Nudirman: Kalau jadi Ruhut, saya akan mundur
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Komisi III DPR RI, Nudirman Munir mengatakan, andai dirinya menjadi Ruhut Poltak Sitompul maka lebih memilih mengundurkan diri ketika ditunjuk sebagai Ketua Komisi III menggantikan Gede Pasek Suardika.
Pilihan itu disampaikan mengingat banyaknya penolakan dari anggota Komisi III yang tidak ingin mantan publik figur itu menjadi ketua komisi.
"Kalau saya jadi Ruhut, saya mundur enggak bersedia, tapi ketua Komisi III DPR itu hak Demokrat bisa digantikan dengan yang lain," kata Nudirman di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Politikus Partai Golkar ini mengakui bahwa kursi jabatan Ketua Komisi III merupakan jatah Fraksi Partai Demokrat. Namun anggota memiliki hak tolak seperti yang pernah dilakukan terhadap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gayus Lumbuun yang akhirnya diganti M Prakosa.
"Jadi individunya (Ruhut) yang ditolak, seperti kasus BK (Badan Kehormatan), Gayus Lumbuun yang akhirnya digantikan Prakosa kemudian Trimedya Panjaitan," tuntasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan mereka tidak akan mengubah keputusan dengan menunjuk Ruhut sebagai Ketua Komisi III menggantikan Pasek.
"Kami kira tidak (Ruhut tetap Ketua Komisi III), kenapa harus mengubah. Karena di sini azas nya harus saling menghargai. Kami juga tidak pernah menolak fraksi lain," kata Nurhayati sebelumnya.
Nurhayati pun menilai wajar jika ada penolakan, karena itu dinilainya bagian dari dinamika politik yang biasa terjadi.
"Ini kan merupakan dinamika di dalam politik dan biasa, memang ada hak memberikan tanggapan tetapi bukan penolakan," terangnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya pun meminta seluruh anggota Komisi III bisa memberikan kesempatan kepada mantan publik figur itu untuk memimpin komisi yang membidangi masalah hukum tersebut.
"Berikan (kesempatan) Pak Ruhut Sitompul memimpin bagaimana dia memimpin. Mungkin saat anggota bisa lebih santai, namun ketika jadi pemimpin harus punya leadership," tuntasnya.
Baca juga berita Rapat Komisi III rawan diboikot jika Ruhut jadi ketua
Pilihan itu disampaikan mengingat banyaknya penolakan dari anggota Komisi III yang tidak ingin mantan publik figur itu menjadi ketua komisi.
"Kalau saya jadi Ruhut, saya mundur enggak bersedia, tapi ketua Komisi III DPR itu hak Demokrat bisa digantikan dengan yang lain," kata Nudirman di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Politikus Partai Golkar ini mengakui bahwa kursi jabatan Ketua Komisi III merupakan jatah Fraksi Partai Demokrat. Namun anggota memiliki hak tolak seperti yang pernah dilakukan terhadap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gayus Lumbuun yang akhirnya diganti M Prakosa.
"Jadi individunya (Ruhut) yang ditolak, seperti kasus BK (Badan Kehormatan), Gayus Lumbuun yang akhirnya digantikan Prakosa kemudian Trimedya Panjaitan," tuntasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan mereka tidak akan mengubah keputusan dengan menunjuk Ruhut sebagai Ketua Komisi III menggantikan Pasek.
"Kami kira tidak (Ruhut tetap Ketua Komisi III), kenapa harus mengubah. Karena di sini azas nya harus saling menghargai. Kami juga tidak pernah menolak fraksi lain," kata Nurhayati sebelumnya.
Nurhayati pun menilai wajar jika ada penolakan, karena itu dinilainya bagian dari dinamika politik yang biasa terjadi.
"Ini kan merupakan dinamika di dalam politik dan biasa, memang ada hak memberikan tanggapan tetapi bukan penolakan," terangnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya pun meminta seluruh anggota Komisi III bisa memberikan kesempatan kepada mantan publik figur itu untuk memimpin komisi yang membidangi masalah hukum tersebut.
"Berikan (kesempatan) Pak Ruhut Sitompul memimpin bagaimana dia memimpin. Mungkin saat anggota bisa lebih santai, namun ketika jadi pemimpin harus punya leadership," tuntasnya.
Baca juga berita Rapat Komisi III rawan diboikot jika Ruhut jadi ketua
(kri)