Percepatan Munas Golkar Sinyal Dukungan Ical Menguat
A
A
A
JAKARTA - Desakan agar Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar dipercepat pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Yogyakarta, merupakan sinyal bahwa dukungan kepada Ketua Umum Aburizal Bakrie atau Ical sangat kuat.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Alfan Alfian menilai, keinginan untuk mempercepat munas merupakan realitas yang terjadi pada Rapimnas Partai Golkar. Hal ini memunculkan pihak-pihak yang tidak puas terhadap Partai Golkar.
"Mereka yang tidak puas bisa saja memboikot, karena kepentingannya tidak diakomodir. Memang ini putusan yang mengejutkan," ujar Alfan, Rabu, 19 November 2014.
Apalagi, kata Alfan, sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan penyelenggaraan munas akan digelar pada Januari 2015. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Ical sebelum Rapimnas Yogyakarta bahwa, percepatan munas tidak berlaku.
Namun yang berkembang di lapangan berbeda, menurutnya, sebanyak 32 dari 34 DPD tingkat I menyatakan agar munas segera dilakukan akhir November mendatang. "Memang isu ini (munas dipercepat) sempat bergulir tapi kemudian mereda lagi, apalagi kedua tokoh Golkar tersebut menyatakan munas digelar pada 2015," ucapnya.
Alfan menambahkan, percepatan munas bisa saja diwujudkan bila putusan yang diambil dalam rapimnas telah memenuhi kuorum. Sebab, rapimnas merupakan forum pengambil keputusan tertinggi munas sehingga memiliki legitimasi.
"Kalau rapimnas memutuskan munas dipercepat maka tidak akan ada protes dan kekecewaan dari para kader. Sebab, protes tidak bisa dilakukan lewat forum formal kecuali melalui forum informal," paparnya.
Alfan berpendapat yang memiliki peluang besar untuk terpilih menjadi ketua umum jika munas dipercepat adalah Ical. Alasannya, rapimnas merupakan cermin atau miniatur dari munas, mengingat basis dukungan akan sangat terlihat di rapimnas.
"Kalau munas dipercepat skenario aklamasi Ical semakin tinggi. Peluang Ical sebagai incumbent sangat besar untuk terpilih kembali," tandasnya.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Alfan Alfian menilai, keinginan untuk mempercepat munas merupakan realitas yang terjadi pada Rapimnas Partai Golkar. Hal ini memunculkan pihak-pihak yang tidak puas terhadap Partai Golkar.
"Mereka yang tidak puas bisa saja memboikot, karena kepentingannya tidak diakomodir. Memang ini putusan yang mengejutkan," ujar Alfan, Rabu, 19 November 2014.
Apalagi, kata Alfan, sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan penyelenggaraan munas akan digelar pada Januari 2015. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Ical sebelum Rapimnas Yogyakarta bahwa, percepatan munas tidak berlaku.
Namun yang berkembang di lapangan berbeda, menurutnya, sebanyak 32 dari 34 DPD tingkat I menyatakan agar munas segera dilakukan akhir November mendatang. "Memang isu ini (munas dipercepat) sempat bergulir tapi kemudian mereda lagi, apalagi kedua tokoh Golkar tersebut menyatakan munas digelar pada 2015," ucapnya.
Alfan menambahkan, percepatan munas bisa saja diwujudkan bila putusan yang diambil dalam rapimnas telah memenuhi kuorum. Sebab, rapimnas merupakan forum pengambil keputusan tertinggi munas sehingga memiliki legitimasi.
"Kalau rapimnas memutuskan munas dipercepat maka tidak akan ada protes dan kekecewaan dari para kader. Sebab, protes tidak bisa dilakukan lewat forum formal kecuali melalui forum informal," paparnya.
Alfan berpendapat yang memiliki peluang besar untuk terpilih menjadi ketua umum jika munas dipercepat adalah Ical. Alasannya, rapimnas merupakan cermin atau miniatur dari munas, mengingat basis dukungan akan sangat terlihat di rapimnas.
"Kalau munas dipercepat skenario aklamasi Ical semakin tinggi. Peluang Ical sebagai incumbent sangat besar untuk terpilih kembali," tandasnya.
(kur)