Dekati perayaan Natal, umat beragama diimbau toleransi
A
A
A
Sindonews.com - Umat beragama di Jawa Tengah (Jateng) diimbau tetap bertoleransi menyusul perayaan Natal mendatang.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan hal itu dimaksudkan untuk menjaga kondusivitas keamanan ketertiban masyarakat.
"Saling menghormati dan bahagia bersama saat perayaan. Masyarakat didorong untuk terlibat menjaga kamtibmas agar tetap kondusif, karena spirit-nya di situ," ungkapnya di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang usai memimpin gelar pasukan, Senin (23/12/2013).
Orang nomor satu di Jateng itu mengatakan, semua wilayahnya adalah prioritas. Tidak ada yang diistimewakan untuk pengamanan. Oleh sebab itu, Ganjar mengaku sudah mengirimkan edaran ke bupati dan wali kota agar semuanya bisa membantu masyarakat merayakan ibadahnya.
"Semuanya prioritas. Edaran sudah saya kirim kemarin. Syukur-syukur nantinya bisa merayakan bersama, bersuka cita bersama," tambahnya.
Ketika ditanyakan terkait adanya pemasangan spanduk larangan ucapan Natal dari oknum tertentu, Ganjar sempat tertawa. Spanduk itu diketahui ada di Semarang dan sudah dilepas oleh aparat Polrestabes Semarang pekan lalu. "Mengucapkan hari raya itu boleh saja," katanya.
Peran intelijen, kata dia, juga harus dimaksimalkan untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya gangguan, baik saat perayaan Natal maupun Tahun Baru.
Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan kejahatan yang harus diwaspadai bersama saat ini adalah terorisme. "Sel-sel mereka masih banyak. Yang kemarin ditangkap di Temanggung, sementara berdiri sendiri, karena sasarannya kan Kedubes Myanmar," ucapnya.
Guna menghindari hal tidak diingingkan, ucapnya, mengimbau pihak gereja untuk aktif berkoordinasi dengan petugas. Termasuk para jemaat diimbau agar hanya membawa Alkitab, tidak perlu membawa tas. Pasukan khusus, kata Dwi, juga diturunkan.
"Ada, namanya unit opsnal dan tim monitoring. Saat ini kita lidik (selidiki) terus. Kami gelar pos pengamanan, tiap polres. Baik terbuka maupun tertutup. Pos Lantas juga diback up Brimob untuk menghindari hal tidak diinginkan," tambahnya.
Jumlah polisi yang diturunkan di Jateng dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru ini 11.554 personel. Dan dibantu personil dari TNI dan pihak terkait sekitar 1500 personel.
Sementara itu, usai apel dilakukan di Simpanglima itu, Gubernur dan Kapolda didampingi sejumlah pejabat utama berkeliling mengecek kendaraan yang dilibatkan. Mulai dari milik Dinas Kesehatan, Basarnas, Polisi hingga TNI.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan hal itu dimaksudkan untuk menjaga kondusivitas keamanan ketertiban masyarakat.
"Saling menghormati dan bahagia bersama saat perayaan. Masyarakat didorong untuk terlibat menjaga kamtibmas agar tetap kondusif, karena spirit-nya di situ," ungkapnya di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang usai memimpin gelar pasukan, Senin (23/12/2013).
Orang nomor satu di Jateng itu mengatakan, semua wilayahnya adalah prioritas. Tidak ada yang diistimewakan untuk pengamanan. Oleh sebab itu, Ganjar mengaku sudah mengirimkan edaran ke bupati dan wali kota agar semuanya bisa membantu masyarakat merayakan ibadahnya.
"Semuanya prioritas. Edaran sudah saya kirim kemarin. Syukur-syukur nantinya bisa merayakan bersama, bersuka cita bersama," tambahnya.
Ketika ditanyakan terkait adanya pemasangan spanduk larangan ucapan Natal dari oknum tertentu, Ganjar sempat tertawa. Spanduk itu diketahui ada di Semarang dan sudah dilepas oleh aparat Polrestabes Semarang pekan lalu. "Mengucapkan hari raya itu boleh saja," katanya.
Peran intelijen, kata dia, juga harus dimaksimalkan untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya gangguan, baik saat perayaan Natal maupun Tahun Baru.
Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan kejahatan yang harus diwaspadai bersama saat ini adalah terorisme. "Sel-sel mereka masih banyak. Yang kemarin ditangkap di Temanggung, sementara berdiri sendiri, karena sasarannya kan Kedubes Myanmar," ucapnya.
Guna menghindari hal tidak diingingkan, ucapnya, mengimbau pihak gereja untuk aktif berkoordinasi dengan petugas. Termasuk para jemaat diimbau agar hanya membawa Alkitab, tidak perlu membawa tas. Pasukan khusus, kata Dwi, juga diturunkan.
"Ada, namanya unit opsnal dan tim monitoring. Saat ini kita lidik (selidiki) terus. Kami gelar pos pengamanan, tiap polres. Baik terbuka maupun tertutup. Pos Lantas juga diback up Brimob untuk menghindari hal tidak diinginkan," tambahnya.
Jumlah polisi yang diturunkan di Jateng dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru ini 11.554 personel. Dan dibantu personil dari TNI dan pihak terkait sekitar 1500 personel.
Sementara itu, usai apel dilakukan di Simpanglima itu, Gubernur dan Kapolda didampingi sejumlah pejabat utama berkeliling mengecek kendaraan yang dilibatkan. Mulai dari milik Dinas Kesehatan, Basarnas, Polisi hingga TNI.
(maf)