Perkuat Pemerintahan Pro-Eropa

Senin, 27 Oktober 2014 - 16:59 WIB
Perkuat Pemerintahan...
Perkuat Pemerintahan Pro-Eropa
A A A
KIEV - Warga Ukraina kemarin memberikan suara dalam pembentukan parlemen baru untuk memperkuat pemerintahan pro-Uni Eropa. Namun, pemilu ini dibayangi pemberontak pro- Moskow yang masih menguasai Ukraina timur.

Presiden Petro Poroshenko menyatakan, pemilu ini bertujuan memperkuat pemerintahan barunya. Dia menegaskan, pemilu sela ini akan memperkuat transfer kekuasaan yang dimulai sejak Februari lalu saat penggulingan Presiden Viktor Yanukovych yang didukung Rusia. ”Anda akan melihat ini menjadi parlemen yang baru secara keseluruhan,” kata Poroshenko, dikutip AFP .

”Akhirnya kita akan memilih anggota parlemen pro-Ukraina, bukan pro-Moskow. Partai-partai yang tidak korupsi dan tidak dapat disuap yang akan membentuk parlemen pro- Eropa,” jaminnya.

Poroshenko menginginkan mayoritas anggota parlemen mendukung agenda pro-Eropa dan menghancurkan kekuasaan Rusia di Ukraina. Partai koalisi yang dipimpin Poroshenko diprediksi akan memperoleh kemenangan besar di parlemen yang berjumlah 450 anggota. ”Tanpa mayoritas di parlemen, program presiden tidak akan berjalan,” tuturnya.

Meskipun tidak ada mayoritas mutlak, Poroshenko diprediksi akan membentuk koalisi beserta partai haluan keras. Poroshenko dengan Partai Solidaritas akan menggandeng Partai Udar yang dipimpin Vitali Klitschko dan Partai Front Rakyat pimpinan Perdana Menteri Arseny Yatsenyuk.

Pertama kali dalam sejarah Ukraina, semua partai dalam pemilu parlemen merupakan partai pro-Eropa. Adapun partai pro-Rusia yakni Partai Daerah tidak mengikuti pemilu parlemen.

Pemilu ini dibayangi keberlanjutan antara pemberontak pro-Rusia dan pasukan pemerintah di Ukraina timur. Ada 3 juta warga di Donetsk dan Luhansk, Ukraina timur, yangtidak akan memberikan suaranya.

Pemberontak di kawasan itu akan menggelar pemilu pada bulan depan. Selain di Donetsk dan Luhansk, sekitar 1,8 juta warga di Crimea yang dikuasai Rusia juga tidak akan memberikan suara pada pemilu parlemen kali ini.

Poroshenko juga menganggap pemilu sekali kali ini akan mengakhiri konflik bersenjata di Ukraina timur. Tidak ada solusi militer dalam konflik itu.

”Kami masih menganggap Donetsk merupakan kota kami. Penduduk Donetsk merupakan penduduk kami yang menjadi sandera,” tuturnya. Karena itu, 27 kursi parlemen dari wilayah konflik tetap kosong.

Pemilu sela kali ini juga terjadi di tengah krisis energi di mana Rusia menghentikan pasokan gas ke Ukraina sejak Juni lalu. Bukan hanya karena alasan politik, tapi Ukraina tak mampu membayar impor gas dari Rusia. Ukraina kini bergantung pada dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF) dan masih menunggu pinjaman dari Uni Eropa.

Pertempuran juga masih terjadi pada Sabtu (25/10) atau sehari sebelum pemilu. Ada 10 tentara Ukraina terluka dalam pertempuran degan pemberontak. Konflik di Ukraina timur telah menewaskan sedikitnya 3.700 orang.

Andika hendra
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)