Sutarman diminta berpikir ulang terima jabatan Kapolri

Senin, 30 September 2013 - 10:02 WIB
Sutarman diminta berpikir...
Sutarman diminta berpikir ulang terima jabatan Kapolri
A A A
Sindonews.com - Kabareskrim Komjen Pol Sutarman yang merupakan calon tunggal Kapolri, diminta untuk berpikir matang-matang sebelum menerima jabatan tersebut.

Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay. Pasalnya, kata dia, ada beberapa tugas berat yang perlu segera dituntaskan demi tetap menjaga kepercayaan publik terhadap Polri.

"Jangan sampai setelah di bawah kendalinya, tugas-tugas itu malah terpinggirkan dan terabaikan," ujarnya kepada Sindonews melalui pesan singkat, Senin (30/9/2013).

Dia mengungkapkan, tugas utama yang mendesak dikerjakan adalah memastikan bahwa Kepolisian mampu menekan dan menghentikan peredaran narkoba di Indonesia.

"Kasus-kasus berkenaan dengan peredaran narkoba, baik di dalam maupun di luar penjara, mengindikasikan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam keadaan darurat narkoba," ungkapnya.

Karena itu, lanjut dia, wajar bila publik mengharapkan agar kapolri baru dapat menciptakan masyarakat yang bebas narkoba. "Pak Sutarman tidak boleh menganggap enteng masalah ini. Bila di masa kepemimpinannya narkoba masih merajalela, taruhannya adalah masa depan generasi muda. Itu artinya, pertaruhan masa depan bangsa," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan, tugas lain yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan aparat Kepolisian, khususnya Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88, dapat bertindak profesional dalam menangani kasus-kasus terorisme.

Kata dia, tindakan tembak di tempat tanpa kompromi perlu dievaluasi. Main tembak secara secara sepihak meninggalkan tanda tanya dan misteri bagi keluarga yang ditinggalkan. Apalagi, sambung dia, yang ditembak itu statusnya masih terduga teroris, yang belum tentu adalah teroris.

"Tindakan main tembak di tempat bisa menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggal. Jangan sampai, tindakan itu menimbulkan reaksi negatif dalam bentuk balas dendam. Kalau itu terjadi, persahabatan antara polisi dan masyarakat bisa rusak dan terganggu," katanya.

Dia menambahkan, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan seluruh jajaran Kepolisian bersih dari praktik suap dan korupsi. Kasus yang menimpa beberapa anggota Kepolisian dari yang berpangkat bintara sampai perwira tinggi betul-betul telah mencoreng Polri.

Sebab, rekening gendut dan sejumlah harta yang dimiliki sangat tidak wajar dan menimbulkan persepsi negatif di mata publik. Karena itu, tugas kapolri baru adalah mengembalikan nama baik dan martabat aparat Kepolisian sebagai ujung tombak penegakan hukum di Indonesia.

"Sebetulnya masih banyak tugas lain yang mendesak. Namun, bila ketiga tugas itu dapat diselesaikan dengan baik, Kepolisian RI akan kembali berjaya. Dengan begitu, slogan Kepolisian sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat akan betul-betul menjadi kenyataan," pungkasnya.

Baca juga berita 2 alasan SBY pilih Sutarman
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7997 seconds (0.1#10.140)