SBY curhat masa-masa susah di Facebook

Sabtu, 23 November 2013 - 11:14 WIB
SBY curhat masa-masa susah di Facebook
SBY curhat masa-masa susah di Facebook
A A A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) "curhat " di jejaring sosial Facebook. Curhatannya kali ini, berisi tentang masa-masa sulit SBY, ketika masih menjabat sebagai Komandan Batalyon.

Beberapa menit yang lalu, fan page resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dikelola Staf Khusus Presiden Republik Indonesia menyatakan, dimasa sulit itu gizi anak-anak SBY tertolong oleh jatah makan tambahan dalam cangkir kaleng bubur berisi kacang hijau.

Satu kaleng bubur kacang hijau dari kantornya, itu tidak pernah dimakannya di kantor. Melainkan disimpan, untuk dibawa pulang ke rumah dan dimakan anak-anaknya.

"Sampai di rumah, diberikan kepada Ibu Ani untuk diolah kembali dengan menambahkan santan, gula merah, dan pandan. Agar jumlah bubur kacang hijau semakin banyak dan bisa disantap bersama keluarga," tulis account itu, Sabtu (23/11/2013).

Sebagai seorang pemimpin pasukan sekaligus kepala keluarga, SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sangat peduli dengan kesehatan keluarganya. Kedua pasangan suami-istri ini sangat memperhatikan kesehatan anak-anaknya, terutama persoalan gizi anak, agar terhindar dari gizi buruk.

"Meskipun dalam kondisi keuangan yang pas-pasan, Pak SBY dan Ibu Ani selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya. Presiden SBY dan Ibu Ani membesarkan anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang," sambung tulisan itu.

Kisah Presiden di masa sulit yang tertulis dalam jejaring sosial itu, mengingatkan warga kepada kepedihan anak-anak gizi buruk yang tewas karena kemiskinan. Baik yang berada di Ibu Kota, maupaun daerah terpencil Indonesia.

Sebagai contoh balita gizi buruk yang tewas di Jakarta adalah balita penderita gizi buruk dan infeksi paru-paru, anak pasangan Suparjo Rustam (33) dan alm Soimah (45).

Anak malang dari keluarga tidak mampu itu, meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Akibat gizi buruk yang dialaminya sudah sangat parah, dan telatnya pertolongan medis.

Lebih buruk, di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, seorang bayi berumur lima bulan dari keluarga tidak mampu, meninggal dipangkuan ibunya, karena pihak keluarga tidak memiliki biaya untuk berobat ke rumah sakit.

Selain dua kisah pilu tersebut, masih banyak catatan yang mengiris nilai-nilai kemanusiaan dari masyarakat miskin Indonesia. Namun begitu, cerita keluarga-keluarga malang ini tidak pernah terdengar.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3939 seconds (0.1#10.140)