Alternatif untuk bentuk karakter anak
A
A
A
Sindonews.com - Pendidikan karakter dipastikan menjadi bagian yang penting dalam membentuk generasi muda terbaik. Untuk membentuk kepribadian anak, pembelajaran yang diberikan pun tidak hanya diajarkan melalui teori di kelas.
"Melalui kegiatan live in atau tinggal dan menjalani kehidupan warga desa, para siswa SMP Budya Wacana mengaku mendapat pengalaman tak terlupakan," kata Kepala SMP Budya Wacana Suharto Edyst, Yogyakarta, Minggu (20/10/2013).
Bertempat di dua dusun yakni Dusun Ngebleng dan Gejlik, Desa Banjarsari, Kalibawang, Kulonprogo, 130 siswa kelas delapan dan sembilan menjalani live in selama tiga hari dua malam.
Ikut serta menjalani kehidupan warga setempat membuat para siswa belajar secara nyata tentang nilai-nilai budi pekerti, akhlak, kejujuran, kemandirian, rendah hati, empati dan simpati. Kegiatan tersebut mereka lakukan pada 16-18 Oktober 2013 lalu.
Suharto Edyst menuturkan, selama program tahunan ini dijalankan lima tahun terakhir, banyak nilai-nilai positif yang terlihat setelah siswa selesai mengikutinya. Perubahan positif juga dapat dirasakan orang tua atas sifat-sifat anak mereka.
"Dari hasil evaluasi bersama orang tua, anak-anak menjadi tidak mudah mengeluh, mandiri dan lebih rendah hati setelah mengikuti program ini. Bahkan orang tua yang dilibatkan dalam program tersebut menginginkan kegiatan serupa juga dilakukan di kelas lain. Sehingga anak-anak mereka mendapatkan pembelajaran positif secara berkelanjutan," ujarnya.
"Melalui kegiatan live in atau tinggal dan menjalani kehidupan warga desa, para siswa SMP Budya Wacana mengaku mendapat pengalaman tak terlupakan," kata Kepala SMP Budya Wacana Suharto Edyst, Yogyakarta, Minggu (20/10/2013).
Bertempat di dua dusun yakni Dusun Ngebleng dan Gejlik, Desa Banjarsari, Kalibawang, Kulonprogo, 130 siswa kelas delapan dan sembilan menjalani live in selama tiga hari dua malam.
Ikut serta menjalani kehidupan warga setempat membuat para siswa belajar secara nyata tentang nilai-nilai budi pekerti, akhlak, kejujuran, kemandirian, rendah hati, empati dan simpati. Kegiatan tersebut mereka lakukan pada 16-18 Oktober 2013 lalu.
Suharto Edyst menuturkan, selama program tahunan ini dijalankan lima tahun terakhir, banyak nilai-nilai positif yang terlihat setelah siswa selesai mengikutinya. Perubahan positif juga dapat dirasakan orang tua atas sifat-sifat anak mereka.
"Dari hasil evaluasi bersama orang tua, anak-anak menjadi tidak mudah mengeluh, mandiri dan lebih rendah hati setelah mengikuti program ini. Bahkan orang tua yang dilibatkan dalam program tersebut menginginkan kegiatan serupa juga dilakukan di kelas lain. Sehingga anak-anak mereka mendapatkan pembelajaran positif secara berkelanjutan," ujarnya.
(maf)