Antisipasi kerusuhan, Polres Karanganyar gelar simulasi pengamanan

Selasa, 25 Februari 2014 - 17:50 WIB
Antisipasi kerusuhan, Polres Karanganyar gelar simulasi pengamanan
Antisipasi kerusuhan, Polres Karanganyar gelar simulasi pengamanan
A A A
Sindonews.com - Jelang pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, Polres Karanganyar menggelar simulasi pengamanan unjuk rasa. Simulasi ini digelar untuk mengantisipasi terjadinya unjuk rasa besar-besaran dan potensi rusuh selama Pemilu 2014.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno memantau langsung jalannya simulasi yang digelar di ruas Jalan Lawu depan Rumah Dinas Bupati Karanganyar.

"Kita berusaha mempersiapkan mereka untuk mengantisipasi apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan saat pemilu nanti. Tapi kita berharap, apa yang diperagakan dalam simulasi ini tidak terjadi saat pemilu nanti,"papar Kapolda Irjen Pol Dwi Priyatno, di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (25/2/2014).

Ia mengatakan, untuk mengamankan pemilu, Polda telah menyiapkan sebanyak 23 Ribu personel yang akan disebar di 77.693 TPS di 35 kota dan kabupaten seluruh Jawa Tengah.

Para personel polisi tersebut, ungkap Kapolda, sangat terlatih untuk mengatasi setiap gangguan mulai dari tiap tahapan yang pasti sudah akan ada gangguan, hingga ke tingkat lebih tinggi seperti sabotase dan terorisme.

Simulasi melibatkan kurang lebih 600 personel. Sebagian anggota berperan menjadi massa yang melakukan unjuk rasa dan sebagian lagi menjadi polisi yang melakukan pengamanan unjuk rasa. Selama simulasi terdapat delapan adegan.

Adegan awal diawali mulai dari aktifitas sehari-hari masyarakat hingga proses pencoblosan. Keributan mulai terlihat saat proses perhitungan suara. Dimana salah satu saksi, memprotes hasil perhitungan suara.

Keributan semakin meluas hingga ke Kantor Pemilihan Umum (KPU) Daerah. Di sini, personel polisi yang ditugaskan mengamankan KPU tak mampu meredam kemarahan massa.

Protes semakin meluas. Jumlah massa semakin banyak. Mereka memaksa komisioner KPU keluar menemui para pengunjuk rasa. Setelah tim negosiasi polisi gagal, gelombang massa mulai berbuat anarkis. Massa mulai merangsek maju menerobos barikade polisi.

Akhirnya terjadi saling dorong antara pengujuk rasa dan polisi. Situasi bertambah ricuh karena massa terus melakukan perlawanan. Polisi yang kewalahan akhirnya menyemprot barisan pengunjuk rasa dengan melalui mobil pemadam kebakaran yang sudah disiapkan. Upaya itu gagal, massa tetap maju menerobos barisan barikade polisi.

Sebelum akhirnya polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa. Meski masih terlihat adanya perlawanan dari massa, upaya melepas gas air mata tersebut berhasil.

Sebagian massa terjatuh. Polisi pun segera mengamankan pengunjuk rasa yang diduga sebagai provokator. Penangkapan para provokator tersebut efektif. Gelombang massa kocar-kacir menyelamatkan diri. Akhirnya, polisi bisa kembali menguasai kantor KPU.

Sayangnya jalannya simulasi ini sempat ternoda. Keributan di luar skenario simulasi terjadi saat salah satu pemeran adegan pengunjuk rasa yang diperankan oleh warga masyarakat sipil yang dilibatkan melemparkan tas plastik berisi air kolam ke arah barisan barigade.

Namun air yang dilemparkan tersebut sempat mengenai personel polisi dari Humas Polda Jawa Tengah. Percikan air tersebut juga sebagian mengenai kamera, sehingga emosi personel Humas Polda tersebut emosi dan mengejar pelempar air.

Untungnya personel polisi lainnya langsung memisahkan keributan tersebut. Sehingga keributan itu tidak sampai menyita perhatian Kapolda serta Kapolres Karanganyar AKBP Martireni Narmadiana.

Baca berita:
Polres Boyolali siapkan 600 personel amankan pemilu
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5475 seconds (0.1#10.140)