Gerbang KPU Jabar Ditempeli Poster Kecaman

Rabu, 13 Agustus 2014 - 12:32 WIB
Gerbang KPU Jabar Ditempeli...
Gerbang KPU Jabar Ditempeli Poster Kecaman
A A A
JAKARTA - Setelah menggelar aksi pada Senin 10 Agustus 2014, massa dari Masyarakat Peduli Pemilu Bersih (MP2B) kembali melakukan aksi di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (13/8/2014).

Begitu tiba di lokasi, perwakilan massa giliran berorasi. Mereka menyuarakan agar berbagai kecurangan yang terjadi dalam Pilpres 2014 ditindak tegas.

Juru Bicara MP2B Ismail mengatakan, aksi kedua ini penegasan atas aksi pertamanya. Sebab saat aksi pertama mereka tidak ditemui Komisioner KPU Jawa Barat yang saat itu sedang berada di Jakarta.

Beberapa perwakilan massa pun diterima anggota KPU Jawa Barat, Nina Yuningsih, di salah satu ruangan. Mereka menyampaikan tiga tuntutan yaitu penegakan amanat konstitusi dan undang-undang pelaksanaan pemilu, usir dan adili oknum KPU yang menyimpang dari aturan, serta KPU dan Bawaslu harus bertanggungjawab atas proses pemilu yang tidak jujur.

"Indikasi bahwa kecurangan dilakukan secara terorganisir, masif, dan sistemik itu ada. Kita juga meminta Mahkamah Konstitusi memutuskan perkara pemilu ini dengan adil dan jujur," ujar Ismail.

Ia menegaskan, aksi yang dilakukan bukan untuk membela salah satu kandidat. Aksi digelar hanya untuk menuntut pemilu yang adil dan bersih.

"Kita ingin pemimpin yang dipilih itu benar-benar pilihan rakyat, bukan pemimpin hasil rekayasa," tegasnya.

Nina pun mengapresiasi aksi yang dilakukan MP2B. Apa yang diinginkan mereka akan disampaikan ke KPU .

"Kami bangga masyarakat Jawa Barat peduli terhadap nasib bangsa. Kami akan mengkomunikasikan pertemuan ini ke KPU Pusat bahwa masyarakat Jawa Barat tidak tinggal diam dan akan mengawasi proses pemilu ini," jelasnya.

Ddalam aksinya, selain berorasi, massa juga menempeli pagar gerbang KPU Jawa Barat dengan sejumlah poster. Poster itu berisi sindiran sekaligus kecaman bagi penyelenggara pemilu.

Beberapa di antaranya bertuliskan 'Suara Rakyat Bukan Suara Pegadaian', 'Usir Oknum-oknum KPU Sebagai Antek Anasir yang Memanipulasi Suara', dan 'Pemilu Gagal, KPU Tidak Profesional'.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7672 seconds (0.1#10.140)