Australia Waspada Teroris

Rabu, 24 Desember 2014 - 13:51 WIB
Australia Waspada Teroris
Australia Waspada Teroris
A A A
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memperingatkan potensi serangan teroris dalam waktu dekat. Ancaman itu seiring peningkatan percakapan antarsesama teroris setelah insiden penyanderaan di Sydney pekan lalu.

“Laporan dari lembaga keamanan hari ini (kemarin) mengindikasikan ada peningkatan percakapan terorisme setelah penyanderaan Martin Place,” kata Abbott setelah menggelar pertemuan dengan Komite Keamanan Nasional, dikutip AFP. Komite Keamanan Nasional terdiri atas Menteri Pertahanan Kevin Andrews dan Menteri Imigrasi Peter Dutton.

Dia juga mendapatkan pengarahan tentang keamanan dalam negeri dari Kepolisian Federal Australia. Peningkatan percakapan tentang ancaman keamanan merupakan hasil analisis setelah lembaga keamanan Australia meningkatkan penyadapan percakapan melalui telepon dan media sosial terhadap teroris.

“Itulah kenapa sangat penting bagi semua orang untuk tetap waspada,” tuturnya. Abbott juga mengungkapkan, lembaga keamanan dan polisi siap melakukan segala hal untuk memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga Australia. “Saya meminta masyarakat mewaspadai terhadap segala bentuk ancaman terorisme yang masih tinggi. Seperti kalian pahami, pada tingkatan ini, serangan (teroris) masih mungkin terjadi,” tutur Abbott.

Australia meningkatkan level ancaman menjadi status tertinggi pada September lalu. Langkah itu dilakukan sebagai upaya Negeri Kanguru itu melakukan upaya kontraterorisme setelah penggerebekan di Sydney dan Brisbane terhadap kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Saya tidak ingin berspekulasi tentang potensi ancaman baru (terorisme),” ucap Abbott. Sebelumnya Man Haron Monis, warga Iran yang mendapatkan suaka politik di Australia, menyandera 17 orang selama 16 jam di Lindt Chocolate Cafe di Martin Place, pusat perkantoran dan perbelanjaan di Sydney, Senin (15/12) hingga Selasa (16/12) lalu. Dua sandera yakni Tori Johnson dan Katrina Dawson tewas ditembak Monis.

Selanjutnya Monis ditembak mati polisi saat menyerbu masuk kafe itu. Sementara di Nantes, Prancis, seorang sopir menabrakkan mobilnya ke pasar yang menjual berbagai kebutuhan Natal di Prancis barat pada Senin (22/12) waktu setempat. Insiden ini melukai 10 orang. Namun, otoritas setempat menekankan tidak ada motif terorisme dalam serangan di pasar Natal itu.

“Kita tidak menyimpulkan itu semua tindakan terorisme,” kata jaksa penuntut Brigitte Lamy. Presiden Prancis Francois Hollande meminta perdana menteri menggelar rapat kabinet untuk mendiskusikan serangan tersebut. “Saya meminta warga Prancis tidak panik,” pinta dia.

Serangan ke pasar Natal merupakan serangan ketiga secara beruntun dalam tiga hari terakhir yang dilakukan seorang individu terhadap warga sipil dan pasukan keamanan di Prancis. Sebelumnya pada Minggu (21/12) seorang pria menabrakkan mobilnya ke arah pejalan kaki di Kota Dijon, Prancis yang melukai 13 orang.

Sabtu (20/12) lalu, seorang pria ditembak mati polisi setelah melukai tiga petugas keamanan dengan pisau di Kota Joue-les-Tours. Prancis sangat waspada dengan ancaman serangan teror dari gerilyawan ISIS sebab mereka telah berulang menyerukan serangan ke Prancis.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3457 seconds (0.1#10.140)