Kebudayaan selamatkan masa depan dunia
A
A
A
Sindonews.com - Kebudayaan memainkan peranan penting dalam peradaban dunia, karena itu negara-negara perlu menjalin hubungan yang harmonis melalui budaya.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Menbudpar) Muhammad Nuh, di hadapan ratusan delegasi berbagai negara yang akan menghadiri WCF.
"Tahun 2005 lalu, di GWK, Presiden SBY menyampaikan gagasan tentang pentingnya kebudayaan dalam pembangunan berkelanjutan. Ini sebagai ruh dari pertemuan WCF," katanya, saat gala dinner pertemuan dunia World Culture Forum (WCF), di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ungasan, Badung, Bali, Minggu, 24 November 2013, malam.
Dia menjelaskan, karakter kebudayaan saat ini melewati lintas sekat agama, suku, masyarakat. Kebudayaan juga telah menjadi kekuatan besar, dalam pembangunan berkelanjutan.
"Kebudayaan adalah masa depan. Tanpa budaya, seperti tanpa masa depan," tegas Nuh dalam acara yang dihadiri Presiden SBY dan ibu negara Ani Yudhoyono.
Di era globalisasi, NUh mengingatkan, ditandai dengan Kaburnya batas dan jarak, semua bersatu dalam aliran lintas budaya. Persinggungan budaya antar bangsa dan negara di belahan dunia, acapkali melahirkan ketegangan yang harus diantisipasi secara bijak.
Tak bisa dihindarkan, terjadinya benturan budaya atau pun juga melahirkan adanya dominasi budaya yang tidak diharapkan. Kondisi itu akhirnya memicu disharmonisasi. Karenanya, konvergensi budaya mesti dibangun dalam semangat saling menghormati dan memahami satu dengan lainnya.
Untuk itu, diperlukan, dialog dengan seluruh budaya di dunia dalam mengembangkan konvergensi budaya.
Hal itu sangat penting, untuk menghasilkan kekuatan kebudayaan sebagai daya dorong pembangunan di tahun 2015.
Acara gala dinner yang digelar itu juga menyajikan makanan tradisional, sebagai bentuk konvergensi budaya.
Menu yang ditampilkan merupakan perpaduan berbagai budaya dunia, yang pernah melintasi Indonesia yang berlangsnung secara damai dan harmonis.
Klik di sini untuk berita terkait.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Menbudpar) Muhammad Nuh, di hadapan ratusan delegasi berbagai negara yang akan menghadiri WCF.
"Tahun 2005 lalu, di GWK, Presiden SBY menyampaikan gagasan tentang pentingnya kebudayaan dalam pembangunan berkelanjutan. Ini sebagai ruh dari pertemuan WCF," katanya, saat gala dinner pertemuan dunia World Culture Forum (WCF), di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ungasan, Badung, Bali, Minggu, 24 November 2013, malam.
Dia menjelaskan, karakter kebudayaan saat ini melewati lintas sekat agama, suku, masyarakat. Kebudayaan juga telah menjadi kekuatan besar, dalam pembangunan berkelanjutan.
"Kebudayaan adalah masa depan. Tanpa budaya, seperti tanpa masa depan," tegas Nuh dalam acara yang dihadiri Presiden SBY dan ibu negara Ani Yudhoyono.
Di era globalisasi, NUh mengingatkan, ditandai dengan Kaburnya batas dan jarak, semua bersatu dalam aliran lintas budaya. Persinggungan budaya antar bangsa dan negara di belahan dunia, acapkali melahirkan ketegangan yang harus diantisipasi secara bijak.
Tak bisa dihindarkan, terjadinya benturan budaya atau pun juga melahirkan adanya dominasi budaya yang tidak diharapkan. Kondisi itu akhirnya memicu disharmonisasi. Karenanya, konvergensi budaya mesti dibangun dalam semangat saling menghormati dan memahami satu dengan lainnya.
Untuk itu, diperlukan, dialog dengan seluruh budaya di dunia dalam mengembangkan konvergensi budaya.
Hal itu sangat penting, untuk menghasilkan kekuatan kebudayaan sebagai daya dorong pembangunan di tahun 2015.
Acara gala dinner yang digelar itu juga menyajikan makanan tradisional, sebagai bentuk konvergensi budaya.
Menu yang ditampilkan merupakan perpaduan berbagai budaya dunia, yang pernah melintasi Indonesia yang berlangsnung secara damai dan harmonis.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)