Dibuai Kelezatan Nasi Brongkos
A
A
A
Bertandang ke Yogyakarta, tidak ada salahnya mampir dan mencoba makanan khas Kota Pelajar ini. Selain gudeg, ada juga brongkos. Nasi brongkos alkid salah satu yang direkomendasikan.
Menu nasi dan sayur ini begitu digemari oleh masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Terutama, menu yang terdapat di Warung Makan Handayani Alkid. Selain karena makanan ini khas Jawa, bumbu-bumbu rempah yang digunakan juga begitu terasa di lidah.
Ada sedikitnya 16 jenis bumbu yang digunakan untuk memasak menu satu ini. Mulai bumbu yang dihaluskan yakni bawang merah, bawang putih, kluwek, kemiri, ketumbar, merica, cabai besar, cabai rawit, gula, dan garam, hingga bumbu yang dicampurkan secara utuh macam daun salam, lengkuas, jahe, sereh, daun jeruk, dan kencur sunthi.
”Membuat nasi brongkos, yang lama itu ketika meracik bumbunya. Hampir 3-4 jam hanya untuk membuat itu, dan ada 16 bumbu yang terdiri atas rempahrempah yang dimasukkan di dalamnya. Pertama diulek, lalu ditumis memakai sedikit minyak goreng sampai berwarna hitam, baru setelah itu dicampurkan rebusan kuah kaldu sapi yang sebelumnya sudah dimasukkan tahu, telur, kacang tolo, dan santan,” papar Tri Suparmi, 50, penyedia nasi brongkos alkid tentang proses pengolahan menu sayur andalannya itu.
Kelezatan nasi brongkos semakin terasa berkat kehadiran koyor sebagai pelengkap. Koyor dimasak sama seperti rawon, namun di sini ditambahkan santan dan lemak koyor sebagai bumbu utamanya. Tak ketinggalan irisan empal daging sapi yang sebelumnya diberi bumbu bacem, kemudian digoreng dan disajikan bersama bawang goreng serta nasi putih pulen nan hangat.
”Kami biasa membuat bumbu brongkos dua hari sekali dan dalam prosesnya dimasak selama satu jam hingga matang dan mendidih. Tujuannya supaya tidak kecut dan tidak cepat basi. Terkadang banyak pula pembeli yang justru menginginkan menu brongkos yang dimasak kemarin, karena menghindari bau kluwek yang biasanya masih terasa ketika sayur baru saja dimasak. Sekali masak lazimnya sampai lima panci. Satu panci bisa untuk 100 porsi,” jelas Tri, yang juga pemilik warung sekaligus penerus generasi kedua ini.
Sayur brongkos diyakini ada sejak lama, namun kemudian dikembangkan oleh orang tua Tri Suparmi, Sardiyem dan Adiyo Utomo, pada 1975 sebagai bidang usaha mereka. Menunya terdiri atas nasi brongkos, nasi brongkos telur, dan nasi brongkos koyor. Bedanya, nasi brongkos koyor hanya tersaji dalam bentuk koyor berkuah dan nasi, tanpa isi brongkos macam kacang tolo, tahu, dan telur. Ibaratnya seperti rawon, tapi menggunakan kuah santan.
Sementara untuk menghilangkan dahaga, pengunjung bisa mencoba es campur khas warung satu ini. Manis dan kesegarannya begitu terasa sehingga cocok disandingkan dengan nasi brongkos. Menurut Tri, es ini terbuat dari bahan kelapa muda dan tapai singkong kuning yang dicampur dengan kuah santan dan sirup asli sebagai pemanis. Bisa dinikmati dalam kondisi dingin maupun hangat.
”Es campur ini menggunakan sirup yang kami buat sendiri dari bahan gula pasir dan penambah aroma, tanpa bahan pengawet. Mulanya warung ini memang berjualan es, lalu berkembang dengan menjual nasi brongkos,” kata ibu dua anak dan nenek satu cucu ini.
Di samping nasi brongkos dan es campur, di warung ini tersedia pula nasi soto ayam, nasi pecel tempe, es jeruk, dan es teh. Nasi brongkos tersaji mulai harga Rp10.000-17.000 per porsi. Sedangkan, es campur dibanderol dengan nominal Rp5.000 per gelas. Warung Makan Handayani Alkid buka tiap hari pukul 07.00-16.00 WIB.
Salah seorang penikmat nasi brongkos, Priatmojo, 25, mengaku sudah lama ingin mencoba dan menikmati menu tersebut. ”Enak seperti rawon, hanya ini kuahnya pakai santan. Ada tahu, telur, dan kacang tolo, dagingnya pun empuk. Khas Jawa banget pokoknya. Dan yang paling saya suka menu es campur, segar dan manisnya alami,” ujar konsumen asal Sleman, Yogyakarta ini.
Siti estuningsih
Menu nasi dan sayur ini begitu digemari oleh masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Terutama, menu yang terdapat di Warung Makan Handayani Alkid. Selain karena makanan ini khas Jawa, bumbu-bumbu rempah yang digunakan juga begitu terasa di lidah.
Ada sedikitnya 16 jenis bumbu yang digunakan untuk memasak menu satu ini. Mulai bumbu yang dihaluskan yakni bawang merah, bawang putih, kluwek, kemiri, ketumbar, merica, cabai besar, cabai rawit, gula, dan garam, hingga bumbu yang dicampurkan secara utuh macam daun salam, lengkuas, jahe, sereh, daun jeruk, dan kencur sunthi.
”Membuat nasi brongkos, yang lama itu ketika meracik bumbunya. Hampir 3-4 jam hanya untuk membuat itu, dan ada 16 bumbu yang terdiri atas rempahrempah yang dimasukkan di dalamnya. Pertama diulek, lalu ditumis memakai sedikit minyak goreng sampai berwarna hitam, baru setelah itu dicampurkan rebusan kuah kaldu sapi yang sebelumnya sudah dimasukkan tahu, telur, kacang tolo, dan santan,” papar Tri Suparmi, 50, penyedia nasi brongkos alkid tentang proses pengolahan menu sayur andalannya itu.
Kelezatan nasi brongkos semakin terasa berkat kehadiran koyor sebagai pelengkap. Koyor dimasak sama seperti rawon, namun di sini ditambahkan santan dan lemak koyor sebagai bumbu utamanya. Tak ketinggalan irisan empal daging sapi yang sebelumnya diberi bumbu bacem, kemudian digoreng dan disajikan bersama bawang goreng serta nasi putih pulen nan hangat.
”Kami biasa membuat bumbu brongkos dua hari sekali dan dalam prosesnya dimasak selama satu jam hingga matang dan mendidih. Tujuannya supaya tidak kecut dan tidak cepat basi. Terkadang banyak pula pembeli yang justru menginginkan menu brongkos yang dimasak kemarin, karena menghindari bau kluwek yang biasanya masih terasa ketika sayur baru saja dimasak. Sekali masak lazimnya sampai lima panci. Satu panci bisa untuk 100 porsi,” jelas Tri, yang juga pemilik warung sekaligus penerus generasi kedua ini.
Sayur brongkos diyakini ada sejak lama, namun kemudian dikembangkan oleh orang tua Tri Suparmi, Sardiyem dan Adiyo Utomo, pada 1975 sebagai bidang usaha mereka. Menunya terdiri atas nasi brongkos, nasi brongkos telur, dan nasi brongkos koyor. Bedanya, nasi brongkos koyor hanya tersaji dalam bentuk koyor berkuah dan nasi, tanpa isi brongkos macam kacang tolo, tahu, dan telur. Ibaratnya seperti rawon, tapi menggunakan kuah santan.
Sementara untuk menghilangkan dahaga, pengunjung bisa mencoba es campur khas warung satu ini. Manis dan kesegarannya begitu terasa sehingga cocok disandingkan dengan nasi brongkos. Menurut Tri, es ini terbuat dari bahan kelapa muda dan tapai singkong kuning yang dicampur dengan kuah santan dan sirup asli sebagai pemanis. Bisa dinikmati dalam kondisi dingin maupun hangat.
”Es campur ini menggunakan sirup yang kami buat sendiri dari bahan gula pasir dan penambah aroma, tanpa bahan pengawet. Mulanya warung ini memang berjualan es, lalu berkembang dengan menjual nasi brongkos,” kata ibu dua anak dan nenek satu cucu ini.
Di samping nasi brongkos dan es campur, di warung ini tersedia pula nasi soto ayam, nasi pecel tempe, es jeruk, dan es teh. Nasi brongkos tersaji mulai harga Rp10.000-17.000 per porsi. Sedangkan, es campur dibanderol dengan nominal Rp5.000 per gelas. Warung Makan Handayani Alkid buka tiap hari pukul 07.00-16.00 WIB.
Salah seorang penikmat nasi brongkos, Priatmojo, 25, mengaku sudah lama ingin mencoba dan menikmati menu tersebut. ”Enak seperti rawon, hanya ini kuahnya pakai santan. Ada tahu, telur, dan kacang tolo, dagingnya pun empuk. Khas Jawa banget pokoknya. Dan yang paling saya suka menu es campur, segar dan manisnya alami,” ujar konsumen asal Sleman, Yogyakarta ini.
Siti estuningsih
(bbg)