Pemilu 2014 penentu masa depan negara Indonesia

Kamis, 28 November 2013 - 17:46 WIB
Pemilu 2014 penentu masa depan negara Indonesia
Pemilu 2014 penentu masa depan negara Indonesia
A A A
Sindonews.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Dorodjatun K Djakti menyebutkan, selepas tahun politik 2014, generasi muda Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum hingga tahun 2040-2045.

Jika tidak, kata dia, maka ini adalah kesempatan terakhir bagi Indonesia untuk take off atau melangkah maju, bahkan bisa menjadi negara gagal.

"Anda para generasi muda akan dihadapi pada sungguh-sungguh situasi yang luar biasa hebatnya, karena jumlah penduduk atau bonus demografi akan mencapai puncak periode. Sebab legitimasi negara terletak pada berhasilnya membangun perekonomian," katanya dalam acara seminar Economic Outlook di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Kamis (28/11/2013).

Jika laju pertumbuhan lambat dan tak bisa take off, maka kemelut dari gross domestic product (GDP) bukan hanya masalah income penduduk, tetapi juga public service seperti listrik, air bersih, pendidikan dan kesehatan.
Dan sesudah itu, kata Dorodjatun, akses memperoleh dana perbankan dan akses kepada kesempatan kerja harus dipermudah. "Indonesia dihadapi pada kesempatan kerja luar biasa, tapi kemampuan menyerap hanya lima persen saja. Meskipun unemployement enam sampai tujuh persen non formal, namun kini banyak buruh minta upah minimum besar. Angkatan kerja besar, tapi tak produktif," tukasnya.

Total produktifitas hanya naik 1,7 persen, sementara Malaysia dua kali lebih besar dari Indonesia. Karena itu, lanjutnya, siapapun yang berkepentingan menang pada Pemilu 2014, akan dihadapkan pada tantangan 30 tahun mendatang agar Indonesia bisa lepas landas.

"Itu adalah masa mendebarkan di suatu negara. Negara meledak jika pertumbuhan meledak. Berapa bensin yang harus dimasukan ke pesawat jumbo jet. GDP real per kapita harus tumbuh, sehingga adil dan makmur tercapai," ungkapnya.

"Tahun depan tahun pemilu dimana masyarakat usia 17-25 paling berperan. Mereka 30 tahun kedepan akan dihadapkan pada negara besar ini yang dikelilingi Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut China Selatan," jelasnya.

Karena itu, Dorodjatun meminta agar tahun 2014 masyarakat tak bisa golongan putih (golput). Sebab negara Indonesia diberi perjuangan dan kesempatan satu kali lagi. "Kalau tak bisa bangkit, malah jadi negara sakit di Asean. Lebih dari separuh penduduk saat ini, tinggal di kota," ujarnya.

"Risikonya information overload. Tirani Politan di Jakarta. Yang mengatur berkuasanya di Indonesia. Selama ini pembangunan di delay oleh mereka take off-nya, karena itu siapapun presidennya harus mampu menerbangkan Indonesia untuk take off," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7484 seconds (0.1#10.140)