Teologi diharapkan bisa jadi ilmu yang humanis
A
A
A
Sindonews.com - Keinginan keterbukaan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) agar lebih terbuka dan kritis akan diwujudkan dengan dibukanya kelas-kelas umum untuk beberapa mata kuliah. Tak hanya mahasiswa, masyarakat luas diperbolehkan mendaftar pada kelas umum dan nantinya akan mendapatkan sertifikat.
"Sebagai kategori ilmu humaniora, teologi harusnya juga menjadi ilmu yang humanis dan kritis di tengah masyarakat. Dan keterbukaan bagi agama maupun budaya apapun kami tempuh agar kontekstualisasi demi memberikan penguatan kesadaran harapan baru berkelanjutan bisa tercapai," kata Kepala Program Studi S1 Ilmu Teologi UKDW Pdt Wahju Satria Wibowo, Minggu (15/12/2013).
Diakui Wahju, saat ini masih banyak juga para pendeta yang mengaku sangat menguasai ilmu teologi, namun memiliki sikap dan pikiran yang kurang humanis hingga tidak menyentuh masyarakat luas.
Dia juga mengatakan, selain dikarenakan para pendeta tersebut merupakan produk keilmuan teologi yang hanya mempelajari masalah keagamaan mereka sendiri, faktor masyarakat sekitar tempat ia berada juga memiliki pengaruh.
"Di DIY saja ada sekitar 60-70 sekolah tinggi teologi. Dan memang tidak semuanya menghasilkan lulusan yang benar-benar mempelajari teologi sebagai sebuah ilmu, bukan agama," imbuhnya.
Baca berita terkait:
Ubah kurikulum, ilmu teologi ingin terbuka & kritis
"Sebagai kategori ilmu humaniora, teologi harusnya juga menjadi ilmu yang humanis dan kritis di tengah masyarakat. Dan keterbukaan bagi agama maupun budaya apapun kami tempuh agar kontekstualisasi demi memberikan penguatan kesadaran harapan baru berkelanjutan bisa tercapai," kata Kepala Program Studi S1 Ilmu Teologi UKDW Pdt Wahju Satria Wibowo, Minggu (15/12/2013).
Diakui Wahju, saat ini masih banyak juga para pendeta yang mengaku sangat menguasai ilmu teologi, namun memiliki sikap dan pikiran yang kurang humanis hingga tidak menyentuh masyarakat luas.
Dia juga mengatakan, selain dikarenakan para pendeta tersebut merupakan produk keilmuan teologi yang hanya mempelajari masalah keagamaan mereka sendiri, faktor masyarakat sekitar tempat ia berada juga memiliki pengaruh.
"Di DIY saja ada sekitar 60-70 sekolah tinggi teologi. Dan memang tidak semuanya menghasilkan lulusan yang benar-benar mempelajari teologi sebagai sebuah ilmu, bukan agama," imbuhnya.
Baca berita terkait:
Ubah kurikulum, ilmu teologi ingin terbuka & kritis
(mhd)