Mensos Bicara Soal Perbatasan dengan Redaksi SINDO
A
A
A
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menilai penyelesaian masalah sosial di wilayah perbatasan harus ditangani secara bersama. Jika tidak, maka program peningkatan kualitas hidup masyarakat akan sulit tercapai.
"Bagaimana mengintegrasikan program di perbatasan. Kuncinya harus itu tidak bisa sendiri-sendiri mengikhtiarkan peningkatan kesejahteraan," ujar Khofifah saat berdiskusi dengan redaksi Koran SINDO, Jakarta, Senin (24/11/2014).
Selama ini diakuinya pemerintah belum menempatkan perbatasan sebagai beranda terdepan Indonesia. Sehingga tidak disangkal apabila kualitas dan pembangunan di sana masih rendah. "Padahal Malaysia sudah menjadikan ini sebagai beranda," katanya.
Khofifah pun menegaskan, ke depan untuk di wilayah perbatasan harus ditingkatkan kualitas dan pembangunannya. Khususnya dalam hal pendidikan yang menurutnya selama ini masih sangat rendah dengan jumlah anak tidak bersekolah yang selalu meningkat.
"Sewaktu saya ke Nunukan 2006 ada 26 ribu anak tidak sekolah. Sekarang katanya sudah 32 ribu. Untuk itu di sana dibutuhkan boarding school, di saat orangtuanya bekerja tidak sempat mengasuh anak-anaknya mereka tetap bisa disekolahkan," tuntasnya.
"Bagaimana mengintegrasikan program di perbatasan. Kuncinya harus itu tidak bisa sendiri-sendiri mengikhtiarkan peningkatan kesejahteraan," ujar Khofifah saat berdiskusi dengan redaksi Koran SINDO, Jakarta, Senin (24/11/2014).
Selama ini diakuinya pemerintah belum menempatkan perbatasan sebagai beranda terdepan Indonesia. Sehingga tidak disangkal apabila kualitas dan pembangunan di sana masih rendah. "Padahal Malaysia sudah menjadikan ini sebagai beranda," katanya.
Khofifah pun menegaskan, ke depan untuk di wilayah perbatasan harus ditingkatkan kualitas dan pembangunannya. Khususnya dalam hal pendidikan yang menurutnya selama ini masih sangat rendah dengan jumlah anak tidak bersekolah yang selalu meningkat.
"Sewaktu saya ke Nunukan 2006 ada 26 ribu anak tidak sekolah. Sekarang katanya sudah 32 ribu. Untuk itu di sana dibutuhkan boarding school, di saat orangtuanya bekerja tidak sempat mengasuh anak-anaknya mereka tetap bisa disekolahkan," tuntasnya.
(kri)