4 jurusan favorit ancam Indonesia di AFTA 2015

Minggu, 06 Oktober 2013 - 17:58 WIB
4 jurusan favorit ancam...
4 jurusan favorit ancam Indonesia di AFTA 2015
A A A
Sindonews.com - Indonesia akan terancam didominasi oleh pekerja asing pada era kawasan perdagangan bebas Asean 2015 atau yang biasa disebut ASEAN Free Trade Area (AFTA). Pasalnya, Indonesia kekurangan tenaga kerja berkeahlian khusus.

Konsultan Pendidikan dari La Trobe University Ina Liem mengatakan, sejak 20 tahun lalu jurusan favorit di kalangan pelajar masih belum berubah.

Empat jurusan yang menjadi favorit ialah bisnis manajemen, kedokteran, arsitektur dan Informasi Teknologi (IT). Dampaknya ialah terjadi ledakan jumlah sarjana di bidang-bidang yang sama.

“Kondisi ini menyebabkan, langkanya tenaga ahli di bidang lain membuat tenaga kerja Indonesia kurang kompetitif,” katanya pada seminar Kreatif Memilih Jurusan. Siapa Pilih Jurusan? Anak atau Orang Tua di Balai Kartini, Jakarta, Minggu (6/10/2013).

Author and CEO Jurusanku.com ini menyebutkan, di satu sisi Asean AFTA dapat membuka peluang lebih besar bagi tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri. Namun hal buruk akan terjadi di dalam negeri.

Pasalnya, jika lulusan Indonesia masih berkutat di empat jurusan popular tersebut maka posisi-posisi unik dan strategis akan dikuasai oleh pekerja asing. Tidak menutup kemungkinan, ujarnya, jumlah pengangguran akan makin bertambah dari saat ini. diketahui, jumlah penganggur saat ini mencapai 7,17 juta orang.

Ada banyak jurusan-jurusan strategis yang belum diminati kalangan pelajar. Misalnya, jurusan farmasi sains dan tehnik farmasi. Dia menyayangkan kedua jurusan ini tidak dikembangkan di Indonesia padahal diluar negeri kedua jurusan ini menjadi incaran karena kebutuhan masyarakat akan kesehatan makin meninggi.

Selain itu juga ada jurusan kuliner dimana banyak restoran dunia membutuhkan koki handal. Lalu jurusan agrikultur untuk mengembangkan hasil pangan bebas pestisida. “Kebutuhan ahli-ahli dibidang lifestyle juga menjadi posisi strategis karena perubahan hidup masyarakat metropolitan makin dinamis,” ujarnya.

Ina menyebutkan, masyarakat perlu diedukasi kembali mengenai kreatifitas memilih jurusan. Dalam seminar yang digelarnya, dia memaparkan karir, gaya hidup dan cara kerja baru melahirkan pilihan yang lebih beragam.

Para orang tua perlu disadarkan akan kondisi ini sehingga tidak memaksakan ukuran suksesnya yang sudah tidak relevan dengan ukuran anak muda. Pemahaman ini, ujarnya, akan menuntun anak dan orang tua untuk realistis memilih jurusan.

Penulis 7 Jurusan Bergaji Besar ini menuturkan, proses mengenal diri pada anak sangat ditekankan. Sehinggga pilihan jurusan tidak sekedar melihat peluang karirnya. Akan tetapi selaras dengan individu pemilihnya.

“Salah satu kekuatan seminar ini ialah kuatnya hubungan situasi dunia pendidkan dengan apa yang terjadi di dunia kerja,” jelasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4779 seconds (0.1#10.140)