Sensasi Beda Nikmati Sup Tulang

Minggu, 23 November 2014 - 11:25 WIB
Sensasi Beda Nikmati Sup Tulang
Sensasi Beda Nikmati Sup Tulang
A A A
Menyeruput pipilan daging dari dalam tulang sumsum sapi sungguh mengasyikkan. Sensasinya bisa berbeda buat yang merasakan.Di Kota Medan, menu tersebut bisa ditemukan di kedai Sop Sumsum Langsa. Kenikmatan kuah sup dipadu daging dari sumsum kerap membuat konsumen ketagihan.

Medan memang surga bagi para pencinta kuliner. Berbagai jenis hidangan ada, dari yang asli Sumatera Utara hingga sajian yang berasal dari para pedagang asal daerah lain. Warung Sop Sumsum Langsa salah satunya. Dari namanya, bisa ditebak, rumah makan ini berasal dari mana.

Ya, Langsa, yang notabene merupakan salah satu kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kalau singgah di Medan, tempat ini layak dijadikan destinasi wisata kuliner. Rumah Makan Sop Sumsum Langsa tentu saja punya menu andalan yang sesuai dengan nama tempatnya: sup sumsum. Cita rasa sup ini khas karena berasal dari Langsa. Di Medan, warung Sop Sumsum Langsa sudah punya tiga cabang yakni di Jalan Yos Sudarso, Jalan Setia Budi, dan Jalan Perpustakaan.

Sementara di Langsa tidak ada cabangnya. Untuk memudahkan sekaligus menikmati potong demi potong daging yang menempel pada tulang sumsum, konsumen diberi alat berupa sedotan. Menu ini sengaja disajikan ”utuh”, dalam arti bersama tulang kaki sapinya sekaligus, lalu diletakkan di piring besar yang sudah diisi kuah sup.

Bila dilihat sepintas, kuah yang ada di piring berisi tulang sapi itu seperti kuah sup pada umumnya. Tapi, rasanya sangat khas.Tak ketinggalan taburan daun bawang, bawang goreng, serta irisan kentang dan tomat ikut disajikan. Di wadah terpisah, disediakan pula sambal cabai rawit plus irisan jeruk nipis sebagai penambah cita rasa.

”Di sini kami ingin memberikan cita rasa yang berkesan kepada pelanggan, di mana mereka bisa menikmati sumsum dengan cara yang berbeda dan memiliki seni untuk memakan yakni melalui sedotan,” kata Supervisor Rumah Makan Sop Sumsum Langsa cabang Jalan Setia Budi, Muhammad Wahid Nur Siregar, kepada KORAN SINDO, belum lama ini.

Kenikmatan kuah sup di sini dihasilkan oleh tangan dingin sang pemilik rumah makan, H Lukmanul Hakim. Lukmanlah yang selama ini meracik bumbu sup secara langsung. Resepnya berasal dari keluarga yang diwariskan secara turun-temurun dengan bahan dasar antara lain bawang putih, jahe, merica, kayu manis, dan garam.

Rumah Makan Sop Sumsum Langsa menyajikan bukan hanya sup tulang, tapi juga sup daging, supurat, supbabat, dansup paru. Seluruh menu disajikan dengan kuah yang sama, hanya isiannya yang berbeda. Harga menu-menu tadi bervariasi, berkisar Rp20.000-37.000. Harga Rp37.000 diberlakukan untuk menu sup sumsun.

Tapi, kalau ditambah daging, ada tambahan harganya sebesar Rp10.000. Usaha kuliner ini sudah berjalan sejak 1990. Awalnya dibuka di Jalan Yos Sudarso, lalu pada 2006 cabang kedua di Jalan Setia Budi dibuka. Baru pada 2012, Sop Sumsum Langsa beroperasi di Jalan Perpustakaan.

Sejumlah politisi dan artis Ibu Kota dikabarkan pernah menyambangi tempat makan yang interiornya didominasi warna hijau dan kuning ini. Khusus di cabang Jalan Setia Budi, kata Wahid, pengunjung rumah makannya bisa mencapai 300 orang per hari dengan jam operasional pukul 10.00-23.00 WIB.

Untuk bahan baku utamanya, pihak rumah makan bisa menghabiskan sekitar tiga ekor sapi setiap hari. Dari tiap ekor sapi tersebut hanya 16 potong tulang yang bisa dijadikan bahan untuk membuat sup sumsum.

Irwan siregar
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4255 seconds (0.1#10.140)