Tolak konvensi, Mahfud MD pasang langkah cerdas
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memutuskan mundur dari konvensi penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat. Ia mengambil keputusan itu setelah berkonsultasi dengan para ulama dan tokoh agama.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto menilai, keputusan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurahman Wahid itu sudah tepat. Karena sangat rentan bagi tokoh-tokoh eksternal Demokrat untuk mengikuti konvensi.
"Alasan Mahfud saya kira sangat cerdas dan mempunyai visi ke depan. Sebab Mahfud sangat hati-hati terkait dengan aturan yang nanti akan diterapkan bagi pemenang konvensi," ujarnya kepada Sindonews, Kamis (29/8/2013) malam.
Selain itu, lanjutnya, mundurnya Mahfud menjadi tamparan bagi Partai Demokrat dan Komite Konvensi yang belum mengeluarkan aturan tertulis terkait mekanisme pemenang konvensi. Ini justru menunjukkan bahwa mekanisme konvensi masih memiliki beberapa kelemahan.
"Saya juga mengkritisi apa yg dilakukan oleh komite yang bertanya kepada para calon, seperti melakukan interview pekerjaan kepada para calon peserta konvensi," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Mahfud MD secara resmi menyampaikan tidak akan ikut konvensi capres Partai Demokrat. Dia mengakui, keputusan tersebut setelah berkonsultasi dengan para ulama.
"Setelah saya merenung dan berkonsultasi, salat istikharah dan berdiskusi, saya memutuskan tidak mengikuti Konvensi Partai Demokrat," kata Mahfud MD di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan.
Diakuinya, keputusan tidak ikut Konvensi Demokrat setelah berkonsultasi dengan para kiai dari pondok pesantren baik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Tak hanya itu, dia juga berkosultasi dengan para petinggi gereja dan koleganya. Menurutnya mereka menyarankan supaya tidak ikut Konvensi Demokrat.
Kendati demikian, kata Mahfud ada juga yang menyarankan supaya ikut Konvensi Demokrat, supaya mendapat tiket menjadi capres. "Saya berdoa agar Partai Demokrat dapat memperoleh calon presiden yang baik, agar masa depan Indonesia menjadi lebih baik pula," tegasnya.
Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) ini merasa terhormat masih diberi kesempatan oleh panitia Konvensi Partai Demokrat. "Saya sungguh terharu dan terhormat dan mengapresiasi kehormtan komite yang telah menyampaikan undangan," pungkasnya.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto menilai, keputusan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurahman Wahid itu sudah tepat. Karena sangat rentan bagi tokoh-tokoh eksternal Demokrat untuk mengikuti konvensi.
"Alasan Mahfud saya kira sangat cerdas dan mempunyai visi ke depan. Sebab Mahfud sangat hati-hati terkait dengan aturan yang nanti akan diterapkan bagi pemenang konvensi," ujarnya kepada Sindonews, Kamis (29/8/2013) malam.
Selain itu, lanjutnya, mundurnya Mahfud menjadi tamparan bagi Partai Demokrat dan Komite Konvensi yang belum mengeluarkan aturan tertulis terkait mekanisme pemenang konvensi. Ini justru menunjukkan bahwa mekanisme konvensi masih memiliki beberapa kelemahan.
"Saya juga mengkritisi apa yg dilakukan oleh komite yang bertanya kepada para calon, seperti melakukan interview pekerjaan kepada para calon peserta konvensi," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Mahfud MD secara resmi menyampaikan tidak akan ikut konvensi capres Partai Demokrat. Dia mengakui, keputusan tersebut setelah berkonsultasi dengan para ulama.
"Setelah saya merenung dan berkonsultasi, salat istikharah dan berdiskusi, saya memutuskan tidak mengikuti Konvensi Partai Demokrat," kata Mahfud MD di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan.
Diakuinya, keputusan tidak ikut Konvensi Demokrat setelah berkonsultasi dengan para kiai dari pondok pesantren baik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Tak hanya itu, dia juga berkosultasi dengan para petinggi gereja dan koleganya. Menurutnya mereka menyarankan supaya tidak ikut Konvensi Demokrat.
Kendati demikian, kata Mahfud ada juga yang menyarankan supaya ikut Konvensi Demokrat, supaya mendapat tiket menjadi capres. "Saya berdoa agar Partai Demokrat dapat memperoleh calon presiden yang baik, agar masa depan Indonesia menjadi lebih baik pula," tegasnya.
Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) ini merasa terhormat masih diberi kesempatan oleh panitia Konvensi Partai Demokrat. "Saya sungguh terharu dan terhormat dan mengapresiasi kehormtan komite yang telah menyampaikan undangan," pungkasnya.
(kri)