Istana sesalkan kerusuhan TKI di KJRI Jeddah
A
A
A
Sindonews.com - Pihak Istana Kepresidenan menyesalkan adanya tindakan tidak tertib dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI), sehingga terjadi kerusuhan di depan kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), di Jeddah, pada Minggu 9 Juni 2013, sekira pukul 18.40 WIB.
"Kita menyesalkan adanya tindakan tak tertib dari TKI yang sedang mengurus dokumen over stay mereka di KJRI," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah di halaman Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013).
Sebenarnya, kata dia, tindakan pengerusakan yang kini sedang dikaji lebih lanjut itu tidak perlu terjadi. Lebih lanjut dia menyampaikan, sekira dua hari yang lalu sebenarnya ada sekira 12 ribu Warga Negara Indonesia (WNI) atau TKI yang mengurus paspor atau surat pelaksana paspor di KJRI.
KJRI, ujar dia, sejauh ini bisa memfasilitasi sekira 5.000 dokumen tersebut perharinya. "Mengingat kondisi yang di luar kebiasaan tersebut, setelah diinfokan mereka tidak dapat melayani kita, tidak dapat kembali keesokan harinya, ada tindakan tak terpuji yang dilakukan TKI di sana. Seperti diketahui bersama, pada hari Minggu kemarin ada tindakan yang mengarah kepada anarkis," tuturnya.
Untuk diketahui, kantor KJRI RI di Jeddah, Arab Saudi, yang berada di Jalan Al Rehab Distrik, dibakar TKI. Peristiwa itu terjadi Minggu 9 Juni 2013 pukul 18.40 WIB.
Sebelum terjadi pembakaran, TKI bermasalah mengantre untuk mengurus Surat perjalanan Laksana Parpor (SPLP) sebagai syarat mendapatkan paspor dan izin kerja tinggal atau identitas diri (Iqoma). Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi menyulut aksi mereka itu. Yang jelas saat mengantre itu kondisi suhu panas sangat terik.
"Kita menyesalkan adanya tindakan tak tertib dari TKI yang sedang mengurus dokumen over stay mereka di KJRI," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah di halaman Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013).
Sebenarnya, kata dia, tindakan pengerusakan yang kini sedang dikaji lebih lanjut itu tidak perlu terjadi. Lebih lanjut dia menyampaikan, sekira dua hari yang lalu sebenarnya ada sekira 12 ribu Warga Negara Indonesia (WNI) atau TKI yang mengurus paspor atau surat pelaksana paspor di KJRI.
KJRI, ujar dia, sejauh ini bisa memfasilitasi sekira 5.000 dokumen tersebut perharinya. "Mengingat kondisi yang di luar kebiasaan tersebut, setelah diinfokan mereka tidak dapat melayani kita, tidak dapat kembali keesokan harinya, ada tindakan tak terpuji yang dilakukan TKI di sana. Seperti diketahui bersama, pada hari Minggu kemarin ada tindakan yang mengarah kepada anarkis," tuturnya.
Untuk diketahui, kantor KJRI RI di Jeddah, Arab Saudi, yang berada di Jalan Al Rehab Distrik, dibakar TKI. Peristiwa itu terjadi Minggu 9 Juni 2013 pukul 18.40 WIB.
Sebelum terjadi pembakaran, TKI bermasalah mengantre untuk mengurus Surat perjalanan Laksana Parpor (SPLP) sebagai syarat mendapatkan paspor dan izin kerja tinggal atau identitas diri (Iqoma). Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi menyulut aksi mereka itu. Yang jelas saat mengantre itu kondisi suhu panas sangat terik.
(maf)