Belajar Kesabaran dan Rasa Syukur

Minggu, 30 November 2014 - 11:17 WIB
Belajar Kesabaran dan Rasa Syukur
Belajar Kesabaran dan Rasa Syukur
A A A
Ada benang merah antara kesibukan Lusi saat ini di bisnis arang dan Rumah Belajar CFIC. Kedua aktivitas alumnus Universitas Airlangga tersebut sama-sama bersinggungan dengan kaum marjinal. Bahkan, Lusi rela menjual sebuah rumah toko dan mobil miliknya untuk membangun CFIC.

”Tidak apa-apa, itu pengorbanan. Menurut saya, jika mereka hanya diberi makan atau uang tidak akan pernah cukup. Jadi, lebih baik dilatih dan diberdayakan agar mandiri,” tutur perempuan kelahiran Surabaya, 1 Agustus 1980 ini. Terlepas dari pelatihan, Lusi mengatakan, bekal terpenting adalah mengenali dulu Tuhan dan diri sendiri.

Jika seseorang mengenali potensi dalam dirinya maka dia akan bekerja sebaik-baiknya. Lusi juga percaya bahwa Tuhan akan memberikan rezeki setelah bekerja. ”Hal itu yang saya contohkan kepada teman-teman binaan. Saya kerja keras lho,” ucap peraih scholarship International Visitor Leadership Program 2011 dari AS ini.

Lusi mengakui memang tidak mudah mengurusi ibu jalanan, anak jalanan, dan warga binaan. ”Di waktu-waktu awal pembinaan, saya terkenal galak, cerewet, serta bersifat memaksa. Hal ini karena level keimanan saya belum terlalu mengenal Tuhan jadi saya mudah marah,” kata penulis buku Cinderella from Indonesiaini.

Perlahan perasaan mudah marah dan memaksa mulai luntur saat dia semakin mengenal agama. Semakin mendekatkan diri ke Tuhan, Lusi semakin menyadari bahwa orang-orang yang dibinanya justru adalah tempat dia belajar juga. ”Saya belajar tentang kesabaran dan rasa syukur.

Ternyata masih ada saudara kita yang hidupnya tidak seberuntung kita. Mereka yang membentuk kepribadian saya menjadi perempuan Indonesia yang menurut saya harus sabar dan lemah lembut,” ujar Lusi. Keterlibatannya di kegiatan sosial sudah dimulai sejak 2005.

Saat itu,dia mendaftarkan diri menjadi konsultan keuangan mitra bank (KKMB) atau pembina UKM Bank Indonesia di Batam. Tugasnya adalah membantu membina usaha kecil dan menengah di Batam menjadi bankable. Lusi juga membantu pembinaan UKM yang terlilit utang oleh rentenir. Semua dia lakukan sebagai pekerja sosial murni, tanpa digaji.

Ema malini
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5426 seconds (0.1#10.140)