Ledakan Tambang Kembali Terjadi di China

Jum'at, 28 November 2014 - 11:12 WIB
Ledakan Tambang Kembali Terjadi di China
Ledakan Tambang Kembali Terjadi di China
A A A
BEIJING - Kecelakaan mematikan di tambang batu bara China kembali terjadi. Sedikitnya 11 orang meninggal setelah tambang batu bara Songlin, Songhe, Provinsi Guizhou, meledak kemarin pagi.

Insiden itu merupakan kecelakaan kedua dalam dua hari terakhir. Berdasarkan laporan Xinhua, peristiwa itu terjadi ketika 19 penambang sedang sibuk bekerja. Adapun delapan penambang lain mengalami luka-luka. Tak lama setelah ledakan terjadi, tim penyelamat langsung bekerja cepat. Seluruh korban tewas dan selamat sudah dievakuasi.

Namun identitas korban belum diungkapkan. Begitu pun dengan penyebab ledakan karena masih dalam penyelidikan. Sebelumnya juga terjadi ledakan pada tambang batu bara di Fuxin, Provinsi Liaoning, Rabu (26/11). Menurut kepala perusahaan tambang Liaoning Fuxin Coal Corporation, Wang Haibing, sedikitnya 26 orang meninggal, 24 di antaranya di tempat kejadian.

Sementara dua lainnya meninggal saat tiba di rumah sakit setempat. Lebih lanjut Wang mengatakan 52 orang lainnya mengalami luka bakar dan gangguan pernapasan. Saat ini 10 ahli medis dikirim dari pusat provinsi untuk membantu proses perawatan. Empat ahli medis dari Beijing dan Shanghai juga turun tangan.

Ledakan itu terjadi sekitar pukul 14.35 waktu setempat di pertambangan batu bara Hengda, anak perusahaan batu bara ternama Liaoning Fuxin Coal Corporation. Kepala Bagian Hengda, Liu Zhipeng, mengatakan wakil kepala perusahaan Jiang Li turut menjadi korban. Jumlah korban sangat banyak karena api berkobar dengan sangat cepat.

“Api sudah menghanguskan segalanya sebelum para penyelamat bisa melakukan penyelamatan,” ujar Liu seperti dikutip Xinhua. Sebagian anggota keluarga korban masih menunggu di kantor perusahaan lantaran identitas beberapa korban belum diketahui. Berdasarkan penyelidikan awal, penyebab ledakan diduga kuat akibat gempa dengan kekuatan 1,6 Skala Richter pada pukul 13.31 waktu setempat di sekitar situs pertambangan batu bara Hengda.

Tahun lalu Pemerintah China mencatat ada 589 kecelakaan yang terkait tambang dengan total 1.049 meninggal atau hilang. Angka tersebut turun 24% dibandingkan 2012 silam. Namun jumlah ini disangkal para buruh. Mereka mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi dibandingkan data resmi pemerintah.

Hal itu terjadi karena bos tambang kerap tak melaporkan kecelakaan lantaran menghindari sanksi dari negara. Pihak berwenang berusaha mengatasi kemelut ini dengan menutup tambang kecil yang dinilai sebagai sumber utama kecelakaan. Sementara itu, mengenai ledakan tambang di Serawak, Malaysia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dalam memantau WNI korban insiden tersebut.

Seperti diketahui, 2 WNI tewas dan 7 lainnya luka-luka. “Tentunya korban bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari sejumlah negara lain. Masalah ini terus ditangani Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching. Mereka mengunjungi korban dan sedang mengurus semua administrasi kepulangan korban meninggal dan hak-hak pekerja,” ujar juru bicara Kemenlu Michael Tene di Jakarta kemarin.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6835 seconds (0.1#10.140)
pixels