Pelaksanaan UN jangan ulangi kesalahan tahun lalu
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempercepat pencetakan naskah soal untuk Ujian Nasional (UN).
Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyelenggaraan UN tahun ajaran 2013/2014 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), agar tidak kacau seperti tahun lalu.
Antisipasi lain yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah, meningkatkan kualitas lembar jawaban komputer (LJK) UN. Tahun lalu, akibat keterlambatan pencetakan naskah soal UN 2013 mengakibatkan tidak serentak pelaksanaan UN di Indonesia.
Pencetakan dilaksanakan minggu kedua Maret, maka tahun ini dilakukan lebih cepat. Dengan harapan pencetakan bisa selesai lebih awal dan tersisa dua minggu untuk memastikan pendistribusian.
Menanggapi hal itu, pemerhati pendidikan dari Universitas Pasundan Bandung, Mira Rosana mengungkapkan, pencetakan soal UN mestinya sudah menjadi agenda tahunan. Sehingga, tidak boleh selalu ada kendala yang sama.
“Saya setuju dengan percepatan pencetakan naskah soal UN, namun juga harus dipikirkan waktunya, apa lebih efektif dan efisien. Jangan sampai ada kebocoran soal ujian, kualitas dan kuantitas kertas juga harus diperhatikan,” kata Mira dalam rilisnya, Rabu (26/2/2014).
Yang perlu diperhatikan, sambung dia, soal pelaksanaan tender pencetakan soal. Pemilihan pemenang seharusnya tidak dilakukan terburu-buru. Karena akan memengaruhi kualitas dan kuantitas kertas soal ujian. “Pengawasan yang ketat terhadap proses produksi dan pengiriman juga harus dilakukan,” tegasnya.
Pengalaman tahun lalu, kata Mira merupakan gambaran buruk dunia pendidikan yang mengindikasikan gagalnya manajemen pendidikan nasional. Sehingga sudah sepatutnya pemerintah tidak mengulangi kesalahan serupa.
“Perlu diperbaiki manajemen pendistribusian terutama ke daerah-daerah pelosok, seperti keamanan, penyimpanan, dan juga SDM yang sigap dan dipercaya agar soal UN tidak bocor,” paparnya.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyelenggaraan UN tahun ajaran 2013/2014 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), agar tidak kacau seperti tahun lalu.
Antisipasi lain yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah, meningkatkan kualitas lembar jawaban komputer (LJK) UN. Tahun lalu, akibat keterlambatan pencetakan naskah soal UN 2013 mengakibatkan tidak serentak pelaksanaan UN di Indonesia.
Pencetakan dilaksanakan minggu kedua Maret, maka tahun ini dilakukan lebih cepat. Dengan harapan pencetakan bisa selesai lebih awal dan tersisa dua minggu untuk memastikan pendistribusian.
Menanggapi hal itu, pemerhati pendidikan dari Universitas Pasundan Bandung, Mira Rosana mengungkapkan, pencetakan soal UN mestinya sudah menjadi agenda tahunan. Sehingga, tidak boleh selalu ada kendala yang sama.
“Saya setuju dengan percepatan pencetakan naskah soal UN, namun juga harus dipikirkan waktunya, apa lebih efektif dan efisien. Jangan sampai ada kebocoran soal ujian, kualitas dan kuantitas kertas juga harus diperhatikan,” kata Mira dalam rilisnya, Rabu (26/2/2014).
Yang perlu diperhatikan, sambung dia, soal pelaksanaan tender pencetakan soal. Pemilihan pemenang seharusnya tidak dilakukan terburu-buru. Karena akan memengaruhi kualitas dan kuantitas kertas soal ujian. “Pengawasan yang ketat terhadap proses produksi dan pengiriman juga harus dilakukan,” tegasnya.
Pengalaman tahun lalu, kata Mira merupakan gambaran buruk dunia pendidikan yang mengindikasikan gagalnya manajemen pendidikan nasional. Sehingga sudah sepatutnya pemerintah tidak mengulangi kesalahan serupa.
“Perlu diperbaiki manajemen pendistribusian terutama ke daerah-daerah pelosok, seperti keamanan, penyimpanan, dan juga SDM yang sigap dan dipercaya agar soal UN tidak bocor,” paparnya.
(maf)