Antisipasi kerawanan, Polda Jateng prioritaskan semua daerah
A
A
A
Sindonews.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah siap melakukan pengamanan gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang. Secara menyeluruh semua persiapan pengamanan pemilu sudah matang.
"Berbagai kemungkinan gangguan keamanan harus kita waspadai dan kita antisipasi. Kita sudah melakukan pemetaan, Polda Jateng memiliki sejumlah sasaran penanganan, termasuk adanya potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata di setiap tahapan pemilu," jelas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno usai apel kesiapan satgas MTA di Alun-alun Keraton Surakarta,Jawa Tengah, Minggu (9/2/2014).
Untuk mengantisipasi kerawanan, Polda Jateng siap menerjunkan dua per tiga kekuatan yang dimiliki. Nantinya kekuatan Polda Jateng tersebut akan disebarkan ke 77 ribu lebih tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Jawa Tengah.
Sedangkan ambang gangguan pemilu meliputi distribusi logistik, kampanye, money politics, unjuk rasa, penetapan hasil pemilu, dan pelantikan anggota dewan serta pasangan capres-cawapres.
Dalam pengamanan tersebut, Polda Jateng menerapkan pola kemananan yang terbagi atas pola rawan 1 dan pola rawan 2. Begitu juga untuk pola aman, Polda pun menerapkan pola aman 1 dan pola aman 2.
Hanya saja, Kapolda tidak membeberkan pola rawan 1 dan pola rawan 2 tersebut seperti apa. Kapolda hanya membeberkan untuk pola aman 1 dan pola aman dua yaitu 2 polisi bertugas mengamankan 18 TPS. Menyangkut Pilpres, Polda Jateng juga telah melakukan persiapan pada tahapan-tahapannya. Bahkan, pengamanannya telah disiapkan hingga dua putaran.
Peredaran uang palsu juga menjadi perhatian Polda Jawa Tengah. Sebab tak menutup kemungkinan peredaran uang palsu marak terjadi di Jawa Tengah jelang Pileg dan Pilpres.
Kapolda meminta agar masyarakat lebih berhati-hati serta langsung melaporkannya bila mengetahui adanya uang palsu yang beredar. Dengan laporan tersebut, pihak kepolisian bisa dengan cepat melacak peredarannya.
Kapolda juga tidak memprioritaskan satu daerah yang dianggap rawan. Menjelang Pilpres dan Pileg ini semua daerah di Jawa Tengah menjadi prioritasnya. Sebab gangguan nyata terdiri atas unjuk rasa anarkis, aksi terorisme, sampai kejahatan konvensional dan transnasional bisa saja terjadi di Jawa Tengah.
"Semua sama kita perhatikan merata. Dan kita terus melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh pemuka agama serta ormas yang ada di daerah. Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada ormas dan organisasi keagamaan yang mau membantu kita. Dengan keterbatasan jumlah personel, bantuan tenaga pengamanan dari seluruh lapisan masyarakat sangat kita butuhkan untuk suksesnya pemilu," pungkasnya.
"Berbagai kemungkinan gangguan keamanan harus kita waspadai dan kita antisipasi. Kita sudah melakukan pemetaan, Polda Jateng memiliki sejumlah sasaran penanganan, termasuk adanya potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata di setiap tahapan pemilu," jelas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno usai apel kesiapan satgas MTA di Alun-alun Keraton Surakarta,Jawa Tengah, Minggu (9/2/2014).
Untuk mengantisipasi kerawanan, Polda Jateng siap menerjunkan dua per tiga kekuatan yang dimiliki. Nantinya kekuatan Polda Jateng tersebut akan disebarkan ke 77 ribu lebih tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Jawa Tengah.
Sedangkan ambang gangguan pemilu meliputi distribusi logistik, kampanye, money politics, unjuk rasa, penetapan hasil pemilu, dan pelantikan anggota dewan serta pasangan capres-cawapres.
Dalam pengamanan tersebut, Polda Jateng menerapkan pola kemananan yang terbagi atas pola rawan 1 dan pola rawan 2. Begitu juga untuk pola aman, Polda pun menerapkan pola aman 1 dan pola aman 2.
Hanya saja, Kapolda tidak membeberkan pola rawan 1 dan pola rawan 2 tersebut seperti apa. Kapolda hanya membeberkan untuk pola aman 1 dan pola aman dua yaitu 2 polisi bertugas mengamankan 18 TPS. Menyangkut Pilpres, Polda Jateng juga telah melakukan persiapan pada tahapan-tahapannya. Bahkan, pengamanannya telah disiapkan hingga dua putaran.
Peredaran uang palsu juga menjadi perhatian Polda Jawa Tengah. Sebab tak menutup kemungkinan peredaran uang palsu marak terjadi di Jawa Tengah jelang Pileg dan Pilpres.
Kapolda meminta agar masyarakat lebih berhati-hati serta langsung melaporkannya bila mengetahui adanya uang palsu yang beredar. Dengan laporan tersebut, pihak kepolisian bisa dengan cepat melacak peredarannya.
Kapolda juga tidak memprioritaskan satu daerah yang dianggap rawan. Menjelang Pilpres dan Pileg ini semua daerah di Jawa Tengah menjadi prioritasnya. Sebab gangguan nyata terdiri atas unjuk rasa anarkis, aksi terorisme, sampai kejahatan konvensional dan transnasional bisa saja terjadi di Jawa Tengah.
"Semua sama kita perhatikan merata. Dan kita terus melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh pemuka agama serta ormas yang ada di daerah. Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada ormas dan organisasi keagamaan yang mau membantu kita. Dengan keterbatasan jumlah personel, bantuan tenaga pengamanan dari seluruh lapisan masyarakat sangat kita butuhkan untuk suksesnya pemilu," pungkasnya.
(hyk)