Uji Coba Vaksin Ebola Sukses

Jum'at, 28 November 2014 - 10:33 WIB
Uji Coba Vaksin Ebola Sukses
Uji Coba Vaksin Ebola Sukses
A A A
WASHINGTON - Uji coba vaksin ebola yang dilakukan Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat (AS) terhadap 20 relawan menunjukkan hasil positif.

Kabar yang dilaporkan New England Journal of Medicine pada Rabu (26/11) waktu setempat tersebut, menjadi harapan baru di tengah semakin merebaknya wabah ebola yang telah menewaskan lebih dari 5.500 orang di Afrika barat. Hasil uji coba telah keluar, namun masih diperlukan waktu beberapa bulan untuk dapat digunakan di lapangan. Saat ini perusahaan farmasi dan lembaga kesehatan berlomba untuk melakukan eksperimen vaksin untuk memerangi ebola.

”Di tengah tingkat perkembangan epidemik ebola yang sangat pesat di Afrika Barat, upaya intensif dalam uji coba vaksin berlangsung efektif dan efisien,” kata Kepala Institut Nasional Penyakit Alergi dan Infeksi Anthony Fauci, dikutip AFP. Mereka mengembangkan vaksin bersama dengan Glaxo- SmithKline, perusahaan farmasi internasional.

“Hasil positif dalam uji coba terhadap manusia membuat kita akan melanjutkan akselerasi uji coba yang lebih besar,” tuturnya. Para sukarelawan mulai disuntik vaksin uji coba pada September lalu. BBC melaporkan, tak satu pun dari mereka yang diimunisasi mengalami efek samping dan semua menghasilkan antibodi.

Para relawan dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima dosis rendah atau tinggi. Respons antibodi yang lebih kuat tercatat di antara mereka yang menerima dosis lebih tinggi. Para peneliti menemukan bahwa tujuh orang yang diberikan dosis tinggi dan dua relawan dosis rendah menghasilkan respons sel imun CD8 T yang penting untuk melindungi tubuh dari virus ebola.

”Kita mengetahui dari kajian sebelumnya pada primata kalau CD8 T memainkan peranan krusial dalam melindungi binatang yang mendapatkan vaksin dan memiliki daya tahan terhadap ebola,” kata ketua peneliti Julie Ledgerwood. Namun demikian, vaksin ebola itu masih terus dalam proses pengembangan. Vaksin itu akan memainkan peranan penting untuk mengakhiri epidemi ebola yang mematikan.

“Vaksin ini juga akan mencegah wabah ebola yang lebih besar di masa mendatang,” terang Fauci. Sayangnya, vaksin yang diberi nama NIAID/GSK tersebut masih jauh dalam proses penerapan secara massal di lapangan. Ditegaskan NIH, vaksin NIAID akan didiskusikan kepada para pejabat Liberia dan mitra lainnya untuk uji coba tahap lanjut di Afrika barat.

Uji coba massal itu diperkirakan dilaksanakan sebelum tahun depan. Uji coba langsung akan menentukan apakah vaksin itu memiliki kualitas yang sama seperti uji coba secara khusus. Sementara itu, Gedung Putih menyambut kesuksesan penelitian itu.

“Kita mengucapkan selamat terhadap Francis Collins dan Tony Fauci dan tim mereka di Institut Kesehatan Nasional yang menunjukkan uji coba vaksin menjanjikan,” demikian pernyataan Gedung Putih. Atas kesuksesan itu, Presiden Barack Obama akan mengunjungi NIH pekan depan.

Sementara menurut Daniel Bausch dari Universitas Tulane, Los Angeles, AS, hasil uji coba yang menjanjikan belum tentu sukses di lapangan. Pasalnya, vaksin itu memiliki banyak tantangan untuk dapat digunakan massal. “Perlunya untuk memperhatikan keselamatan dan keberhasilan vaksin sebelum diproduksi massal,” tutur Bausch, dikutip Reuters.

Selain uji coba yang dilakukan NIH, uji coba lainnya juga dilaksanakan di Universitas Maryland sejak Oktober. Eksperimen vaksin yang menunjukkan hasil positif lainnya terhadap primata dilakukan lembaga riset Kanada VSV-EBOV yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi AS, NewLink Genetics.

Uji coba itu dilanjutkan pada uji coba manusia. Virus ebola dapat membunuh korban hanya dalam hitungan hari. Penyakit ini ditandai demam tinggi dan nyeri otot, muntah, serta diare. Dalam beberapa kasus, terjadi kegagalan fungsi organ tubuh dan pendarahan tanpa henti. Ebola mewabah di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8644 seconds (0.1#10.140)