Densus turun gunung ke Kediri & Tulungagung
A
A
A
Sindonews.com - Satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menyisir wilayah eks Karsidenan Kediri. Selain fokus di wilayah Kediri, para pemburu pelaku teror tersebut juga melakukan pengawasan intensif di beberapa daerah di Tulungagung.
"Benar, saya memang dihubungi tim densus. Diberitahu ada kegiatan baru di sini," ujar Kapolres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Polisi Wisnu Hermawan Februanto kepada wartawan, Rabu (22/1/2014).
Turun gunungnya anggota densus ke daerah, menyusul insiden penangkapan dua anggota teroris wilayah Kedungcowek, Kenjeran, Surabaya lalu.
Informasi yang dihimpun, tim Densus kembali menyatroni wilayah Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.
Sekadar mengingatkan, pada 2013 lalu, wilayah Pagerwojo pernah menjadi tempat persembunyian dua orang terduga teroris.
Keduanya ditembak mati saat hendak menumpang bus tujuan Tulungagung-Surabaya. Sifat operasi densus, kata Wisnu bersifat tertutup.
Mereka bergerak senyap, tanpa suara, termasuk tidak menjalin komunikasi dengan aparat kepolisian setempat.
"Mereka bisa bergerak kemana saja, termasuk menyamar sebagai orang gila, pemulung, dan lainnya. Mereka ini orang orang terlatih, lihai dalam penyamaran, termasuk bertahan di hutan dan pedalaman, "jelas Wisnu.
Mengenai ada tidaknya jaringan teroris di wilayah Tulungagung, Wisnu hanya mengatakan pengamanan telah diperketat.
Termasuk juga kos-kosan, SPBU dan musala yang berpotensi menjadi tempat sembunyi, juga diawasi. "Puluhan anggota satuan intelejen dan babinkamtibmas telah disebar hingga pelosok desa," pungkasnya.
"Benar, saya memang dihubungi tim densus. Diberitahu ada kegiatan baru di sini," ujar Kapolres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Polisi Wisnu Hermawan Februanto kepada wartawan, Rabu (22/1/2014).
Turun gunungnya anggota densus ke daerah, menyusul insiden penangkapan dua anggota teroris wilayah Kedungcowek, Kenjeran, Surabaya lalu.
Informasi yang dihimpun, tim Densus kembali menyatroni wilayah Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.
Sekadar mengingatkan, pada 2013 lalu, wilayah Pagerwojo pernah menjadi tempat persembunyian dua orang terduga teroris.
Keduanya ditembak mati saat hendak menumpang bus tujuan Tulungagung-Surabaya. Sifat operasi densus, kata Wisnu bersifat tertutup.
Mereka bergerak senyap, tanpa suara, termasuk tidak menjalin komunikasi dengan aparat kepolisian setempat.
"Mereka bisa bergerak kemana saja, termasuk menyamar sebagai orang gila, pemulung, dan lainnya. Mereka ini orang orang terlatih, lihai dalam penyamaran, termasuk bertahan di hutan dan pedalaman, "jelas Wisnu.
Mengenai ada tidaknya jaringan teroris di wilayah Tulungagung, Wisnu hanya mengatakan pengamanan telah diperketat.
Termasuk juga kos-kosan, SPBU dan musala yang berpotensi menjadi tempat sembunyi, juga diawasi. "Puluhan anggota satuan intelejen dan babinkamtibmas telah disebar hingga pelosok desa," pungkasnya.
(lns)