Indonesia akan gelar forum budaya internasional
A
A
A
Sindonews.com - Pada 24-27 November, World Culture Forum (WCF) akan digelar untuk pertama kalinya di dunia, di Bali. Indonesia mengundang presiden, menteri dan juga peraih Nobel.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, Indonesia ingin berperan aktif dalam agenda pembangunan budaya dunia.
Seperti halnya World Economic Forum di Davos dan World Environment Forum di Rio de Janeiro. Forum senilai Rp50 miliar ini mempertanyakan apakah kebudayaan masih ada relevansinya pada pembangunan di abad 21 ini.
“Pertanyaan para tokoh saat ini apakah kebudayaan dapat member masukan bagi pembangunan, demokrasi, ekonomi, lingkungan hidup bahkan untuk lintas agama dan masyarakat,” katanya di Gedung Kemendikbud, Kamis 17 Oktober 2013.
Wiendu menyatakan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sudah menyatakan, mendukung Indonesia sebagai tuan rumah yang akan dilakukan berkala ini.
Indonesia dinilai tepat menjadi wadah pertemuan budaya global karena memiliki kultur etnik dan juga kaya ragam bahasa. Konfigurasi geografis dan juga termasuk negara berkembang yang pesat secara ekonomi juga menjadi alasan tambahan.
Ada tiga presiden yang diundang dalam acara ini yakni presiden India, Spanyol dan Yunan. Selain itu 30 menteri kebudayaan dari berbagai negara juga diundang. Wiendu menyatakan, peraih nobel bidang ekonomi 1998 lalu Amartya Sen juga turut diundang menjadi pembicara. Total akan ada 36 pembicara dari seluruh negara.
Guru Besar Arsitektur UGM ini menyatakan, WCF 2013 dihelat untuk mempererat hubungan harmonis antar bangsa dan menciptakan peradaban dunia yang harmonis. "Selain itu juga untuk menjunjung tinggi dan menghargai keunikan dan keanekaragaman budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Selain menggelar symposium, ujarnya, WCF akan menggelar festival film budaya dari bermacam-macam negara yang akan diputar diseluruh bioskop di Bali. Selain itu juga akan ada festival music ethnic dunia. “WCF diharapkan akan menghasilkan deklarasi The Bali Promise. Dan akan member masukan pada Post Millenium Developmnet Goals 2015,” terangnya.
Ketua Tim Penasehat WCF Azumardi Azra menambahkan, tema terpenting dari WCF ini ialah kekuatan kebudayaan dan pengaruhnya pada pembangunan. Tema ini dilatarbelakangi dari pengalaman Indonesia yang sangat beragam budaya.
Menurutnya, dalam WCF ini pula akan ditampilkan Indonesia yang mampu mengangkat kebudayaan sebagai kekuatan penting dalam pembangunan yang berkelanjutan. “Sebagai entitas kebudayaan Indonesia adalah model bagi bangsa lain dimana keragaman tidak menjadi penghalang kesatuan," ungkapnya.
"Dibanding dengan negara di belahan dunia lain yang menjadikan budaya masih menjadi masalah dalam kehidupan sosial politik. Ada satu negara di Eropa yang sampai tiga tahun tidak punya pemerintahan karena sebagian warganya memakai bahasa Belanda dan ada yang memakai bahasa Perancis,” imbuhnya.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, Indonesia ingin berperan aktif dalam agenda pembangunan budaya dunia.
Seperti halnya World Economic Forum di Davos dan World Environment Forum di Rio de Janeiro. Forum senilai Rp50 miliar ini mempertanyakan apakah kebudayaan masih ada relevansinya pada pembangunan di abad 21 ini.
“Pertanyaan para tokoh saat ini apakah kebudayaan dapat member masukan bagi pembangunan, demokrasi, ekonomi, lingkungan hidup bahkan untuk lintas agama dan masyarakat,” katanya di Gedung Kemendikbud, Kamis 17 Oktober 2013.
Wiendu menyatakan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sudah menyatakan, mendukung Indonesia sebagai tuan rumah yang akan dilakukan berkala ini.
Indonesia dinilai tepat menjadi wadah pertemuan budaya global karena memiliki kultur etnik dan juga kaya ragam bahasa. Konfigurasi geografis dan juga termasuk negara berkembang yang pesat secara ekonomi juga menjadi alasan tambahan.
Ada tiga presiden yang diundang dalam acara ini yakni presiden India, Spanyol dan Yunan. Selain itu 30 menteri kebudayaan dari berbagai negara juga diundang. Wiendu menyatakan, peraih nobel bidang ekonomi 1998 lalu Amartya Sen juga turut diundang menjadi pembicara. Total akan ada 36 pembicara dari seluruh negara.
Guru Besar Arsitektur UGM ini menyatakan, WCF 2013 dihelat untuk mempererat hubungan harmonis antar bangsa dan menciptakan peradaban dunia yang harmonis. "Selain itu juga untuk menjunjung tinggi dan menghargai keunikan dan keanekaragaman budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Selain menggelar symposium, ujarnya, WCF akan menggelar festival film budaya dari bermacam-macam negara yang akan diputar diseluruh bioskop di Bali. Selain itu juga akan ada festival music ethnic dunia. “WCF diharapkan akan menghasilkan deklarasi The Bali Promise. Dan akan member masukan pada Post Millenium Developmnet Goals 2015,” terangnya.
Ketua Tim Penasehat WCF Azumardi Azra menambahkan, tema terpenting dari WCF ini ialah kekuatan kebudayaan dan pengaruhnya pada pembangunan. Tema ini dilatarbelakangi dari pengalaman Indonesia yang sangat beragam budaya.
Menurutnya, dalam WCF ini pula akan ditampilkan Indonesia yang mampu mengangkat kebudayaan sebagai kekuatan penting dalam pembangunan yang berkelanjutan. “Sebagai entitas kebudayaan Indonesia adalah model bagi bangsa lain dimana keragaman tidak menjadi penghalang kesatuan," ungkapnya.
"Dibanding dengan negara di belahan dunia lain yang menjadikan budaya masih menjadi masalah dalam kehidupan sosial politik. Ada satu negara di Eropa yang sampai tiga tahun tidak punya pemerintahan karena sebagian warganya memakai bahasa Belanda dan ada yang memakai bahasa Perancis,” imbuhnya.
(maf)