Pikul beban berat, emosi SBY mudah tersulut
![Pikul beban berat, emosi...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2013/10/26/12/798513/p3OU7biWSC.jpg)
Pikul beban berat, emosi SBY mudah tersulut
A
A
A
Sindonews.com - Sikap reaktif yang ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menanggapi beberapa isu dinilai karena terlalu berat beban yang dipikulnya. Dua tanggung jawab besar yakni sebagai kepala negara dan Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut Pengamat Politik Universitas Mercu Buana Heri Budianto, besarnya tanggung jawab yang dipikul membuat SBY dengan mudah jadi bulan-bulanan lawan politiknya.
"Presiden SBY memikul beban terlalu berat. Ini yang membuat beliau kurang tenang dan mudah tersulut emosi saat diserang lawan-lawan politiknya. Saya melihat Presiden SBY overload tanggung jawab dan memikul beban terlalu besar," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (26/10/2013).
Apalagi, lanjutnya, para menteri lebih banyak mengedepankan kepentingan pribadi dan parpol asalnya. Ditambah lagi banyak kementerian yang tersangkut korupsi, menurutnya ini jelas memengaruhi presiden.
"Kemudian sejak menjadi Ketum Demokrat, partai sangat berharap pada sosok SBY dan beliau merupakan tokoh sentral. Ini jelas membuat SBY merasa lelah, menjalankan dua tanggung jawab besar sekaligus," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, beredarnya pesan singkat atau dikenal short massage service (SMS) yang disebut-sebut dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kalangan internal partainya menjadi polemik.
Pasalnya, pesan singkat itu berisi mengenai kemarahan SBY terkait ulah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dengan ormas yang dibentuknya bernama Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
Pesan singkat itu berisi 10 poin, diantaranya adalah mengenai rencana pemanggilan kadernya yang dikenal sebagai sahabat Anas Urbaningrum yaitu I Gede Pasek Suardika.
Berikut isi salah satu poin pesan singkat tersebut, "Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik presiden, saya kira Dewan Kehormatan harus mengambil sikap."
Sebelumnya, SBY juga bereaksi keras ketika mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) mengatakan bahwa Bunda Putri merupakan orang yang dekat dengan dirinya. Luthfi juga menyebutkan Bunda Putri sangat tahu soal kebijakan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu.
Namun, SBY dengan tegas membantah pernyataan yang diungkap Luthfi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor tersebut.
"Katanya Bunda Putri orang yang dekat dengan Presiden, 1.000 persen Luthfi bohong! Dia (Bunda Putri) sangat tahu kebijakan reshuffle, 2.000 persen bohong," ujar Presiden SBY saat konferensi pers di Base Ops TNI Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 10 Oktober 2013 malam.
Baca berita:
Dipo: Tidak ada yang ditangkap karena mengkritik Presiden
Menurut Pengamat Politik Universitas Mercu Buana Heri Budianto, besarnya tanggung jawab yang dipikul membuat SBY dengan mudah jadi bulan-bulanan lawan politiknya.
"Presiden SBY memikul beban terlalu berat. Ini yang membuat beliau kurang tenang dan mudah tersulut emosi saat diserang lawan-lawan politiknya. Saya melihat Presiden SBY overload tanggung jawab dan memikul beban terlalu besar," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (26/10/2013).
Apalagi, lanjutnya, para menteri lebih banyak mengedepankan kepentingan pribadi dan parpol asalnya. Ditambah lagi banyak kementerian yang tersangkut korupsi, menurutnya ini jelas memengaruhi presiden.
"Kemudian sejak menjadi Ketum Demokrat, partai sangat berharap pada sosok SBY dan beliau merupakan tokoh sentral. Ini jelas membuat SBY merasa lelah, menjalankan dua tanggung jawab besar sekaligus," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, beredarnya pesan singkat atau dikenal short massage service (SMS) yang disebut-sebut dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kalangan internal partainya menjadi polemik.
Pasalnya, pesan singkat itu berisi mengenai kemarahan SBY terkait ulah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dengan ormas yang dibentuknya bernama Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
Pesan singkat itu berisi 10 poin, diantaranya adalah mengenai rencana pemanggilan kadernya yang dikenal sebagai sahabat Anas Urbaningrum yaitu I Gede Pasek Suardika.
Berikut isi salah satu poin pesan singkat tersebut, "Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik presiden, saya kira Dewan Kehormatan harus mengambil sikap."
Sebelumnya, SBY juga bereaksi keras ketika mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) mengatakan bahwa Bunda Putri merupakan orang yang dekat dengan dirinya. Luthfi juga menyebutkan Bunda Putri sangat tahu soal kebijakan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu.
Namun, SBY dengan tegas membantah pernyataan yang diungkap Luthfi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor tersebut.
"Katanya Bunda Putri orang yang dekat dengan Presiden, 1.000 persen Luthfi bohong! Dia (Bunda Putri) sangat tahu kebijakan reshuffle, 2.000 persen bohong," ujar Presiden SBY saat konferensi pers di Base Ops TNI Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 10 Oktober 2013 malam.
Baca berita:
Dipo: Tidak ada yang ditangkap karena mengkritik Presiden
(kri)