Parpol tak dipercaya, picu golput meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei, dengan hasil bahwa partai politik (parpol) menjadi institusi politik yang paling tidak dipercaya oleh masyarakat.
Pengamat politik dari Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mengatakan, jika hal tersebut terjadi, tidak perlu mempertanyakan lagi, kalau di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang, golongan putih (golput) meningkat.
"Pasalnya, masyarakat tidak mempunyai pilihan lain, sedangkan yang ada hanyalah parpol yang diketahui sudah memiliki rekam jejak buruk di dunia hukum. Kemudian untuk masyarakat yang enggan menggunakan hak pilihnya, kemudian memilih untuk golput," kata Sugiyanto, saat dihubungi Sindonews, Rabu (24/7/2013).
Menurutnya, seandainya jumlah golput terus meningkat dan menjadi lebih banyak dari pada jumlah pemilih. Maka harus ada evaluasi soal legitimasi pemerintahan atas penggunaan hak pilih yang dilakukan oleh masyarakat.
"Karena itu perlu ada evaluasi soal legitimasi rakyat menggunakan hak pilihnya, karena setiap diadakan pemilu, jumlah golput selalu meningkat. Karena masyarakat menilai, apapun yang dilakukan parpol, sudah tidak dapat lagi dipercaya. Karena terlalu banyak masalah yang dilakukan parpol maupun elite parpol," pungkasnya.
Berikut hasil survei IPI terhadap kepercayaan masyarakat terhadap institusi masyarakat:
Presiden:
Sangat Percaya: 68 persen
Sedikit Percaya: 26 persen
Tidak tahu: 6 persen
Menteri-menteri:
Sangat Percaya: 54 persen
Sedikit Percaya: 36persen
Tidak tahu: 10 persen
DPR:
Sangat Percaya: 41 persen
Sedikit Percaya: 49 persen
Tidak tahu: 10 persen
Parpol:
Sangat Percaya: 31 persen
Sedikit Percaya: 58 persen
Tidak tahu: 11 persen
Politisi:
Sangat Percaya: 30 persen
Sedikit Percaya: 57 persen
Tidak tahu: 13 persen
Pengamat politik dari Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mengatakan, jika hal tersebut terjadi, tidak perlu mempertanyakan lagi, kalau di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang, golongan putih (golput) meningkat.
"Pasalnya, masyarakat tidak mempunyai pilihan lain, sedangkan yang ada hanyalah parpol yang diketahui sudah memiliki rekam jejak buruk di dunia hukum. Kemudian untuk masyarakat yang enggan menggunakan hak pilihnya, kemudian memilih untuk golput," kata Sugiyanto, saat dihubungi Sindonews, Rabu (24/7/2013).
Menurutnya, seandainya jumlah golput terus meningkat dan menjadi lebih banyak dari pada jumlah pemilih. Maka harus ada evaluasi soal legitimasi pemerintahan atas penggunaan hak pilih yang dilakukan oleh masyarakat.
"Karena itu perlu ada evaluasi soal legitimasi rakyat menggunakan hak pilihnya, karena setiap diadakan pemilu, jumlah golput selalu meningkat. Karena masyarakat menilai, apapun yang dilakukan parpol, sudah tidak dapat lagi dipercaya. Karena terlalu banyak masalah yang dilakukan parpol maupun elite parpol," pungkasnya.
Berikut hasil survei IPI terhadap kepercayaan masyarakat terhadap institusi masyarakat:
Presiden:
Sangat Percaya: 68 persen
Sedikit Percaya: 26 persen
Tidak tahu: 6 persen
Menteri-menteri:
Sangat Percaya: 54 persen
Sedikit Percaya: 36persen
Tidak tahu: 10 persen
DPR:
Sangat Percaya: 41 persen
Sedikit Percaya: 49 persen
Tidak tahu: 10 persen
Parpol:
Sangat Percaya: 31 persen
Sedikit Percaya: 58 persen
Tidak tahu: 11 persen
Politisi:
Sangat Percaya: 30 persen
Sedikit Percaya: 57 persen
Tidak tahu: 13 persen
(maf)