Penghentian Program Nuklir Iran Dibayangi Keraguan
A
A
A
TEHERAN - Iran berencana memperpanjang perundingan dengan kelompok P5+1 terkait rancangan pembangunan nuklir.
Hal ini dilakukan seiring kegagalan mencapai kesepakatan dengan Barat (anggota P5+1) dalam perundingan kemarin. Para menteri luar negeri anggota P5+1 yang berunding dengan Iran di Austria, kemarin, gagal membujuk Teheran untuk menghapus rencana pembangunan nuklirnya. Iran bersikukuh untuk membangun nuklir yang dianggap berisiko tinggi, terutama bagi kondisi politik Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan masih ada kesenjangan di antara para perunding. Kerry dilaporkan telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif selama pekan kemarin. Dalam pembicaraan tersebut, Kerry menyampaikan ancaman yang diberikan kelompok P5+1 bagi Iran jika tetap melanjutkan rencana pembangunan nuklirnya, yakni sanksi ekonomi internasional yang berat.
“Kami sedang bekerja keras berharap bisa membuat kemajuan. Namun masih ada kesenjangan serius, kami berusaha menutup kesenjangan itu,” ujar Kerry yang mewakili kelompok P5+1 yang terdiri dari Inggris, AS, China, Prancis, Rusia, dan Jerman, dilansir AFP. Kerry dan anggota P5+1 lainnya terpaksa memberikan ancaman lantaran program pembangunan nuklir Iran berpotensi menggoyahkan stabilitas Timur Tengah.
Kerry menjelaskan rencana ekstrem Iran kemungkinan akan memancing Israel melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini disampaikan Kerry setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pihak Israel mengklaim bahwa pembangunan nuklir Iran yang sudah direncanakan sejak satu dekade lalu itu ditujukan untuk kegiatan perang. Lokasi pembangunan nuklir disinyalir dapat dijadikan tempat pembuatan bom oleh Iran.
Dugaan ini muncul setelah pada Januari 2012, Iran kedapatan melakukan pengayaan uranium hingga 20%, upaya yang menjadi penting dalam sebuah pembuatan senjata. Isu ini semakin membuat Israel geger setelah ulama Hassan Rouhani memenangkan pemilihan presiden dan mencanangkan pembuatan nuklir.
Isu sempat mereda setelah pihak Barat menemukan bahwa pengayaan uranium Iran tetap hanya sebesar 5%. Pihak Iran selalu membantah tuduhan Israel dan menegaskan pembangunan nuklir murni untuk energi. Iran percaya pihak Barat dapat membuat keputusan yang menguntungkan semua pihak. Teheran meminta pertimbangan Barat untuk melihat kebutuhan Iran akan energi.
Iran pun percaya diri pihaknya akan mendapat kata sepakat dari kelompok P5+1. Jika pertemuan tetap menuai jalan buntu, Iran yakin masih bisa memperpanjang waktu perundingan.
Rini agustina
Hal ini dilakukan seiring kegagalan mencapai kesepakatan dengan Barat (anggota P5+1) dalam perundingan kemarin. Para menteri luar negeri anggota P5+1 yang berunding dengan Iran di Austria, kemarin, gagal membujuk Teheran untuk menghapus rencana pembangunan nuklirnya. Iran bersikukuh untuk membangun nuklir yang dianggap berisiko tinggi, terutama bagi kondisi politik Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan masih ada kesenjangan di antara para perunding. Kerry dilaporkan telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif selama pekan kemarin. Dalam pembicaraan tersebut, Kerry menyampaikan ancaman yang diberikan kelompok P5+1 bagi Iran jika tetap melanjutkan rencana pembangunan nuklirnya, yakni sanksi ekonomi internasional yang berat.
“Kami sedang bekerja keras berharap bisa membuat kemajuan. Namun masih ada kesenjangan serius, kami berusaha menutup kesenjangan itu,” ujar Kerry yang mewakili kelompok P5+1 yang terdiri dari Inggris, AS, China, Prancis, Rusia, dan Jerman, dilansir AFP. Kerry dan anggota P5+1 lainnya terpaksa memberikan ancaman lantaran program pembangunan nuklir Iran berpotensi menggoyahkan stabilitas Timur Tengah.
Kerry menjelaskan rencana ekstrem Iran kemungkinan akan memancing Israel melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini disampaikan Kerry setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pihak Israel mengklaim bahwa pembangunan nuklir Iran yang sudah direncanakan sejak satu dekade lalu itu ditujukan untuk kegiatan perang. Lokasi pembangunan nuklir disinyalir dapat dijadikan tempat pembuatan bom oleh Iran.
Dugaan ini muncul setelah pada Januari 2012, Iran kedapatan melakukan pengayaan uranium hingga 20%, upaya yang menjadi penting dalam sebuah pembuatan senjata. Isu ini semakin membuat Israel geger setelah ulama Hassan Rouhani memenangkan pemilihan presiden dan mencanangkan pembuatan nuklir.
Isu sempat mereda setelah pihak Barat menemukan bahwa pengayaan uranium Iran tetap hanya sebesar 5%. Pihak Iran selalu membantah tuduhan Israel dan menegaskan pembangunan nuklir murni untuk energi. Iran percaya pihak Barat dapat membuat keputusan yang menguntungkan semua pihak. Teheran meminta pertimbangan Barat untuk melihat kebutuhan Iran akan energi.
Iran pun percaya diri pihaknya akan mendapat kata sepakat dari kelompok P5+1. Jika pertemuan tetap menuai jalan buntu, Iran yakin masih bisa memperpanjang waktu perundingan.
Rini agustina
(ars)