Bamsoet luncurkan buku Presiden Dalam Pusaran Politik Sengkuni
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo, meluncurkan buku terbarunya. Kali ini dirinya menuliskan tentang perjalanan politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Buku ini saya rangkum dan tulis berdasarkan peristiwa yang terjadi, sejak Pemerintahan SBY tahun 2004 sampai saat ini," kata pria yang akrab disapa Bamsoet ini, saat peluncuran bukunya, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Bamsoet mengatakan, dalam buku tersebut dirinya menguraikan jika Pemerintahan SBY terbangun tak lepas dari campur tangan para loyalisnya.
Namun, orang-orang di sekitarnya itu digambarkan seperti tokoh pewayangan Sengkuni, yang memiliki watak antagonis sebagai tokoh licik yang kerap menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa.
"Jadi Pemerintahan SBY terbangun atas campur tangan para loyalisnya, atau orang-orang yang ada didekatnya dalam bahasa Anas menggunakan istilah kata Sengkuni," terangnya.
Lanjut Bamsoet, orang-orang ini yang justru membuat Presiden SBY terpojokkan. "Artinya para pembantu presiden sekarang ini melakukan manuver-manuver, untuk menyenangkan presiden. Tetapi justru membuat presiden mati gaya dan terpojok," lanjutnya.
Lantaran hal tersebut, SBY terpaksa kehilangan figurnya sebagai tokoh nasional yang santun dan tenang.
"Akibatnya, saat ini kami kehilangan sosok dan figur sebenarnya, yang dikenal dari tahun 2004 lalu. Jadi sekarang ini sosok itu terasa hilang, menjelang akhir pemerintahan ini," pungkasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
"Buku ini saya rangkum dan tulis berdasarkan peristiwa yang terjadi, sejak Pemerintahan SBY tahun 2004 sampai saat ini," kata pria yang akrab disapa Bamsoet ini, saat peluncuran bukunya, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Bamsoet mengatakan, dalam buku tersebut dirinya menguraikan jika Pemerintahan SBY terbangun tak lepas dari campur tangan para loyalisnya.
Namun, orang-orang di sekitarnya itu digambarkan seperti tokoh pewayangan Sengkuni, yang memiliki watak antagonis sebagai tokoh licik yang kerap menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa.
"Jadi Pemerintahan SBY terbangun atas campur tangan para loyalisnya, atau orang-orang yang ada didekatnya dalam bahasa Anas menggunakan istilah kata Sengkuni," terangnya.
Lanjut Bamsoet, orang-orang ini yang justru membuat Presiden SBY terpojokkan. "Artinya para pembantu presiden sekarang ini melakukan manuver-manuver, untuk menyenangkan presiden. Tetapi justru membuat presiden mati gaya dan terpojok," lanjutnya.
Lantaran hal tersebut, SBY terpaksa kehilangan figurnya sebagai tokoh nasional yang santun dan tenang.
"Akibatnya, saat ini kami kehilangan sosok dan figur sebenarnya, yang dikenal dari tahun 2004 lalu. Jadi sekarang ini sosok itu terasa hilang, menjelang akhir pemerintahan ini," pungkasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)