Penjelasan Mendikbud soal UN
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) M Nuh menyatakan, pemerintah memang ingin mengangkat kredibilitas Ujian Nasional (UN).
Mendikbud mengatakan, pihaknya telah menggunakan metode analisis khusus untuk menilai kompetensi dari setiap mata pelajaran.
Dia menambahkan, upaya untuk meningkatkan kredibilitas UN terfokus pada empat hal, yang pertama ialah soal ujian harus dapat mencerminkan kompetensi anak secara riil. "UN yang tetap akan dilaksanakan tahun depan akan meningkat kredibilitasnya jika soal ini terkompetensi dengan baik," katanya kepada wartawan, Selasa 24 September 2013.
Lebih lanjut dia mengatakan, upaya untuk meningkatkan kredibilitas UN yang kedua ialah, dari sistem pelaksanaan teknis. Mulai dari penggandaan, percetakan dan distribusi ke semua daerah.
Sedangkan fokus ketiga ialah sistem pengawasan dan keempat ialah evaluasi UN melalui penilaian. "Jika UN tidak dapat menjawab keempat hal itu maka kredibilitas UN menjadi kurang," terang mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini.
Sebelumnya, Pemerintah Pusat tidak akan melihat persentase kelulusan Ujian Nasional (UN), sebagai dasar intervensi ke daerah. Intervensi kebijakan pendidikan akan dilakukan melalui indeks kompetensi pendidikan.
Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan, indeks kompetensi pendidikan dianalisis melalui mata pelajaran, bahkan sampai pada tiap individu peserta didik.
Menurutnya, itu juga termasuk item per mata pelajaran apa yang terlemah yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). “Indeks kompetensi ini akan dianalisis dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten kota hingga sekolah,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta.
Mendikbud mengatakan, pihaknya telah menggunakan metode analisis khusus untuk menilai kompetensi dari setiap mata pelajaran.
Dia menambahkan, upaya untuk meningkatkan kredibilitas UN terfokus pada empat hal, yang pertama ialah soal ujian harus dapat mencerminkan kompetensi anak secara riil. "UN yang tetap akan dilaksanakan tahun depan akan meningkat kredibilitasnya jika soal ini terkompetensi dengan baik," katanya kepada wartawan, Selasa 24 September 2013.
Lebih lanjut dia mengatakan, upaya untuk meningkatkan kredibilitas UN yang kedua ialah, dari sistem pelaksanaan teknis. Mulai dari penggandaan, percetakan dan distribusi ke semua daerah.
Sedangkan fokus ketiga ialah sistem pengawasan dan keempat ialah evaluasi UN melalui penilaian. "Jika UN tidak dapat menjawab keempat hal itu maka kredibilitas UN menjadi kurang," terang mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini.
Sebelumnya, Pemerintah Pusat tidak akan melihat persentase kelulusan Ujian Nasional (UN), sebagai dasar intervensi ke daerah. Intervensi kebijakan pendidikan akan dilakukan melalui indeks kompetensi pendidikan.
Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan, indeks kompetensi pendidikan dianalisis melalui mata pelajaran, bahkan sampai pada tiap individu peserta didik.
Menurutnya, itu juga termasuk item per mata pelajaran apa yang terlemah yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). “Indeks kompetensi ini akan dianalisis dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten kota hingga sekolah,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta.
(maf)