Mendikbud: Konvensi tak batalkan UN
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan meski ada Konvensi UN namun UN akan tetap berjalan tahun depan. Konvensi hanya mencari format UN yang baik.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, UN tahun depan tetap akan berlangsung. Konvensi yang akan diselenggarakan menjelang akhir bulan ini hanya akan mencari metode UN dengan pendekatan sesuai perkembangan situasi saat ini. Kemendikbud akan menampung semua aspirasi yang secara akademis dan teknis dapat diterima semua pihak.
"Kita akan mencari bagaimana menyelenggarakan UN yang kredibel," katanya usai membuka Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Negeri Mataram, Lombok, NTB, Selasa (10/9/2013).
Mantan Menkominfo ini menjelaskan, Kemendikbud tetap akan memakai komposisi 60 persen penilaian UN dan 40 persen untuk ujian sekolah. Namun pada UN nanti dalam setiap butir soal ujian akan ada kompetensinya tersendiri.
Kompetensi mata pelajaran ini akan mampu mengukur kompetensi per nomor soal yang sedang diujikan. Lalu dari kompetensi siswa UN juga mampu mengukur kompetensi sekolah yang berlanjut ke kabupaten kota.
Selanjutnya, pemetaan kompetensi ini ialah mengukur perbandingan capaian dan kesenjangan setiap provinsi. Dari pengukuran kompetensi inilah yang akan dirangkum sebagai acuan nasional untuk menyusun target dan strategi kebijakan nasional.
Mendikbud menyatakan, pertanyaan terbesar yang mengemuka ialah bagaimana pemerintah mendapat semua data tersebut tanpa ada ujian yang berkonsekuensi ke lulus dan tidaknya siswa. Dia menegaskan, dalam metode akademik apapun sebuah pemetaan nasional itu harus diselenggarakan dalam suatu ujian.
"Pemerintah harus mendapat data seakurat mungkin. Dan data detail itu dimungkinkan jika ada ujian yang bernilai konsekuensi pada siswa. Jika tidak ada pembeda maka tidak akan mampu menangkap suatu pemetaan untuk menghasilkan suatu kebijakan," terangnya.
Peraih bintang Mahaputera Adipradana ini menambahkan, tidak hanya Indonesia yang menyelenggarakan penilaian akhir semacam UN. Namun negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Perancis juga menerapkan.
Ada juga Mesir, Filipina, dan Arab Saudi juga melakukan ujian nasional. Dia menyatakan, dalam konvensi nanti Kemendikbud akan memaparkan UN pembanding dari negara lain ini ke setiap peserta.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, UN tahun depan tetap akan berlangsung. Konvensi yang akan diselenggarakan menjelang akhir bulan ini hanya akan mencari metode UN dengan pendekatan sesuai perkembangan situasi saat ini. Kemendikbud akan menampung semua aspirasi yang secara akademis dan teknis dapat diterima semua pihak.
"Kita akan mencari bagaimana menyelenggarakan UN yang kredibel," katanya usai membuka Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Negeri Mataram, Lombok, NTB, Selasa (10/9/2013).
Mantan Menkominfo ini menjelaskan, Kemendikbud tetap akan memakai komposisi 60 persen penilaian UN dan 40 persen untuk ujian sekolah. Namun pada UN nanti dalam setiap butir soal ujian akan ada kompetensinya tersendiri.
Kompetensi mata pelajaran ini akan mampu mengukur kompetensi per nomor soal yang sedang diujikan. Lalu dari kompetensi siswa UN juga mampu mengukur kompetensi sekolah yang berlanjut ke kabupaten kota.
Selanjutnya, pemetaan kompetensi ini ialah mengukur perbandingan capaian dan kesenjangan setiap provinsi. Dari pengukuran kompetensi inilah yang akan dirangkum sebagai acuan nasional untuk menyusun target dan strategi kebijakan nasional.
Mendikbud menyatakan, pertanyaan terbesar yang mengemuka ialah bagaimana pemerintah mendapat semua data tersebut tanpa ada ujian yang berkonsekuensi ke lulus dan tidaknya siswa. Dia menegaskan, dalam metode akademik apapun sebuah pemetaan nasional itu harus diselenggarakan dalam suatu ujian.
"Pemerintah harus mendapat data seakurat mungkin. Dan data detail itu dimungkinkan jika ada ujian yang bernilai konsekuensi pada siswa. Jika tidak ada pembeda maka tidak akan mampu menangkap suatu pemetaan untuk menghasilkan suatu kebijakan," terangnya.
Peraih bintang Mahaputera Adipradana ini menambahkan, tidak hanya Indonesia yang menyelenggarakan penilaian akhir semacam UN. Namun negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Perancis juga menerapkan.
Ada juga Mesir, Filipina, dan Arab Saudi juga melakukan ujian nasional. Dia menyatakan, dalam konvensi nanti Kemendikbud akan memaparkan UN pembanding dari negara lain ini ke setiap peserta.
(kri)