Jenazah TKI asal Sragen tertahan di Arab

Kamis, 06 Februari 2014 - 06:00 WIB
Jenazah TKI asal Sragen tertahan di Arab
Jenazah TKI asal Sragen tertahan di Arab
A A A
Sindonews.com - Belum tuntas masalah kekerasan menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Indonesia, Erwiana Sulistiyaningsih, satu lagi TKI asal Dukuh Ngrampal Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Sragen Jawa Tengah dikabarkan meninggal secara tragis di Saudi Arabia. Ironisnya, jenazah TKI yang diketahui bernama Ngatini itu masih tertahan di Arab Saudi.

Kakak kandung almarhum Ngatini, Samin mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar bila adiknya tersebut telah meninggal di Riyadh Saudi Arabia pada hari Sabtu (1/2/2014) lalu sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Kabar duka itu diterima Samin melalui telepon dan disampaikan oleh kawan adiknya sesama TKI yang bekerja di Arab. Bahkan tragisnya, sebelum menghembuskan nafas, adiknya tersebut tidak sadarkan diri atau mengalami koma selama 18 hari tanpa ada tindakan medis apapun dari pihak Rumah Sakit untuk menyelamatkan nyawa adiknya tersebut.

"Ngatini dikabarkan meninggal setelah koma selama 18 hari tanpa ada tindakan apapun dari rumah sakit. Katanya, Ngatini meninggal akibat komplikasi dan mengalami pembengkakan kaki, tangan dan akhirnya ke saluran pernafasan," kata Samin saat ditemui di rumahnya, Sragen Jawa Tengah, Rabu (5/2/2014).

Ngatini, ungkap Samin, berangkat ke Arab Saudi secara resmi pada tahun 2006 lalu melalui jasa Agen AL Musharraf Manpwr Service dengan PT Amri Margatama. Menurut Samin, adiknya telah melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan yang saat ini telah berumur tiga bulan dan masih berada di Saudi Arabia.

Pihak keluarga masih bingung, sebab hingga saat ini jenazah adiknya tersebut masih berada di Saudi Arabia. Dan untuk membawa jenazah Ngatini bersama bayinya, pihak keluarga terbentur masalah pendanaan.

"Bahkan menurut cerita, Ngatini sempat kabur dari rumah majikannya karena gaji selama lima bulan tidak pernah dibayarkan majikannya," ungkapnya.

Sebenarnya Ngatini sempat pulang ke Indonesia karena masa kontraknya telah habis. Entah mengapa, Ngatini memutuskan meninggalkan suami dan dua anak yang masih sangat kecil yakni Eko Bagus Purwadi dan Lailai Nur Indah Sari, kembali berangkat kembali menjadi TKW di negeri kaya minyak tersebut pada tahun 2006 dengan kontrak dua tahun.

Keluarga meminta pada uluran bantuan pemerintah agar bisa segera mengurus pemulangan jenazah Ngatini. Selain itu, pihak keluarga juga meminta kepada Pemerintah, agar memperjuangkan hak Ngatini yang belum dibayarkan oleh majikannya.

"Kami minta pemerintah turun tangan agar jenazah adik kami Ngatini cepat dibawa pulang ke Indonesia untuk dimakamkan. Kasihan sudah terlalu lama jenazah Ngatini tertahan di sana. Selain itu gaji Ngatini selama lima bulan belum dibayarkan," pungkasnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5218 seconds (0.1#10.140)