Ini strategi Golkar jika Ical tak jadi capres
A
A
A
Sindonews.com - Rencana Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2014 terancam batal. Pasalnya, di tubuh partai berlambang pohon beringin ini semakin bergejolak meminta Ical untuk mundur dari pencapresannya.
"Kalau ada tekanan di internal Golkar, posisi Aburizal dari capres bisa menjadi cawapres," ujar Politikus Senior Partai Golkar Zainal Bintang, di Warung Daun, Cikini, Sabtu (19/4/2014).
Menurutnya, Partai Golkar merancang strategi lain agar tetap bisa bisa mendapatkan kekuasaan di pemerintahan. Yakni dengan cara menawarkan tiga nama, yaitu Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, dan Luhut Panjaitan, sebagai calon Wakil presiden ke partai lain.
"Maka tiga nama ini yang ditawarkan Partai Golkar, ke partai lain. Kalau JK itu sudah lama isunya akan dipasangkan dengan Jokowi. Tapi politik ini terus berputar. Maka ada tokoh baru terus disodorkan," ujarnya
Zainal menegaskan partainya tidak perlu menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) cukup hanya dengan Rapimnas.
"Kalau pergantian dari capres jadi cawapres enggak perlu, cukup dengan Rapimnas. Forum yang sama, kalau Munaslub itu untuk ketua umum, supaya untuk mundur. Dan kabar tentang menggelar Munaslub dari desakan para kader, juga benar adanya. Kita lihat saja Rapimnasnya nanti seperti apa," pungkasnya.
"Kalau ada tekanan di internal Golkar, posisi Aburizal dari capres bisa menjadi cawapres," ujar Politikus Senior Partai Golkar Zainal Bintang, di Warung Daun, Cikini, Sabtu (19/4/2014).
Menurutnya, Partai Golkar merancang strategi lain agar tetap bisa bisa mendapatkan kekuasaan di pemerintahan. Yakni dengan cara menawarkan tiga nama, yaitu Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, dan Luhut Panjaitan, sebagai calon Wakil presiden ke partai lain.
"Maka tiga nama ini yang ditawarkan Partai Golkar, ke partai lain. Kalau JK itu sudah lama isunya akan dipasangkan dengan Jokowi. Tapi politik ini terus berputar. Maka ada tokoh baru terus disodorkan," ujarnya
Zainal menegaskan partainya tidak perlu menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) cukup hanya dengan Rapimnas.
"Kalau pergantian dari capres jadi cawapres enggak perlu, cukup dengan Rapimnas. Forum yang sama, kalau Munaslub itu untuk ketua umum, supaya untuk mundur. Dan kabar tentang menggelar Munaslub dari desakan para kader, juga benar adanya. Kita lihat saja Rapimnasnya nanti seperti apa," pungkasnya.
(kri)