2 Dokter di Sierra Leone Meninggal

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:27 WIB
2 Dokter di Sierra Leone Meninggal
2 Dokter di Sierra Leone Meninggal
A A A
FREETOWN - Dua dokter asal Sierra Leone meninggal dunia karena virus ebola. Pemerintah dan sumber rumah sakit setempat kemarin menyebutkan dua dokter tersebut meninggal Jumat (5/12) waktu setempat.

Dengan demikian, jumlah dokter meninggal karena virus mematikan di negara tersebut mencapai 10 orang. ”Kami semua sedih atas kejadianyangmenimpapara pekerja perawat kesehatan kami,” ungkap salah seorang pejabat senior kementerian kesehatan yang tidak disebutkan identitasnya, sebagaimana dikutip Reuters.

Tidak ada keterangan lebih lanjut dari otoritas, terkait kematian dua dokter dalam waktu sehari tersebut. Namun, sebuah sumber menginformasikan kedua dokter yang meninggal adalah dr Dauda Koroma dan dr Thomas Rogers. Belum jelas bagaimana kedua dokter bisa terinfeksi virus, karena mereka diketahui tidak bekerja di garis depan dalam klinikebola.

Keterangandari Kepala Petugas Medis dr Brima Kargbo menyebutkan, salah satu dari dokter yang meninggal, dr Rogers, bekerja di Rumah Sakit Connaught di ibu kota Sierra Leone. Sebagai petugas yang menangani kasus virus mematikan, para dokter memang menjadi pihak yang rentan terkena serangan ebola.

Dalam pidatonya di parlemen pada Jumat pagi sebelum kasus kedua dokter meninggal terekspos, Presiden Sierra Leone Ernest Bai Karoma menyebut petugas medis yang berjuang memerangi ebola di negaranya sebagai ”patriot”. Pemerintah sendiri berjanji memberikan santunan bagi seluruh anggota keluarga staf medis yang meninggal karena berjuang untuk ebola, senilai USD5.000 (sekitar Rp62 juta).

Sementaraitu, seorangdokter asal Kuba yang mendapatkan perawatan intensif untuk kasus ebola di sebuah rumah sakit di Jenewadikabarkansudahpulihdan telah meninggalkan Swiss untuk kembali bersama keluarganya. Dokter bernama Felix Baez, satu dari 256 dokter dan perawat asal Kuba tersebut, diduga terkena virus saat dikirim ke Afrika Barat untuk menangani pasien yang terkena virus mematikan tersebut.

Setibanya di Jenewa, Baez mendapatkan perawatan percobaan Kanada ZMab, pendahulu untuk obat ebola Zmapp, yangjugasempat diberikanuntuk perawatan sejumlah pasien asal Amerika Serikat. ”Dua hari setelahnya diaterlihat sehat,” terang Kepala Medis Jenewa Jacques- Andre Romand kepada Reuters.

Sugeng wahyudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6281 seconds (0.1#10.140)