Tersinggung, Denny Indrayana cecar calon Dirjen PAS
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkum HAM) Denny Indrayana tampak seolah tidak terima calon Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen PAS Kemenkum HAM) Gunarso menyebutnya salah saat inspeksi mendadak (sidak) ke lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Pekanbaru, Riau.
Hal itu terlihat saat Denny mencecar Gunarso terkair pola efektif sidak di lapas. Denny bahkan menanyakan bagaimana keterhubungan waktu sidak dengan barang bukti (barbuk) yang ingin ditemukan.
"Satu menit, dua menit waktu sidak barbuk bisa hilang enggak," tanya Denny kepada Gunarso dalam tes wawancara calon Dirjen PAS di Kemenkum HAM, Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Gunarso yang juga saat ini menjabat Inspektur Wilayah I Kemenkum HAM, mengakui sidak akan sia-sia bila pintu gerbang lapas tersebut lama dibuka petugas. "Bisa pak," ujarnya.
Sebelumnya, Gunarso dalam sesi wawancara dengan anggota Pansel Abdullah Hehamahua, menyebut Denny Indrayana salah dalam sikapi strategi saat kunjungan ke Lapas di Pekanbaru, Riau. "Mohon maaf, kalau menurut saya apa yang dilakukan Pak Wamen semua benar. Cuma ada sesuatu yang kurang terkait dengan strategi," ujar Gunarso.
Menurutnya, kesalahan itu terjadi pada peristiwa kedatangan Denny ke LP di Pekanbaru. Dia menuturkan, Denny yang mau menangkap narapidana (napi) narkoba masuk tanpa mengindahkan prosedur yang berlaku.
"Karena itu waktunya malam sebetulnya tidak bisa masuk begitu saja karena ada prosedur dan berjalan tiap tahun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Denny mengklaim, maklum saja bila ada petugas jaga saat itu yang tidak mengenalnya. Tapi kemudian, Denny kembali menyatakan kepada Gunarso bahwa sidak harus dilakukan secepat mungkin untuk mendapatkan hasil optimal.
"Tadi bapak katakan kalau datang ada prosedur. Yang saya lakukan di Pekanbaru kata bapak operasi. Operasi nunggu lima menit barbuknya hilang Pak," kata Denny.
Denny yang saat sesi tanya jawab antara Gunarso dan Abdullah Hehamahua lebih banyak menyimak itu, langsung menumpahkan semua yang ingin digalinya saat kesempatan ini.
Denny bahkan banyak menyinggung dan menanyakan soal kinerja Gunarso saat menjadi Kepala LP Kalianda pada 2007. Terutama terkait pungutan liar (pungli) hingga gratifikasi.
"Ada pegawai yang menyewakan HP dua orang, ketika saya tangkap ternyata ini punya petugas," tutur Gunarso.
Gunarso mengklaim, selama dirinya menjabat pada 2007 itu, tidak ada kasus penemuan narkoba ataupun jual beli fasilitas bagi narapidana. Tetapi tak sampai disitu, Denny kemudian mengejar lagi dengan pertanyaan lain.
"Petugas yang bawa HP ada pungli?" tanya Denny lagi. "Mereka menyewakan ada punglinya," tutur Gunarso.
Selain itu, Denny pun turut menanyakan keseharian Gunarso saat menjabat Kepala LP Kalianda. Dia bahkan menyinggung kepemilikan mobil pribadi, mobil dinas, dan penggunaannya.
"Pernah gunakan mobil dinas ke undangan?" selidik Denny.
Gunarso mengatakan, bahwa dirinya banyak menerima undangan resepsi ketika bertugas di Kalianda. Awalnya Gunarso menggunakan mobil pribadi untuk datang ke resepsi meski memiliki mobil dinas. Tetapi akhirnya dia mengakui pernah memakai mobil dinas untuk datang resepsi.
"Kadang-kadang tapi lebih sering mobil pribadi dengan keluarga," tandas Gunarso.
Baca juga berita Calon Dirjen PAS salahkan Denny Indrayana
Hal itu terlihat saat Denny mencecar Gunarso terkair pola efektif sidak di lapas. Denny bahkan menanyakan bagaimana keterhubungan waktu sidak dengan barang bukti (barbuk) yang ingin ditemukan.
"Satu menit, dua menit waktu sidak barbuk bisa hilang enggak," tanya Denny kepada Gunarso dalam tes wawancara calon Dirjen PAS di Kemenkum HAM, Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Gunarso yang juga saat ini menjabat Inspektur Wilayah I Kemenkum HAM, mengakui sidak akan sia-sia bila pintu gerbang lapas tersebut lama dibuka petugas. "Bisa pak," ujarnya.
Sebelumnya, Gunarso dalam sesi wawancara dengan anggota Pansel Abdullah Hehamahua, menyebut Denny Indrayana salah dalam sikapi strategi saat kunjungan ke Lapas di Pekanbaru, Riau. "Mohon maaf, kalau menurut saya apa yang dilakukan Pak Wamen semua benar. Cuma ada sesuatu yang kurang terkait dengan strategi," ujar Gunarso.
Menurutnya, kesalahan itu terjadi pada peristiwa kedatangan Denny ke LP di Pekanbaru. Dia menuturkan, Denny yang mau menangkap narapidana (napi) narkoba masuk tanpa mengindahkan prosedur yang berlaku.
"Karena itu waktunya malam sebetulnya tidak bisa masuk begitu saja karena ada prosedur dan berjalan tiap tahun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Denny mengklaim, maklum saja bila ada petugas jaga saat itu yang tidak mengenalnya. Tapi kemudian, Denny kembali menyatakan kepada Gunarso bahwa sidak harus dilakukan secepat mungkin untuk mendapatkan hasil optimal.
"Tadi bapak katakan kalau datang ada prosedur. Yang saya lakukan di Pekanbaru kata bapak operasi. Operasi nunggu lima menit barbuknya hilang Pak," kata Denny.
Denny yang saat sesi tanya jawab antara Gunarso dan Abdullah Hehamahua lebih banyak menyimak itu, langsung menumpahkan semua yang ingin digalinya saat kesempatan ini.
Denny bahkan banyak menyinggung dan menanyakan soal kinerja Gunarso saat menjadi Kepala LP Kalianda pada 2007. Terutama terkait pungutan liar (pungli) hingga gratifikasi.
"Ada pegawai yang menyewakan HP dua orang, ketika saya tangkap ternyata ini punya petugas," tutur Gunarso.
Gunarso mengklaim, selama dirinya menjabat pada 2007 itu, tidak ada kasus penemuan narkoba ataupun jual beli fasilitas bagi narapidana. Tetapi tak sampai disitu, Denny kemudian mengejar lagi dengan pertanyaan lain.
"Petugas yang bawa HP ada pungli?" tanya Denny lagi. "Mereka menyewakan ada punglinya," tutur Gunarso.
Selain itu, Denny pun turut menanyakan keseharian Gunarso saat menjabat Kepala LP Kalianda. Dia bahkan menyinggung kepemilikan mobil pribadi, mobil dinas, dan penggunaannya.
"Pernah gunakan mobil dinas ke undangan?" selidik Denny.
Gunarso mengatakan, bahwa dirinya banyak menerima undangan resepsi ketika bertugas di Kalianda. Awalnya Gunarso menggunakan mobil pribadi untuk datang ke resepsi meski memiliki mobil dinas. Tetapi akhirnya dia mengakui pernah memakai mobil dinas untuk datang resepsi.
"Kadang-kadang tapi lebih sering mobil pribadi dengan keluarga," tandas Gunarso.
Baca juga berita Calon Dirjen PAS salahkan Denny Indrayana
(kri)