Ilmu perpustakaan Indonesia jauh tertinggal

Senin, 26 Agustus 2013 - 13:31 WIB
Ilmu perpustakaan Indonesia jauh tertinggal
Ilmu perpustakaan Indonesia jauh tertinggal
A A A
Sindonews.com - Perpustakaan di Indonesia dari segi keilmuan dinilai jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dikarenakan dosen dan praktisi ilmu perpustakaan yang ada tidak berupaya menambah referensi keilmuannya terkait perkembangan perpustakaan masa kini.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Inddonesia (FPPTI) Pusat Ida Fajar. Menurut Ida, sama halnya keilmuan yang lain, ilmu perpustakaan juga memiliki perkembangan dan tren-tren terbaru. Sayangnya hal tersebut tidak diikuti oleh dosen maupun pustakawan di Indonesia.

"Salah satu penyebabnya, para praktisi yang ada saat ini kesulitan berbahasa Inggris. Padahal hampir semua referensi berbahasa Inggris. Selain itu, dosen maupun praktisi perpustakaan kita kurang bersemangat mengikuti pertemuan internasional terkait perpustakaan. Alasannya masih sama, tak ada dana," ujarnya dalam pertemuan FPPTI se-Indonesia di UKDW Yogyakarta Senin (26/8/2013).

Dikatakan Ida, dengan tidak berkembangnya keilmuannya, perpustakaan sebagai sumber pemberi informasi menjadi tidak bisa memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Dan untuk mengatasi hal tersebut, langkah jangka pendek yang bisa ditempuh ialah membangun jaringan.

"Masyarakat sebagai pengguna perpustakaan dapat dipastikan berubah mengikuti zaman dan perkembangan teknologi. Untuk itu penting sekali membangun jaringan dari berbagai kalangan oleh pustakawan dan dosen. Dengan jaringan yang luas, semua informasi perkembangan perpustakaan akan mudah diperoleh dan diterapkan demi memenuhi kebutuhan pengguna," imbuh mantan kepala Perpustakaan UGM ini.

Ida mengakui, perkembangan perpustakaan, baik milik PT, sekolah maupun pemerintah daerah di DIY masih terbilang baik. Hal ini dikarenakan pihak pemerintah DIY yakni Gubernur turut mendukung perkembangan perpustakaan melalui anggaran pemerintah daerah. Sayangnya, kemajuan di DIY tersebut tidak diimbangi dengan kemajuan perpustakaan secara nasional.

"Perpustakaan kita lemah dalam pengembangan secara nasional. Sampai saat ini tidak ada visi besar dari pengembangan perpustakaan tingkat nasional. Sejak berlakunya otonomi daerah, perpustakaan nasional seakan terpisah dengan perpustakaan daerah. Tiap perpustakaan atau kelompok perpustakaan seperti jalan sendiri-sendiri," jelasnya.

Kondisi yang demikian itulah, menurut Ida yang menjadi salah satu faktor kurang berkembangnya perpustakaan di Indonesia. Dikatakannya, pengintegrasian antar perpustakaan secara nasional sangat perlu dan memiliki manfaat baik. Dengan saling terintegrasi, proses mengecekan kondisi perpustakaan dan upaya melayani pengguna sebaik mungkin bisa dilakukan.

"Kalau saling terintegrasi, akan sangat mudah mengecek kondisi perpustakaan yang ada. Selain itu, pengguna akan selalu bisa mendapatkan informasi yang dicari meski mungkin informasi tersebut tidak dimiliki oleh perpustakaan yang ia datangi. Semua itu dipenuhi melalui integrasi dan membangun jaringan," tuturnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1562 seconds (0.1#10.140)
pixels