Antisipasi Narkoba, Remaja Butuh Perhatian Ekstra Orangtua

Senin, 10 November 2014 - 19:52 WIB
Antisipasi Narkoba,...
Antisipasi Narkoba, Remaja Butuh Perhatian Ekstra Orangtua
A A A
JAKARTA - Maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja saat ini jelas mencemaskan para orangtua. Terlebih bagi mereka yang pekerjaannya menuntut banyak waktu.

Kasi Dunia Maya, Radio, dan Televisi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) M Affan Eko Budi mengatakan, salah aatu cara untuk menghindarkan remaja dari narkoba adalah dengan pola asuh yang terbuka.

Menurutnya, keterbukaan sikap antara orangtua dan anak dalam membuat aturan keluarga yang mengakomodir persetujuan bersama, bisa menentukan kepribadian anak.

"Masa remaja merupakan masa yang rawan bagi tumbuh kembang anak," kata Affan saat diskusi dengan anggota PKK dan Pemuda, di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2014).

"Oleh karenanya orangtua harus bisa membuat anak merasa nyaman. Sebagai orangtua kita tidak boleh memaksakan kemauan kita terhadap anak, karena mereka sudah bisa memiliki pemikiran sendiri," imbuhnya.

Dia menambahkan, jangan sampai orangtua yang selalu menuruti keinginan anak karena akan berisiko. Untuk itu perlu adanya komunikasi antara orangtua dan anak dalam menghadapi satu masalah.

"Jangan sampai anak malah curhat ke rekan sebayanya dan mandapatkan saran yang menjebak, seperti ajakan menggunakan narkoba sebagai jawaban atas masalah yang mereka hadapi," tegasnya.

Oleh karenanya, edukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba bagi masyarakat jelas penting, agar mereka bisa memproteksi diri, keluarga serta lingkungannya dari bahaya penyalahgunaan tersebut.

"Penyalahgunaan narkoba tidak akan pernah menghasilkan hal yang baik, untuk itu kita perlu merubah pola pikir kita untuk hidup lebih produktif," tegasnya.

Hal senada diungkapkan psikolog Rini Tjiptadi. Menurutnya, pada masa remaja, cenderung lebih dekat dengan rekan sebayanya.

"Pada saat senang, anak akan memilih berbagi dengan rekan sebayanya. Namun ketika anak merasa marah dan kesal, mereka akan melampiaskannya pada orang rumah. Pada saat demikian, orangtua harus menjadi tempat anak berkeluh kesah," terangnya.

Memang tugas orangtua itu berat, namun ketika anak marah-marah karena masalah sekolahnya.

"Nah, orangtua harus mampu melakukan pendekatan kasih sayang pada anak, bukan malah memarahinya kembali," tutup Rini.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6908 seconds (0.1#10.140)