fokus berpidato mengenai keberanian para petugas medis Inggris yang menjadi relawan di berbagai daerah yang terinfeksi ebola.
”Saya sangat tersentuh kepada relawan yang tidak mementingkan diri sendiri dengan pergi keluar negeri membantu para korban konflik atau penyakit seperti ebola. Padahal itu berisiko besar bagi diri sendiri,” ungkap Ratu dilansir Channel News Asia. Setiap tahun Ratu selalu memberikan pesan istimewa dalam pidato Natal.
Kendati dikenal jauh dengan media, ibu dua anak ini kerap melakukan diskusi panjang dengan para pemimpin agama termasuk tiga paus yakni Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI. Ratu Elizabeth adalah pribadi yang sangat menjaga privasinya dan keluarganya.
Dia hanya akan mengungkapkan catatan pribadi mengenai keyakinannya dalam pesan Natal kerajaan tahunan. Sosok yang digambarkan sebagai Ratu Negeri Dongeng pada awal masa kepemimpiannya itu sebenarnya bukanlah sosok yang pandai berpidato. Pada 1957 pidatonya bahkan dikritik seperti pidato seorang anak sekolahan. Namun, Ratu tidak lantas emosi. Dia justru belajar dari kesalahannya dan mulai menyusun pidato-pidato istimewa.
Rini agustina
Ratu mengaku sangat tersentuh atas perjuangan para petugas medis yang bekerja di kawasan berbahaya. Tradisi menyampaikan pesan Natal memberi banyak kesempatan bagi Ratu Elizabeth untuk menuangkan pemikirannya. Kali ini ratu berusia 88 tahun ini fokus berpidato mengenai keberanian para petugas medis Inggris yang menjadi relawan di berbagai daerah yang terinfeksi ebola.
”Saya sangat tersentuh kepada relawan yang tidak mementingkan diri sendiri dengan pergi keluar negeri membantu para korban konflik atau penyakit seperti ebola. Padahal itu berisiko besar bagi diri sendiri,” ungkap Ratu dilansir Channel News Asia. Setiap tahun Ratu selalu memberikan pesan istimewa dalam pidato Natal.
Kendati dikenal jauh dengan media, ibu dua anak ini kerap melakukan diskusi panjang dengan para pemimpin agama termasuk tiga paus yakni Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI. Ratu Elizabeth adalah pribadi yang sangat menjaga privasinya dan keluarganya.
Dia hanya akan mengungkapkan catatan pribadi mengenai keyakinannya dalam pesan Natal kerajaan tahunan. Sosok yang digambarkan sebagai Ratu Negeri Dongeng pada awal masa kepemimpiannya itu sebenarnya bukanlah sosok yang pandai berpidato. Pada 1957 pidatonya bahkan dikritik seperti pidato seorang anak sekolahan. Namun, Ratu tidak lantas emosi. Dia justru belajar dari kesalahannya dan mulai menyusun pidato-pidato istimewa.
Rini agustina
(bbg)